BELAJAR MENYAYANGI SESAMA DI KOLKATA INDIA

Assalamualaikum wrwb.

Mari kita syukuri anugrah dan karunia Allah yang kita terima, hari ini kota sehat afiat dan dapat melaksanakan aktifitas kita hari ini. Jangan lupa kita niatkan ibadah kepada-Nya. Karena memaang misi dilahirkannya kita di dunia ini adalah mengabdi kepada-Nya. Mengabdi dalam bentuk ritual sudah diatur tata cara (kaifiyat)-nya, namun itu semua tidak berarti, manakala tidak dibuktikan dengan ibadah sosial kita kepada sesama dan makhluk lainnya.

Shalawat dan salam mari kita lantunkan untuk Baginda Rasulullah saw, keluarga, dan para sahabat. Semoga semua urusan kita hari ini dimudahkan oleh Allah, dan kelak di akhirat kita dipayungi oleh syafaat beliau.

Saudaraku, atas karunia-Nya juga, saya sebagai direktur pascasarjana UIN Walisongo bersama 13 orang pimpinan UIN Walisongo, semua dekan fakultas, wakil rektor 1 dan 2, berkesempatan untuk melakukan akademik dan budaya ke Kolkata India. Kolkata — dulu dikenal sebagai Calcuta, adalah ibukota negara bagian  Bengal Barat. Termasuk kota tua, karena India yang dulunya adalah “jajahan” Inggris, didirikan Raja Inggris tahun 1773-1911. Sekarang dikenal sebagai kota besar arsitektur, galeri seni, dan festival budayanya. Juga menjadi rumah Ibu, markas penyebaran misi santunan yang didirikan oleh Bunda Teresa (kolkata, city in India).

Kota Kolkata yang berada di Koordinat 22°34′N 88°22′E / 22.567°N 88.367°E, Negara India, Negara Bagian Bengal Barat, Datuk Bandar Bikash Ranjan Bhattacharya, berpenduduk 4,580,544 (2001), sekarang sekitar 5,1 juta, mempunyai luas wilayah  24,760/km2 (64,128/sq mi), 14,681,589 (3rd) (2006; luas wilayah 185 km2 (71 sq mi) dengan ketinggian  9 m (30 kaki) di atas permukaan air laut (www.kolkatamycity.com). Sementara jumlah penduduk Negara Bagian Bengal atau Benggala Barat ada yang menyebutkan berpenduduk 25 juta orang san 50% memeluk agama Islam.

Dalam versi lain, Kolkata didirikan Inggris tahun 1690, ditaklukkan oleh kepala daerah Benggala tahun 1757, direbut kembali oleh Clive 1757. Pernah menjadi ibukota India pada tahun 1833-1912. Meskipun cukup banyak kemajuan di Kolkata, tetapi begitu keluar dari Bandara Internasional Negaji Subhas Chandra Bose, yang terletak di Dum Dum, dengan kode CCU, masih terlihat banyak mobil taksi, yang sudah jadi mobil sangat antik di Indonesia.

Yang menarik adalah, di Kolkata ini banyak perguruan tinggi ternama. Universitas Calcutta meruoakan PT terkemuka di India. Didirikan tahun 1857, dengan 22.000 mahasiswa, dan tahun 2011 berada di peringkat 600 versi QS Ranking, dan 2012 menembus ranking 150 besar PT Dunia (www.berkuliah.com). Ada Jadavpur University, Maulana Abul Kalam Azad University, University of Kaylani, St. Xavier’s College, Presidency University, West Bengal State University, Aliah University, Rabindra Bharati University, Indian Statistical Institute, Techno India, dan lain-lain.

Data tahun 2001 menunjukkan, Kolkata memiliki kadar pendidikan (kebolehan membaca) 75%, melebihi kadar rerata kebangsaan 59.5%; dengan 57% lelaki dan 43% wanita mampu membaca, 8% dari populasi berusia di bawah 6 tahun (2001)(ms.m.wikipedia.org). Tampaknya Kolkata termasuk kota yang dianggap lebih maju dibanding negara bagian lainnya.

Banyak destinasi wisata yang menarik dikunjungi di Kolkata. Ada Victoria Memorial Hall, Dakshineswar Kali Temple, Mother House, Jorasanko Thakur Bari, Swami Vivekananda’s, Museum Teknologi, Birla Temple, St. John’s Church, Eden Gardens, dan Howrah Bridge (www.tripadvisor.co.id).

Negara India Jumlah Penduduknya tahun 2017 mencapai 1,342,512,000 Jiwa (Satu Milliar Tiga Ratus Empat Puluh Dua Juta Lima Ratus Dua Belas Ribu) Jiwa menyumbang 18,7% pendudjk dunia. Negara India (Republic of India) adalah negara dengan jumlah penduduk no 2 terbanyak di dunia setelah China. Sementara China penduduknya mencapai 1.385.810.000 (Satu Milyar Tiga Ratus Delapan Puluh Lima juta, delapa  ratus sepuluh ribu jiwa) per Oktober 6, 2017 atau 17,7% penduduk dunia (m.wikipedia.org). Amerika mencapai 326.882.000 jiwa atau 4,4% dan Indonesia mencapai 255,461,700 jiwa per Juli 2017 atau 3,44%.

Sebagai negara yang penduduk besar, selain butuh manajemen yang profesional, juga bagaimana menjadi kerukunan antar warganya, agar dapat terjalin persatuan dna perdamaian. Dalam versi tribunnews.com, Konflik antaretnis yang pecah di Provinsi Assam, Timur India, Rabu (25/7/2012), mengakibatkan 32 orang tewas, dan membuat 150 ribu orang meninggalkan rumah mereka. “Ketegangan di bawah permukaan antara suku mayoritas Bodø dengan suku imigran minoritas Muslim meledak menjadi pertumpahan darah di Kabupaten Kokrajhar, yang berbatasan dengan negara tetangga Bhutan,” kata Kepala Polisi Darah Assam, JN Chaudhury, seperti dikutip dari CNN.

Apa yang kita dapat ambil pelajaran? Tentu pertama, kita ingat sosok Bunda Theresa. Tokoh kharismatik, yang diabadikan dengan gedung dan museum Mother Housenya, dan misi karitatifnya. Memang gerakan Mother Theresa ini adalah gerakan missionaris.  Kedua, bagaimana menjaga kerukunan. Negara kita tampaknya sudah dikenal sebagai negara yang penduduknya paling majemuk, akan tetapi memiliki keunggulan sebagai  negara yang paling sejuk, kondusif, dan menjadi kiblat dan model kerukunan di dunia.

Apa yang dilakukan oleh Mother Theresa yang menghabiskan umurnya untuk menyayangi anak-anak yang papa, terlantar, dan miskin, dan sekarang juga masih diteruskan. Bahkan di museumnya, juga masih menjadi salah satu destinasi wisata di Kolkata India. Ini mengingatkan kita pada penjelasan Al-Quran: “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Shabiin, siapa di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal shaleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS. Al-Baqarah: 62). Demikian juga QS. Al-Maidah: 69.

Apakah apa yang dilakukan Mother Theresa dalam pandangan dan pemahaman kita dalam perspektif Islam bisa diterima, atau tidak karena agamanya berbeda, saya tidak mau memasuki wilayah itu. Memang Allah menegaskan dalam QS. An-Nahl: 97;

 

من عمل صالحا من ذكر او انثى وهو مؤمن فلنحيينه حيوة طيبة ولنجزينهم اجرهم باحسن ما كانوا يعملون  النحل ٩٧

 

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebjh dari apa yang telah mereka kerjakan”.

Saudaraku,  bagi kita yang menganut agama Islam, kita memiliki idola dan teladan yang baik, yakni Rasulullah saw. Dalam bukan Muharram dan berbagai kesempatan lainnya, beliau mengajarkan untuk berbagi kepada anak-anak yatim, mengusap-usap kepala mereka seraya berdoa dan mengasihi mereka, agar mereka bisa mendapatkan dan terpenuhi hak-hak hidupnya secara normal.

Kewajiban zakat yang 2,5% persen dari penghasilan kita, mari kita tingkatkan, agar janban sampai di salam harta kita terselip harta yang sesungguhnya itu hak para fakir miskin, dan anak-anak yang sangat membutuhkan perhatian, pertolongan, dan kepedulian yang tinggi kepada mereka. Kaarena sesungguhnya, harta kita yang sesungguhnya, adalah hata yang kita sedekahkan kepada orang lain. Apalagi jika kita mampu secara disiplin, mengeluarkannya setiap tahun, dan didistribusikan melalui amil zakat. Agar penanganan para mustahiq bisa dipersiapkan dengan baik, agar mampu memberdayakan mereka, dan secara bertahap juga mengentaskan mereka dari kemiskinan.

Rasulullah saw mengingatkan kepada kita, “nyaris kefakiran (orang fakir) itu menjadikan kufur”. Ini tentu menjadi cambuk dan pengingat bagi kita semua, agar dengan ikhlas menjadi penyantun yang peduli kepada sesama. Insyaa Allah hidup kita akan dimuliakan oleh Allah. Kalau Anda menemukan kebijaksanaan atau hikmah, maka ambillah.

Allah a’lam bi sh-shawab.

Wassalamjalaikum wrwb.

Hotel Fern Kolkata India, 8/10/2017.

DILEMA KEADILAN DI PUSARAN POLITIK DAN HUKUM

Assalamualaikum wrwb.
      Mari kita syukuri anugrah dan karunia Allah. Hanya karena kasih sayang dan anugrah-Nya kita sehat afiat dan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan kita hari ini dengan baik dna lancar. Semoga kemanfaatan dan keberkahan senantiasa menyelimuti kita.
       Shalawat dan salam mari kita senandungkan mengiringi Allah dan para Malaikat yang senantiasa bershalawat untuk Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan para pengikut setia beliau. Semoga semua urusan kita dimudahkan oleh Allah, dan kelak di akhirat kita akan dipayungi oleh syafaat beliau.
       Saudaraku, Anda yang rajin mengikuti berita di media, begitu mengetahui hakim Cepi Iskandar menerima dan mengabulkan praperadilan “tersangka” Setya Novanto, rasanya akan terbawa emosi kita menjadi ikut “geram”. Bahkan Komisi Yusdisial (KY) pun, ikut “gerah” dan “penasaran” dan sudah “ancang-ancang” akan menelusuri ada apa dan mengapa dengan hakim Cepi Iskandar. Bahkan sosiolog Imam B. Prasodjo pun tidak “tahan” menahan kegalauan dan “kegalauan”nya, dan mengungkapkannya lewat media sosial.
       Lebih dari itu, KY mempelajari laporan atas Cepi Iskandar, hakim Cepi. Cepi dilaporkan terkait dengan tidak diputarnya bukti rekaman yang diajukan KPK dalam pemeriksaan perkara praperadilan Novanto. Ketua KY, Aidul Fitriciada Azhari akan menindaklanjuti, dan melakukan “audit” apakah hakim Cepi profesional. Aidul, akan memulai menindaklanjuti laporan itu pekan ini. Proses ini bisa memakan waktu dua minggu sampai dua bulan ke depan.
       KY sudah mengambil langkah, kata Aidul, kita sudah mengumpulkan saksi dan bukti, nanti kita akan konfrontir satu sama lain. Kalau memang ditemukan dugaan pelanggaran, nanti kita akan memeriksa Pak Cepi sendiri”.
       Saudaraku, Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan kepada kita semua berbuat adil, karena dengan berbuat adil lebih dekat kepada taqwa. Allah SWT mengingatkan kepada kita:
يا ايها الذين امنوا كونوا قوامين لله شهداء بالقسط ولا يجرمنكم شناءن قوم على ان لا تعدلوا   اعدلوا هو اقرب للتقوى  واتقوا الله  ان الله خبير بما تعملون.  المائدة ٨
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Maidah: 8).
       Saudaraku, berbuat adil dan mewujudkan keadilan, memang tidak mudah. Karena di dalamnya mengandung subyektifitas. Adil dan keadilan bisa didefinisikan, akan tetapi tidak mudah diwujudkan dan diimplementasikannya. Rasulullah saw mengingatkan kita:
عن ابن عباس رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ( لو يُعطى الناس بدعواهم ، لادّعى رجالٌ أموال قوم ودماءهم ، لكن البيّنة على المدّعي واليمين على من أنكر..
Riwayat dari Ibnu ‘Abbas ra. mengatakan, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sekiranya manusia diberikan apa yang mereka inginkan atau tuntut, sungguh banyak orang akan menuntut harta-harta suatu kaum dan darah mereka, akan tetapi bukti itu wajib (ditunjukkan) oleh penuntut atau pendakwa, dan sumpah bagi orang yang mengingkarinya” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
       Saudaraku, biarlah soal hakim Cepi, akan diperiksa oleh KY. Tampaknya, KY sudah mengantongi rekam jejak (track record) tentang hakim Cepi. Tahun 2014 dilaporkan karena kasus di Pengadilan Negeri Purwakarta. Kedua, tahun 2015 di PN Depok. Ketiga, laporan tahun 2016 kasus praperadilan PN Jaksel Nomor 110. Dan yang terbaru, praperadilan saudara Setya Novanto, 2017.
       Kita tidak tahu mana yang adil. Karena itu, bangsa ini sangat membutuhkan pimpinan yang jujur, baik dari pejabat legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Atau memang di negeri kita Indonesia yang kita cintai ini, sudah tidak mudah lagi mendapatkan kejujuran dan keadilan, karena sudah tergadaikan oleh kepentingan urusan materi-duniawi dan jabatan yang sarat dengan ujian dan cobaan materi. Atau sebaliknya, karena semua sudah menyatu antara hati, fikiran, dan kenyataannya, menjadi orang-orang yang jujur. Semoga demikian adanya, sehingga bangsa yang jujur akan siap-siap mendapatkan kemakmuran dan ketenteraman duniawi dan ukhrawi.
        Boleh jadi ketika hakim Cepi Iskandar memeriksa perkara praperadilan Setya Novanto, sudah meyakini bahwa berdasarkan bukti-bukti dan prosedur yang dilakukan oleh KPK ada kekurangan yang tidak dipenuhi. Tentu soal itu, pasti nanti akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Kita masih bisa berharap kepada KY untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Atau jangan-jangan yang adil hanya Allah saja, sementara para hakim tetap digelayuti keadilan sebagaimana dipersepsikan oleh dirinya. Allah a’lam bi sh-shawab.
       Mari kita simak peringatan Rasulullah saw kepada para hakim. Sebagaimana hadits berikut:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَسَّانَ السَّمْتِيُّ حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ خَلِيفَةَ عَنْ أَبِي هَاشِمٍ عَنْ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْقُضَاةُ ثَلَاثَةٌ وَاحِدٌ فِي الْجَنَّةِ وَاثْنَانِ فِي النَّارِ فَأَمَّا الَّذِي فِي الْجَنَّةِ فَرَجُلٌ عَرَفَ الْحَقَّ فَقَضَى بِهِ وَرَجُلٌ عَرَفَ الْحَقَّ فَجَارَ فِي الْحُكْمِ فَهُوَ فِي النَّارِ وَرَجُلٌ قَضَى لِلنَّاسِ عَلَى جَهْلٍ فَهُوَ فِي النَّارِ قَالَ أَبُو دَاوُد.
Muhammad bin Hassan as-Samti berkata kepada kami, Khalaf bin Khalifah menceritakan kepada kami, dari Abu Hasyim, dari Ibnu Buraidah, dari ayahnya, dari Nabi saw bersabda: “Qadli atau hakim itu ada tiga, satu di surga, dan dua di neraka. Adapun hakim yang di surga, maka adalah seseorang (hakim) yang mengetahui kebenaran dan memutuskan dengan kebenaran. Seseorang (hakim) yang mengetahui kebenaran, dan sembrono dalam memutuskan hukum, maka ia di neraka. Dan seseorang (hakim) yang memutuskan (perkara) atas seseorang atas dasar kebodohan” (Riwayat Abu Dawud).
       Saudaraku, kita semua merindukan negara kita Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dalam UUD 1945 sudah menegaskan sebagai negara hukum, sudah semestinya menjadi negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum secara adil dan berkeadilan. Keadilan ini bersifat lintas agama, lintas etnis, lintas budaya, karena bersifat universal. Al-Qur’an menegaskan, “sesungguhnya Allah memerintah kamu berbuat adil dan berbuat baik”.
       Semoga kita mampu memulai dari diri kita, berbuat adil dan berbuat baik kepada siapapun. Kita doakan semua para pemimpin kita, baik di legislatif, eksekutif, dan yudikatif, dan seluruh pejabat di negara kita yang seharusnya sangat hebat, dapat hijrah atau move on, dari yang belum adil menjadi lebih adil. Dari masih bermain-main dalam soal keadilan, bisa menjadi lebih bersungguh-sungguh membangun hukum dan budaya hukum yang adil. Insyaa Allah jika bisa mengawali dari diri kita masing-masing dengan adil, kita akan mendapati hidup kita lebih berkah dan diridlai Allah. Insyaa Allah dengan adil, kita dapat berharap terwujudnya baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur.
       Allah a’lam bi sh-shawab.
Wassalamualaikum wrwb.

WAYANG DAN SPIRIT KE-BHINNEKA-AN UNTUK INDONESIA DAMAI YANG BERMARTABAT

Assalamualaikum wrwb.
       Mari kita syukuri nikmat dan karunia Allah, pagi ini kita sehat afiat dan dapat melaksanakan aktifitas kita, ada yang upacara memperingati hari Kesaktian Pancasila, dan kegiatan lainnya. Mari kita niatkan sebagai ibadah kita kepada Allah, melengkapi ibadah ritual (mahdlah) kita, agar nilai dan jati diri kita sebagai manusia, menjadi yang terbaik. Kita akan menjadi manusia yang terbaik, apabila kita mampu berbuat yang bermanfaat bagi orang lain.
       Shalawat dan salam mari kita wiridkan, mengiringi shalawat Allah dan para Malaikat pada Nabi Muhammad Rasulullah saw. Semoga keselamatan dan kebahagiaan selalu menyertai perjalanan panjang hidup kita menuju keabadian dan ridla Ilahi.
       Saudaraku, semalam saya mendapat kehormatan diundang sebagai nara sumber atas nama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, mendampingi Dalang Kondang Ki Warseno Slenk, yang “ditanggap” oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI, bekerjasama dengan Komisi 1 DPR RI, cq. Ibu Tuti Roosdiono. Tempat pagelaran wayang di Lapangan Desa Ngareanak, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal.
        Hadir di acara tersebut, Staf Khusus Menteri Prof Hendri, ketua Ikatan Alumni UIN Walisongo, Drs. H. Lukman Hakim, M.Si. dan KRT Prabu Punta Djajanagara bersama KRA Erma Dinar, dan beberapa pejabat lainnya. Lakon yang diusung adalah Wahyu Tri Bawono, dan tema besar yang dibawa adalah “Spirit Ke-Bhinneka-an untuk Indonesia Damai dan Bermartabat”.
       Para Ulama dan Walisongo sangat bijak dan cerdas, menggunakan wayang yang sudah menjadi Budaya Jawa yang adiluhung, untuk menyampaikan pesan dan dakwah melalui wayang. Wayang kulit, ini pun, konon diformat setelah ada “fatwa” Ulama, bahwa dalam Islam dianjurkan untuk tidak menggunakan wayang yang tiga atau empat dimensi. Bahasa-bahasa yang digunakan pun menggunakan bahasa yang sangat halus, “sanepo”, bahasa “majazi” atau kiasan,  “isti’arah” atau pinjaman. Ini dimaksudkan untuk melaksanakan pesan Rasulullah saw, bahwa dalam mengajak orang lain, harus menggunakan bahasa yang halus, santun, dan tidak konfrontatif.
       Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl: 125).
      Menurut Hari Ananto (2012), wayang ini menyimpan banyak nilai kearifan lokal (local wisdom). Gunungan, misalnya, merupakan simbol kehidupan. Gambar gunungan melambangkan seluruh alam raya beserta isinya mulai dari manusia sampai dengan hewan serta hutan dan alam lingkungan.
         Bentuk segi lima, mengandung makna Shalat lima waktu yang menjadi kewajiban manusia, agar komunikasi dengan Yang Maha Kuasa tetap terjalin, agar manusia tidak mengalami sesat jalan, tetapi senantiasa berada pada rel dan jalan yag lurus (al-shirath al-mustaqim). Shalat merupakan tiang agama, yang menjalankannya berarti menjaga agama, dan yang meninggalkannya, berarti ia merobohkan agama.
Bentuk gunungan meruncing ke atas, menggambarkan bahwa manusia diciptakan untuk hidup di dunia ini, adalah untuk beribadah menuju yang di atas yaitu Allah SWT.
       Gambar pohon dalam gunungan menunjukkan bahwa Allah menjamin kehidupan manusia di dunia.  Beberapa jenis hewan yang berada didalamnya melambangkan sifat, tingkah laku dan watak yang dimiliki oleh setiap orang. Karena itu, agar perjalanan manusia selamat sampai tujuan, dipandu oleh wahyu tri bawono, wahyu yang mengatur tiga dunia. Bawono sebagai realitas dunia jagad rame, yang musti diisi oleh dunia spiritual atau jagad ngelmu, agar mampu mendapatkan hidup kelak bahagia, damai, dan sejahtera.
       Sebagai bangsa Indonesia, kita musti harus senantiasa bersyukur, karena Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, telah menempatkan “irisan surga” di negeri kita ini. Negeri yang dilewati garis Katulistiwa, dengan empat musim, dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan suku, etnis, bahasa, agama, adat istiadat, dan kebhinnekaan lainnya, yang merupakan khazanah kekayaan yang luar biasa, dan tidak dimiliki oleh bangsa lain.
       Bangsa Indonesia sudah sejak dahulu kala dikenal sebagai bangsa yang santun, guyub, rukun, dan tidak suka permusuhan. Bahasa dan nilai filosofinya sangat tinggi. Banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dalam kehidupan modern, digital, dan media sosial, yang sapat menggerus budaya, nilai, dan kearifan lokal tersebut.
      Ungkapan “menang tanpo ngasorake, ngluruk tanpo bolo” artinya “menang tanpa merendahkan, melabrak tanpa banyak rombongan pasukan” adalah perlambang bijak. Karena itu, dalam kelengkapan busana Jawa, keris dalam rangka atau “sarung” dan diselipkan di punggung, adalah bentuk kewaspadaan. Hanya kadang menyisakan, keyakinan yang tidak tepat pada keris. Maka benda budaya, lalu dinilai sebagai “penyebab syirik” atau “menyekutukan Tuhan”.
       Saudaraku, ke-Bhinneka-an adalah bagian dari kehendak Allah. Dari ke-Bhinneka-an itu, kita dapat merasakan dan menikmati keindahannya. Bunyi gamelan atau musik wayang, pasti terdiri dari berbagai alat musik, yang nama dan bunyinya pun berbeda-beda. Dengan kebersamaan, kekompakan, kerjasama yang padu, saling memahami posisi, ritme, dan alunan bunyinya, di bawah panduan Ki Dalang, atau “imam” dalam shalat, maka mampu menghasilkan alunan yang gamel atau jamil (indah). Maka gamelan pun menjadi jamilan, indah.
       Allah SWT sengaja menciptakan kemajemukan atau kebhinnekaan ini. Dari kebhinnekaan itu, akan melahirkan keindahan dan keharmonisan. Kalau tunggal tentu tidak akan muncul kata harmoni. Keharmonisan inilah modal negara Indonesia ini damai dan bermartabat. Kata bijak bestari para leluhur menegaskan “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Anehnya, bangsa Indonesia dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan Pancasila dan UUD 1945, dan ke-Bhinneka-annya, yang damai, harmonis, dan guyub rukun, sering membuat iri bangsa lain.
       Jadinya, banyak pihak yang mencoba mengobok-obok, agar bangsa ini pecah, berantakan, dan kacau balau. Sejak reformasi, banyak faham-faham agama yang radikal, aliran-aliran yang cenderung ingin serba cepat mewujudkan keinginannya, bahkan ingin mengganti dasar negara, dan juga muncul kelompok separatis yang meoncoba memidahkan diri dari NKRI.
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ.  إِلَّا مَن رَّحِمَ رَبُّكَ وَلِذَٰلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
 هود ١١٨-١١٩.
“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan “sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya” (QS. Hud: 118-119).
       Karena itulah, mari kita syukuri ke-Bhinneka-an yang kita bangsa Indonesia miliki, termasuk budaya wayang. Kita ikuti “filosofi” — maaf pada yang sering melakonkan —  Petruk Baging Nolo Gareng yang konon oleh para Ulama adalah pesan penting dari “Fatruk Baghaa Naala Khairan” atau “فاترك بغى نال خيرا ” artinya “tinggalkanlah perilaku lacut (melanggar aturan) maka kamu akan memperoleh kebaikan”.
       Mari kita rawat dan jaga ke-Bhinneka-an kita untuk menjaga kelestarian Indonesia yang damai, dan dari situlah kita menjadi negara dan bangsa Indinesia yang bermartabat. Insyaa Allah kita layak menggantung harapan, terwujudnya negeri yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo. Baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur.
       Allah a’lam bi sh-shawab.
Wassalamualaikum wrwb.
Ngaliyan Semarang, 1/10/2017.

PELAJARAN BERHARGA DARI ‘ASYURA

Assalamualaikum wrwb.

AlhamduliLlah wa sysyukru liLlah. Segala puji dan syukur hanya milik Allah. Mari di tanggal 10 Muharram 1439 H ini kita tingkatkan syukur kita kepada Allah. Hanya karena anugrah dan kasih sayang-Nya, kita sehat afiat, dan dapat melaksanakan aktifitas kita di akhir pekan ini dengan nyaman. Shalawat dan salam mari kita wiridkan dan lantunkan untuk Baginda Rasulullah saw, keluarga, sahabat, dan para pengikut yang setia dan komitmen meneladani beliau.

Saudaraku, mari kita tetap saling mengingatkan untuk menata niat kita mumpung masih di bulan Muharram tahun 1439 H. Karena niat kita akan sangat menentukan dan mewarnai jalan dan masa depan kita. Sebagaimana diingatkan oleh Rasulullah saw:

عن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب  رضي الله عنه- قال: سمعت رسول الله -صلى الله عليه وسلم- يقول: إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى، فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله، فهجرته إلى الله ورسوله، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها، فهجرته إلى ما هاجر إليه (رواه البخاري).

Riwayat dari Amir al-Mu’minin ra berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niat, dan sesungguhnya setiap orang tergantung apa yang diniatkan. Maka batang siapa hijrahnya menuju (keridlaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa hijrahnya untuk urusan dunia yang diinginkannya, atau perempuan yang akan dinikahknya, maka hijrahnya adalah apa yang menjadi niat hijrahnya” (Riwayat al-Bukhari).

Rasulullah saw menganjurkan puasa di hari ‘Asyura ini, karena keutamaan di dalamnya. Puasa ‘Asyura, merupakan puasa yang paling utama setelah puasa wajib di bulan Ramadhan. Sebagaimana hadits berikut:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم، وأفضل الصلاة بعد الفريضة صلاة الليل. رواه مسلم وأحمد وغيرهما.

Rasulullah saw bersabda: “Paling utamanya puasa setelah bulan Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, Muharram, dan paling utamanya shalat setelah shalat fardlu adalah shalat malam (qiyamullail)” (Riwayat Muslim, Ahmad, dan selain keduanya).

 

Pahalanya, kata Rasulullah saw dapat menghapus dosa selama satu tahun. Sebagaimana Rasulullah bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

“Puasa ‘Asyura aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu” (Riwayat Muslim, 1162).

Menurut penjelasan Imam an-Nawawi, yang dimaksud hadits tersebut di atas, adalah: “Keutamaannya menghapus semua dosa-dosa kecil. Atau boleh dikatakan menghapus seluruh dosa kecuali dosa besar” (An-Nawawy, Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab, 6/279). Rasulullah saw pun sangat bersemangat untuk berpuasa pada hari ‘Asyura’. Ini ditunjukkan dalam hadits riwayat Ibnu Abbas yang mengatakan::

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ: يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ  يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَان

 

“Aku tidak pernah melihat Nabi saw benar-benar memperhatikan puasa satu hari yang melebihi keutamaannya daripada puasa pada hari ini, hari ‘Asyura dan bulan ini, yakni puasa bulan Ramadlan” (Al-Bukhari:1192).

Menurut Zakky Mubarak (www.islampos.com), pada hari ke sepuluh Muharram atau hari ‘Asyura banyak peristiwa bersejarah yang penting yang terjadi di hari itu pada masa yang lalu. Di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Nabi Adam ‘as. yang pernah melakukan kesalahan dan bertaubat kepada Allah dari dosa-dosanya diterima  taubatnya oleh Allah SWT. Dalam taubat yang dilakukan oleh Nabi Adam as, doa yang hampir tiap hari kita baca adalah:

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ الاعراف ٢٣

Mereka berdua berkata (memohon kepada Allah): “Wahai Tuhan kami, kami telah berbuat aniaya (dhalim) pada diri kami, dan apabila Engkau tidak mengampuni kami dan tidak menyayangi kami, sungguh kami berada dalam golongan orang-orang yang merugi” (QS. Al-A’raf: 23).

  1. Kapal Nabi Nuh as berhasil berlabuh di Gunung Judi dengan selamat, setelah terjadi banjir bandang besar dan nenghanyutkan Kan’an putra Nabi Nuh as. Di mana sebenarnya tempat berlabuh kapal Nabi Nuh tersebut? Ada yang menyebut gunung Judi seperti Al-Qur’an, ada yang mengatakan di gunung Ararat (Injil). Namun setelah ditelusuri sejarahnya, nama Judi dan Ararat adalah nama untuk gunung yang sama, yakni tempat berlabuhnya kapal Nabi Nuh as.

Pada laman viva.co.id, merilis, bahwa tahun 2010, kelompok peneliti dari China dan Turki yang tergabung dalam “Noah’s Ark Ministries International” mencari sisa-sisa perahu legendaris tersebut. Mereka meyakini telah menemukan sisa-sisa badan kapal Nabi Nuh as berada di ketinggian 4.000 m  di Gunung Ararat, ada yang bilang Gunung Agri, di wilayah Turki Timur. Saat saya ke Turki tahun 2013 yang lalu, teman-teman mahasiswa yang kuliah di Turki juga bilang bahwa gunung Judi terletak di Turki Timur.

Mereka mengaku berhasil masuk ke dalam kapal itu, mengambil foto untuk membuktikan klaim mereka. Dalam laporan penelitian mereka, specimen yang mereka ambil memiliki usia karbon 4.800 tahun, dan cocok dengan apa yang digambarkan dalam sejarah. “Kami belum yakin 100 persen bahwa ini benar perahu Nuh, tapi keyakinan kami sudah 99 persen,” kata salah satu anggota tim yang bertugas membuat film dokumenter, Yeung Wing, seperti dimuat laman berita Turki, National Turk, 27 April 2010 (siloka.com).

  1. Nabi Ibrahim as diselamatkan oleh Allah dari siksa Namrud, berupa api yang membakar. Kita menyebutnya, ini adalah bagian dari mukjizat Nabi Ibrahim. Seperti disebutkan dalam Al-Qur’an:

قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانصُرُوا آلِهَتَكُمْ إِن كُنتُمْ فَاعِلِينَ. قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ. الانبياء ٦٨-٦٩

Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantukah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak. Kami berfirman: “Hai api menjadi dingin,ahm dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim” (QS. Al-Anbiya’: 68-69).

  1. Nabi Yusuf ‘as dibebaskan dari penjara Mesir karena terkena fitnah.
  2. Nabi Yunus as selamat, keluar dari perut ikan hiu.
  3. Nabi Ayyub as disembuhkan Allah dari penyakitnya yang menjijikkan.
  4. Nabi Musa as dan umatnya kaum Bani Israil selamat dari pengejaran Fir’aun di Laut Merah. Beliau dan umatnya yang berjumlah sekitar lima ratus ribu orang selamat memasuki gurun Sinai untuk kembali ke tanah leluhur mereka.

Saudaraku, masih banyak pelajaran yang sangat berharga, yang direkam oleh sejarah yang terjadi pada bulan Muharram.

Semoga kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga dari hari ‘Asyura’, selamat yang berpuasa, semoga dosa selama setahun diampuni oleh Allah. Bagi yang belum berpuasa, yang terpenting, mari kita berhijrah atau move on dari yang belum rajin menjadi lebih rajin belajar, dari yang masih belum selesai studinya, segera selesai. Dari yang belum menikah bagi yang sudah mampu dan usia 20 tahun untuk perempuan, dan 25 tahun untuk laki-laki, segeralah menikah agar dapat memulai dan membangun bahtera rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.

Semoga di tahun 1439 H, amal shalih kita meningkat, dan manfaat yang kita bisa berikan kepada masyarakat makkn besar. Karena sejatinya sebaik-baik manusia adalah yang paling besar manfaatnya bagi orang lain.

Allah a’lam bi sh-Shawab.

Wassalamualaikum wrwb.

Swiss-Bellin, Surakarta, 30/9/2017.

 

BANK JATENG (SYARIAH), TEBAR HADIAH, RAIH PRESTASI

Assalamualaikum wrwb.
        Mari kita bersyukur kepada Allah, yang melimpahkan anugrah dan kasih sayang-Nya pada kita semua. Karena anugrah dan kenikmatan-Nya, kita sehat afiat dan dapat melaksanakan aktifitas kita dengan baik. Semoga semua urusan kita lancar tanpa halangan apapun. Mari niatkan ibadah agar kita selain meraih kesuksesan dunia juga akan mendapat bagian pahala di akhirat nanti. Shalawat dan salam mari kita wiridkan mengiringi Allah dan para Malaikat yang senantiasa bershalawat untuk Nabi Muhammad Rasulullah saw. Semoga tercurah juga pada keluarga, para sahabat, dan pengikut setia yang berkomitmen meneladani beliau.
       Saudaraku, saya mendapat kehormatan diundang untuk menghadiri acara Undian Tabungan iB Bima Periode I tahun 2017-2018, yang ditempatkan di Kantor Cabang Syariah (KCS) Purwokerto di Jln. Overste Isdiman No. 532 A Purwokerto. Acara tebar hadiah ini, merupakan acara rutin sebagai bagian dari strategi bisnis untuk menarik minat nasabah (customer) agar menempatkan atau menitipkan dananya di Bank Jateng Syariah, apakah itu tabungan iB Amanah, atau tabungan lainnya, deposito, atau giro yang disebut dana pihak ketiga (DPK).
       Secara syariah, hadiah dibiayai dari dana promosi yang memang dialokasikan untuk itu. Tidak diambilkan dan dibebankan kepada dana nasabah. Karena jika pola yang kedua ini yang dilakukan, tidak diperbolehkan, karena bisa mengandung  maisir. Selain dari itu, tebar hadiah ini, merupakan bagian dari ungkapan rasa syukur manajemen, untuk berbagi keuntungan yang sudah menjadi bagian perusahaan,  di luar akad langsung yang menjadi kesepakatan antara bank dan nasabah.
       Saudaraku, bank adalah instrumen keuangan yang berfungsi menjembatani (intermediation) antara nasabah dengan para pemilik dana (shahibul mal) untuk saling tolong menolong yang sama-sama menguntungkan. Nasabah yang merintis atau melakukan usaha, mendapatkan dana modal dari nasabah melalui bank, guna mengembangkan usahanya. Sementara bank mendapat bagi hasil keuntungan yang dilakukan nasabah (mudlarib, musyarik, mustashni’, dan lain sebagainya) yang modalnya dari bank, yang meeakili shahibul mal.
       Ajaran Islam menganjurkan pemeluknya, untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa. Firman Allah :
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“…Dan bertolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolonglah kamu dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesunggunnya Allah amat berat siksaan-Nya” (QS. Al-Maida: 2).
       Saudaraku, tolong menolong tidak selalu dalam konteks non-profit oriented atau tidak berorientasi mendapat keuntungan, akan tetapi saling tolong menolong yang sama-sama mendapatkan keuntungan itu juga dianjurkan oleh Islam. Dalam sebuah hadits qudsi, hadits yang redaksinya dikutip oleh Rasulullah saw, dari Allah SWT:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : ” أَنَا ثَالِثُ الشَّرِيكَيْنِ مَا لَمْ يَخُنْ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ , فَإِذَا خَانَا خَرَجْتُ مِنْ بَيْنِهِمَا ” .  رواه ابو داود
Riwayat dari Abu Hurairah berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman : “Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satu dari mereka tidak mengkhianati temannya. Maka apabila kedua pihak berkhianat maka Aku keluar dari antara mereka” (Riwayat Abu Dawud).
        Atas dasar itulah Bank Jateng Syariah menyadari bahwa dengan berbagi hadiah kepada para nasabah, kepercayaan masyarakat akan semakin tinggi. Dan implikasi ikutannya, mereka akan menempatkan dananya di Bank Jateng Syariah. Tentu tebar hadiah ini, hanya salah satu instrumen promosi untuk menanamkan kepercayaan kepada masyarakat.
        Ada yang lebih penting dari itu, yakni bagaimana Bank Jateng Syariah dikelola secara profesional, dengan SOP dan budaya kerja yang efisien, amanah, dan profesional. Perusahaan yang ingin mendapat kepercayaan dan branding yang bisa meyakinkan masyarakat, adalah konerja (performance) yang baik, memuaskan nasabah, dan budaya kerja yang kondusif, friendly, saling menghormati dan memanusiakan sesama keluarga Bank Jateng Syariah.
 The Winner for Most Efficient Sharia Unit Bank
        AlhamduliLlah, pada tahun 2017 Bank Jateng banyak menorehkan prestasi gemilang. Di antara banyak penghargaan atau award yang diraih sebagaimana dirilis dalam web bankjateng.co.id  adalah sebagai berikut: Pertama, PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Tengah atau Bank Jateng-The Winner of Indonesia Sharia Finance Award 2017 for Most Efficient Sharia Unit Bank. Kedua, Instansi Terbaik 2016 Kategori Industri Jasa Keuangan (Otoritas Jasa Keuangan Regional 3 Jawa Tengah & DIY) sebagai “Pendukung terbaik dalam membantu UMKM mendapatkan fasilitas kredit dengan program suku bunga rendah (subure) 7%, Program Simpanan Pelajar dan Laku acheter du cialis en ligne Pandai”.
 Ketiga, pengelolaan CSR Terbaik – Indonesia Corporate Sosial Responsibility Award 2017 (ICSRA) – Peringkat 1. Keempat, Pelopor Suku Bunga Kredit Rendah – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah. Kelima, Best Of 2017 Indonesia Business Quality Award – Kategori “The Most Trusted Banking & Service In Customer Satisfaction Of The Year 2017”. Keenam, perusahaan paling taat membayar pajak, dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak – KPP Madya Semarang – SUNG TULADHA III – Pembayaran Pajak Tahun 2016 “Amargi Pajek Handayani Nagari”.
 Ketujuh, Satria Brand Award 2017 – Bank Daerah yang Beroperasi di Jawa Tengah (Top Of Mind Awarness, Market Share, Customer Satisfaction & Loyalty Index). Kedelapan, Infobank – Banking Service Excellence 2017 – 7th Overall Regional Development Bank. Kesembilan, Investor Award Best Bank 2017 – Bank Terbaik 2017 Kategori Band Daerah Aset Lebih Dari Rp 10 T. Kesepuluh, Warta Ekonomi Indonesia – Special Mention For Promoting Smart Society. Kesebelas, Bank Pelaksana Corporate Social Responsibility (CSR) Terbaik  – 6th Universitas Sebelas Maret Small Medium Entreprise’s (UNS SME’s) Summit & Awards 2017.
 Keduabelas, Infobank Award 2017 – Titanium Trophy 2017 (Predikat Sangat Bagus) untuk kinerja keuangan selama tahun 2002-2016 – Kategori Aset di atas 25 Triliun selama 15 tahun berturut-turut. Ketigabelas, Economic Review (Perbanas Institue) – Bank BPD Terbaik di Indonesia 2017 – Kategori BUKU II (Aset 50 T – 100 T). Keempat belas, Tempo Media Group – The Most Efficent Bank Kategori BPD Aset Diatas 30 T, dan kelimabelas, Tempo Media Group – The Most Reliable Bank Kategori BPD Aset Diatas 30 T.
Saudaraku, meraih prestasi memang tidak mudah di tengah kompetisi dan persainban pasar yang demikian ketat. Tetapi rasanya masih lebih mudah dicapai. Karena masih ada yang lebih penting yaitu penghargaan Titanium Trophy 2017 (Predikat Sangat Bagus) untuk kinerja keuangan selama tahun 2002-2016 – Kategori Aset di atas 25 Triliun selama 15 tahun berturut-turut. Dalam bahasa syariah, Bank Jateng (Syariah) ini benar-benar berusaha dan menjaga sikap dan prilaku istiqamah, sustainability, atau kesinambungan prestasi.
Banyaknya penghargaan (award) yang diraih oleh Bank Jateng (Syariah) menunjukkan bahwa kinerja  jajaran Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Dewan Pengawas Syariah, dan seluruh keluarga besar Bank Jateng (Syariah) masing-masing mampu memposisikan diri, untuk bekerja secara profesional, amanah, dan akuntabel dengan mengutamakan kerjasama dan iklim kerja yang kondusif. Pakta integritas untuk anti-fraud dan komitmen untuk “hidup berkah sesuai syariah” dalam pengelolaan Unit Usaha Syariah (UUS) menunjukkan kinerja yang membanggakan dan makin  mendapat kepercayaan dari masyarakat.
Jika kemudian UUS Bank Jateng ini berobsesi untuk menyapih diri melalukan spin off dengan target buku II sudah terlampaui, mudah-mudahan akan bisa diwujudkan. Tentu membutuhkan kerja keras, jihad di jalan Allah. Jika tekad dan keinginan itu sudah bulat, maka Allah yang akan membukakan jalan-Nya. Pasti keberkahan Allah itu akan datang, memayungi “sengatan matahari” yang memang sinarnya menjadi “vitamin” yang menguatkan. Allah SWT menegaskan:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ  العنكبوت ٧٩
“Dan mereka yang bersungguh-sungguh untuk mengikuti jalan Kami, maka sungguh Kami akan menunjukkan jalan Kami, dan sesungguhnya Allah bersama-sama orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS. Al-‘Ankabut: 69).
Selamat Bank Jateng (Syariah) menebar hadiah, dan sukses meraih prestasi. Kami akan selalu mengingat “taushiyah”-mu, “hidup berkah sesuai syariah”, karena jalannya hidup ini akan terasa hampa dan kering, manakala tidak mendapat keberkahan dari Allah dengan mengikuti rambu-rambu syariah-Nya.
Allah a’lam bi sh-shawab.
Wassalamualaikum wrwb.
Aston Hotel Purwokerto, 28/9/2017.

RSI SULTAN AGUNG, PERINTIS RS SYARIAH DI INDONESIA, DAN TANTANGANNYA

Assalamualaikum wrwb.
      Mari kita syukuri anugrah dan karunia Allah yang kita tidak mampu menghitungnya. Karena anugrah-Nya, kita sehat afiat, panjang umur, dan dapat melaksanakan aktifitas kita hari ini. Semoga dengan kesyukuran kita, Allah akan menambah kenikmatan-Nya pada kita.
      Shalawat dan salam mari kita wiridkan, mengiringi Allah dan para Malaikat yang senantiasa bershalawat untuk Nabi Muhammad Rasulullah saw, keluarga, para sahabat, dan pengikut yang setia meneladani beliau. Semoga syafaat beliau akan memayungi kita kelak di akhirat.
     Saudaraku, Sabtu kemarin, (23/9/2017 M) bertepatan dengan tanggal 3 Muharram 1439 H. Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSISA) oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) ditetapkan sebagai Rumah Sakit yang beroperasi secara syariah yang pertama kali di Indonesia. Bersamaan dengan itu, saya mendapat amanat  sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) RSISA tersebut. Selain itu, juga diselenggarakan tasyakuran dan pelantikan Dewan Pimpinan Daerah Mukisi (Majelis Upaya Kesehatan Islam Indonesia) Jawa Tengah.
       Kata orang bijak, الفضل للمبتدي وان احسن المقتدي   artinya  “keutamaan itu untuk yang memulai atau perintis, meskipun pengikutnya lebih baik”.
       Karena itu, kepada jajaran Pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung, H. Habib Hasan Thoha Putra, MBA. dan Direktur Utama RSISA Dr. H. Masyhudi, M.Kes. dan seluruh keluarga besar RS dan Universitas Sultan Agung kiranya wajar mendapat apresiasi dan dukungan dari umat Islam di Indonesia khususnya di Jawa Tengah. Semoga Allah ‘Azza wa Jalla menolong, meridlai, dan memberkahi mereka semua.
       RSISA termasuk RSI yang sudah teruji oleh zaman. Didirikan pada 17 Agustus 1971 oleh Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung, sekarang termasuk Tipe B, Rumah Sakit Pendidikan Utama, dan hasil akreditasinya oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) sebagai komisi independen, juga menunjukkan hasil yang Paripurna.
       Banyak hal atau instrumen yang ditetapkan oleh DSN-MUI bersama MUKISI untuk menentukan kriteria atau kualifikasi sebuah Rumah Sakit dapat ditetapkan sebagai RS Syariah, yang dikembangkan dari lima hal kebutuhan dasar (primer) manusia, al-dlaruriyat al-khamasah. Lima hal dasar tersebut adalah memelihara agama (hifdh al-din), memelihara jiwa (hifdh al-nafs), memelihara akal (hifdh al-‘aql), memelihara harta (hifdh al-mal atau hifdh al-‘irdl), dan memelihara keluarga (hifdh al-nasl).
      Dari hifdh al-din diderivasi menjadi 32 standar dan 108 elemen penilaian. Hifdh al-nas menjadi 6 standar dan 17 elemen, hifdh al-‘aql menjadi 6 dan 18 elemen, hifdh al-nasl menjadi 2 standar dan 7 elemen, dan hifdh al-mal menjadi 4 standar dan 11 elemen (Mukisi, 2017:12).  Standar dan elemen tersebut di atas, dibagi ke dalam dua aspek. Pertama, standar syariah aspek manajemen, dan kedua, standar syariah aspek pelayanan.
       Standar syariah aspek manajemen meliputi 6 (enam) standar : 1. Manejemen Organisasi (MO), 2. Modal Insani (MI), 3. Manejemen Pemasaran (MP), 4. Manajemen Akuntansi dan Keuangan (MAK), 5. Manajemen Fasilitas (MF), dan 6. Manajemen Mutu (MM).
       Dalam aspek pelayanan, diderivasi menjadi 7 (tujuh) standar syariah, yakni: 1. Akses Pelayanan dan Kontinuitas  (APK), 2. Asesmen Pasien (AP), 3. Pelayanan Pasien (PP), 4. Pelayanan Obat (PO), 5. Pelayanan dan Bimbingan Kerohanian (PBK), 6. Pelayanan Pasien dan Keluarga (PPK), dan 7. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
       Saudaraku, ajaran agama kita memerintahkan agar kita mengonsumsi makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika yang halal. Sebagaimana Allah SWT perintahkan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ.  إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ إِنَّ اللهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ.
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizqi yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Baqarah: 172-173).
       Tentu karena dengan mengonsumsi produk halal, maka hasilnya diharapkan akan sangat positif. Pada prinsipnya, Allah menglalalkan sesuatu karena di dalamnya ada kebaikan,  dan mengharamkan sesuatu karena di dalamnya tidak baik. Sebagaimana Firman Allah:
الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ يَأْمُرُهُم بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنزِلَ مَعَهُ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ. الاعراف ١٥٧
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS. Al-A’raf: 157).
       Saudaraku, mengelola RS dengan sistem syariah tentu tidak mudah, dan perlu pencermatan tingkat tinggi. Mengapa, dalam soal manejemen dan pelayanan, instalasi gizi, dan yang lain, relatif sudah bisa dibakukan standarnya. Akan tetapi misalnya soal laundry, menurut ahlinya, tampaknya masih ada “pewangi” yang belum tersertifikasi kehalalannya. Ini tentu pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.
       Belum lagi soal obat, di mana produk farmasi gambarnya saja kepala dan lidah ular yang maksudnya bisa ular. Padahal secara normatif, Rasulullah saw memerintahkan umat beliau yang berobat, hendaknya berobat dengan obat yang halal.
ان الله انزل الداء والدواء وجعل لكل داء دواء فتداووا ولا تداووا بحرام رواه ابو داود
“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan menurunkan obat, serta menyediakan obat bagi setiap penyakit, maka berobatlah dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram” (Riwayat Abu Dawud).
       DSN-MUI sudah menetapkan standar syariah pelayanan obat (SSPO), bahwa RS mengupayakan formularium obat tidak mengandung unsur bahan yang diharamkan. Penerapan konsep obat esensial di RS yang berisi daftar obat, sediaan-sediaan obat yang terpilih dan terapi yang digunakan di RS tidak mengandung unsur bahan yang diharamkan. Dalam kondisi tidak ada pilihan lain, unsur bahan yang diharamkan dapat digunakan karena termausk kondisi darurat.
     Karena itu, standar syariah (SSPO.1.10.1) dirinci ke dalam empat elemen: 1. RS memiliki dokumen formularium yang disertai kode obat dengan kandungan bahan yang diharamkan; 2. Daftar obat yang mengandung bahan yang diharamkan; 3. Bukti rapat koordinasi komite farmasi dna terapi dan komite syariah, ada rekomendasi dari komite syariah; 4. Informed consent syariah, dalam penggunaan obat dengan kandungan bahan yang diharamkan.
       Saudaraku, tidak mudah memang pekerjaan dan tugas sebagai perintis. Akan tetapi niat RSISA memilih tugas mulia ini, untuk memulai sebagai RS syariah, patut didukung dan diinformasikan kepada masyarakat. Masih banyak hal menarik lainnya yang masyarakat dan umat Islam ketahui, namun keterbatasan ruang, semoga renungan awal ini, bermanfaat dalam membuka wacana masyarakat kita. Semoga UIN Walisongo dalam waktu tidak lama punya Fakultas Kedokteran dan RS yang dikelola secara syariah, meneruskan misi Walisongo dan Sultan Agung khalifatullah fil ardli sayyidin panotogomo.
Kita semua ingin hidup sehat afiat, kalau kadang sakit, berobat secara halal sesuai syariah, kalau Allah memanggil kita, ada petugas yang membimbing kita, untuk mengakhiri hidup kita dengan kalimah tauhid, لا اله الا الله . Insyaa Allah surga tempat kembali kita. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ( صلى الله عليه و آله ) : ” لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ، فَإِنَّ مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ ”  .
Rasulullah saw bersabda: “Bimbinglah (talqinlah) orang-orang yang mendekati kematian dari kamu sekalian, bahwa “tidak ada Tuhan melainkan Allah” maka sesungguhnya orang yang akhir ucapannya la ilaha illa Allah, masuk surga”.
       Semoga Allah memberkahi seluruh keluarga besar RSISA, MUKISI, dan DSN-MUI. Kita mohon kepada Allah, dan upayakan, kalau kita dan saudara kita meninggal dunia, husnul khatimah. Mabruuk alf mabruuuk.
Allah a’lam bi sh-shawab.
Wassalamaualaikum wrwb.
Pascasarjana UIN Walisongo, 25/9/2017.

SELAMAT TINGGAL TAHUN 1438 H: “REKAMANMU” ADALAH “BEKAL” PERJALANANKU

Assalamualaikum wrwb.
      AlhamduliLlah wa sy-syukru liLlah, segala puji dan kekuasaan hanya milik Allah. Mari kita syukuri anugrah dan karunia-Nya. Atas anugrah dan kenikmatan yang diberikan oleh Allah itulah, kita sehat afiat, dapat bersama-sama menorehkan catatan indah di akhir tahun 1438 H. Insyaa Allah sore nanti bersama dengan temaram matahari memasuki peraduannya, kita menjalankan shalat maghrib, berdzikir, bermunajat, dan berdoa memohon kepada Allah, menyambut tahun baru 1439 H. Semoga di tahun baru, semuanya lebih indah, sukses, beruntung, dan bahagia.
       Shalawat dan salam mari kita senandungkan mengiringi Allah dan para malaikat yang senantiasa bershalawat untuk Baginda Nabi Muhammad saw. Semoga meluber pada keluarga, para sahabat, dan pengikut yang setia meneladani beliau, dan smeua urusan kita mendapat kemudahan.
       Saudaraku, hari ini kita akan mengakhiri catatan buku kita. Mari kita hiasi catatan tutup buku kita dengan catatan terindah. Sehari adalah waktu yang cukup lama. Ini mengingatkan kita pada dialog Rasulullah saw dengan malaikat Jibril, yang membawa kabar tentang Allah akan mengampuni dosa hamba-hamba-Nya manakala hamba bertaubat satu tahun sebelum mati. Lalu Rasulullah saw, memohon kepada Allah untuk memberi pengampunan kepada hamba-Nya, hingga batas waktu yang paling pendek, yakni selama nafas belum sampai tenggorokan. Mengingat waktu satu hari, adalah waktu yang panjang bagi manusia untuk berbuat maksiyat, jika ia tidak mendapat hidayah Allah.
       Selesainya tahun 1438 H dan hadirnya tahun 1439 H, adalah hitungan deret waktu, yang berarti memperpendek jarak tempuh waktu kita menuju gerbang kehidupan panjang di akhirat. Hari ini kita diingatkan agar oleh Allah, agar menyediakan waktu untuk melakukan introspeksi diri, muhasabah, apakah jalan kita sudah mampu mengikuti jalan yang lurus (ash-shirath al-mustaqim) jalan orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, bukan jalan orang-orang yang dimurkai oleh Allah (QS. Al-Fatihah: 6-7). Ataukah sebaliknya, kita masih senang melakukan hal-hal yang tidak berguna dan tidak bermanfaat. Padahal Rasulullah saw, sudah wanti-wanti, “jika Anda ingin menjadi orang Islam yang baik, maka tinggalkanlah hal-hal yang tidak ada manfaatnya” (من حسن اسلام المراء تركه ما لا يعنيه) (Riwayat At-Tirmidzi dari Abu Hurairah).
      Saudaraku, kita sudah diingatkan oleh Rasulullah saw, bahwa setiap anak cucu Adam sering melakukan kekeliruan dan kesalahan. Nyaris dalam kehidupan kita, tidak mampu menghindari dosa entah besar atau kecil. Mari kita renungkan pesan Allah ‘Azza wa Jalla:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ. وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ.  الحشر ١٨-١٩
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasiq” (QS. Al-Hasyr: 18-19).
       Saudaraku, sepertinya kita sering tidak menyadari. Kota masih “senang” berbuat dosa. Dosa telah membuat diri kita kehilangan keberkahan hidup. Baik keberkahan rizqi, harta, dan apa saja yang kita terima dari Allah. Akibatnya kita kehilangan ketenangan hidup, tergantikan dengan kegelisahan, keserakahan. Kebahagiaan menjadi semu, tergantikan dengan penderitaan karena didera rasa bakhil dan kehidupan materialistik hedonistik, di tengah genangan dan keberlimpahan harta dan materi. Dosa telah membuat kita kehilangan hati nurani, karena telah tergadai dan tergantikan oleh nafsu syaithani, sehingga bersikap, bertutur kata, bertindak, dan bertingkah laku laksana perilaku hewani. Memiliki hati, tetapi sering terpasung oleh dera pan nafsu hewani, kita mempunyai penglihatan, tetapi dibutakan oleh rasa iri dan dengki, kita mempunyai pendengaran, tetapi tidak lagi memiliki kesanggupan untuk mendengar dan menangkap hidayah dan petunjuk Ilahi Rabbi (QS. Al-A’raf:179).
       Dosa telah membuat kita kehilangan kepekaan sosial dan kepedulian kepada sesama. Dosa telah melunturkan kasih sayang, berganti kebencian dan permusuhan, bahkan berubah menjadi saling menikam dan saling memangsa. Dan ini yang paling mengerikan, maraknya penyakit “senang melihat orang susah, dan susah ketika mendapatkan orang lain senang”. Dosa telah membutakan mata hati kita, sehingga kita tidak mampu membedakan mana yang haq dan yang bathil, yang haram dan yang halal, yang benar dan yang salah. Dosa telah menyilaukan mata hati dan fikiran.         Akibatnya kita sering merasa bangga karena telah menindas orang lain, memusuhi sesama, dan bahkan kehilangan perasaan bersalah ketika melakukan kesalahan, dan yang lebih ironis lagi, justru muncul kebanggaan dan memamerkannya kepada orang lain, ketika kita melakukan tindakan mencuri, korupsi, dan tindakan tercela lainnya.
       Dosa telah membuat kita kehilangan rasa takut kepada Allah. Dosa telah menutup mata hati kita, bahwa Allah akan memberikan balasan siksa di akhirat. Dosa memasung kita dari rasa takut kepada Allah, tergantikan oleh rasa cinta kepada materi duniawi. Dosa telah menggiring kita ke lembah  kehinaan dan kenistaan yang membuat  kehilangan kemuliaan diri kita, yang memiliki amanah kekhalifahan di muka bumi ini, sebagai pembawa dan penyebar kasih sayang di alam raya ini. Masih banyak daftar panjang perbuatan dosa untuk menggugah kesadaran, membuka topeng yang selama ini menutupi aib dan kebusukan diri kita sebagai manusia. Intinya, makin mewabahnya perilaku dosa, akan melahirkan musibah, cobaan, dan ujian, yang sering menimpa saudara-saudara kita yang sesungguhnya mereka tidak ikut bersalah. Implikasinya, lahirlah berbagai macam krisis, krisis akhlak, krisis identitas, krisis nasionalisme, krisis jatidiri, dan krisis kepekaan hati nurani, yang berujung pada krisis peradaban manusia.
       Saudaraku, dalam riwayat Anas bin Malik, tanah tempat kita berpijak pun ikut menyindir kita. “Wahai anak cucu Adam, kalian seharian mondar-mandir berusaha mencari kehidupan di atas punggungku, padahal tempat kembali kalian adalah perutku. Kalian melakukan berbagai maksiyat di atas punggungku, ingat kalian kelak akan menangis sedu sedan karena deraan siksa di dalam perutku. Kalian bersorak sorai gembira di atas punggungku, ingat  kalian akan bersedih hati di dalam perutku. Kalian menumpuk-numpuk harta di atas punggungku, ingat kalian akan meratapi penuh penyesalan di dalam perutku.  Kalian rakus dan pongah di atas punggungku, ingat kalian akan menyesal penuh kerisauan di dalam perutku. Kalian berpesta pora di bawah sinar matahari dan kilatan lampu di atas punggungku, ingat kelak kalian akan dapati kegelapan dalam perutku. Kalian bersama-sama riang gembira di atas punggungku, intat kalian kelak meratapi sendirian di dalam perutku”.
       Saudaraku, mari kita muhasabah. Kita ini diciptakan di mUka bumi oleh Allah, hanyalah untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah. Caranya, ibadah ritual (mahdlah) sudah diberi contoh oleh Rasulullah saw, kita ikuti dan teladani beliau, agar jalan kita tidak menyimpang. Karena ibadah itu bukan untuk Allah, akan tetapi untuk keselamatan dan kebahagiaan kita. Sementara ibadah sosial, lebih banyak diperintahkan, mulai dari sikap wajah tabassum (manis) kepada orang lain, tutur kata yang menyejukkan, tindakan yang bermanfaat dan membahagiakan orang lain, perilaku kedermawanan kepada orang lain yang membutuhkan, dan menjalin silaturrahim agar hidup kita aman, tenteram, tidak ada permusuhan, tetapi kedamaian dan kebahagiaan.
       Imam al-Ghazali berpesan, yang paling jauh dari kita asalah masa lalu. Karena kita tidak akan pernah kembali. Mari kita jadikan masa lalu kita sebagai cermin, untuk mengisi hari ini, agar kita menjadi manusia yang lebih baik, semoga kota termasuk hamba yang beruntung. Dengan pijakan masa sekarang atau masa kini, insyaa Allah kita akan mampu merenda masa depan yang lebih baik lagi.  Perjalanan kita masih panjang, dan kita harus menyiapkan bekal ketaqwaan itu dari sekarang.
       Selamat tinggal tahun 1438 H, banyak kenangan kau torehkan dalam rekamanmu, banyak pula catatan peringatan yang engkau telah rekam dan simpan baik-baik, agar aibku cukup hanya aku. Dan Allah saja yang mengetahui, dan tidak muncul ke permukaan. Semoga catatanmu mampu menyadarkan kami, dan memasuki tahun baru 1439 H dengan optimisme dan semangat hidup yang tinggi, insyaa Allah semua akan menjadi indah pada waktunya. Semoga Allah senantiasa menolong kita untuk mengikuti jalan yang diridlai-Nya.
وفقنا الله الى سبيل الحق وسواء السبيل حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير
       Allah a’lam bi sh-shawab.

KALA UJARAN KEBENCIAN “MENUAI PETAKA” DAN PIDANA

Assalamualaikum wrwb.
      Segala puji hanya milik Allah. Mari kita syukuri anugrah dan karunia Allah Tuhan Yang Maha Pencipta. Yang pasti kita tidak mampu menghitung berapa dan betapa besar anugrah dan kenikmatan yang kita terima. Semoga dengan kesyukuran kita, Allah akan menambah kenikmatan-Nya pada kita dan keluarga kita.
       Shalawat dan salam mari kita senandungkan untuk Baginda Rasulullah saw, keluarga, dan para sahabat. Semoga semua pekerjaan kita dimudahkan oleh Allah, dan kelak di akhirat kita mendapat syafaat dari Beliau.
       Saudaraku, belum selesai kasus Saracen yang mengunggah ujaran kebencian melalui medsos whatapps, yang pelakunya juga sudah ditangkap dan masih dalam proses hukum, belakangan ini ramai lagi di media sosial ke media cetak dan elektronik. Pasalnya, Dodik Ihwanto (20) yang baru saja lulus kuliah dari Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang, ditangkap polisi karena di yatakan tersangka pelaku ujaran kebencian karena dianggap menghuna ibu negara Iriana Joko Widodo di media sosial instagram. (liputan6.com).
      Pelaku diancam melanggar pasal 27 ayat 3 dan pasal 28 UU Informasi dan Transaksi Elektronik tentang pencemaran nama baik, dengan ancaman hukuman penjara empat tahun. Demikian kata AKBP Yoce Martin Kasubdit 2 Polda Sumatra Selatan.
     Saudaraku, ini pelajaran berharga kita semua. Boleh jadi ini bagian dari cara Allah mengingatkan kita, bahwa ucapan lisan kita adalah jendela dari kepribadian kita. Dalam ungkapan anak muda, disebutkan “mulutmu adalah harimaumu”. Lisan kita adalah gambaran kepribadian dan akhlak kita. Apabila kita tidak mampu menjaga lisan kita, maka kita tidak menunggu lama, akan “memanen” balasan dan hukuman dari omongan lisan kita.
      Allah ‘Azza wa Jalla mengingatkan kita agar berbicara dengan perkataan yang baik atau patut (قولا معروفا) seperti dalam QS. Al-Baqarah: 235, an-Nisa’: 5, 8, dan al-Ahzab: 70; perkataan yang benar (قولا سديدا) seperti QS. An-Nisa’: 9; perkataan (yang baik) yang  membekas dalam jiwa (قولا بليغا) seperti QS. An-Nisa’ :63), perkataan yang mulia (قولا كريما) seperti AS. Al-Isra’: 23, perkataan yang pantas (قولا ميسورا) QS. Al-Isra’ : 28, dan perkataan yang lemah lembut seperti QS. Thaha: 44.
       Rasulullah saw dengan sangat tegas mengingatkan kita sebagai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
(مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ)
[ متفق عليه ].
Riwayat dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw bersabda: “barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berbicaralah dengan baik, atau (jika tidak bisa bicara yang baik) diamlah” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
      Ketika bulan Ramadlan, selalu disinggung bahwa (aroma) mulut orang yang berpuasa, adalah laksana aroma minyak misik (minyak kasturi), parfum yang wanginya sudah sangat dikenal. Meskipun boleh jadi secara fisik, aromanya tetap tidak enak, karena tidak ada makanan dan minuman yang masuk ke mulut dari fajar hingga siang atau sore hari, karena itu adalah bahasa simbolik (majazi).
      Saudaraku, agama Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk santun dan menjaga lisannya dengan baik. Imam Al-Ghazali mengingatkan kepada para murid-murid beliau, agar berhati-hati menjaga lisannya. Menurut beliau, lisan merupakan hal yang paling tajam di dunia ini. Al-Ghazali yang sejatah mencatatnya sebagai hujjat al-Islam mengingatkan, agar kita tidak mudah berdebat secara berlebihan. Perdebatan atau mujadalah (wa jadilhum billati hiya ahsan) memang bagian dari proses pembelajaran dan merode dakwah, yang berguna bagi murid yang sedang belajar. Akan tetapi, bagi seorang alim, perdebatan merupakan hal yang harus dihindari.  Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, walaupun perdebatan itu benar, Tuhan akan berikan kepadanya tempat paling tinggi di surga.”
       Saudaraku, di tengah perkembangan media sosial yang luar biasa maju, kita musti lebjh berhati-hati. Jangan mudah melakukan ujaran kebencian, memfitnah, menggunjing, bahkan mengumbar umpatan dan kebencian kepada siapapun. Karena pada hakikatnya, di situlah kita akan terlihat  kepribadian dan akhlak kita yang sesungguhnya.
       Rasulullah saw mengungatkan kita, bahwa orang yang kualitas keberagamaannya baik dan terjaga, adalah orang yang apabila orang lain merasa nyaman, selamat, dan tenteram dari lisan (tulisan, pendapat, dan perkataannya) dan tangan (kekuasaan)-nya” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
      Saudaraku, mengakhiri renungan ini, mari kita simak secara seksama, cermat, dan hati-hati. Luka akibat terpelesetnya lisan, tidak bisa disembuhkan. Luka pedang atau pisau, dengan mudah disembuhkan. Sebelum kita terjerat ancaman pidana karena melanggar UU ITE, mari kita biasakan diri untuk bertutur kata yang manis, lemah lembut, benar, dan indah.
      Marilah kita jaga lisan kita, kita gunakan untuk senantiasa berdzikir, menyebut Asma Allah dan kalimat yang baik-baik (thayyibat), agar lisan kita tetap terjaga dan hati kita juga menjadi tenang dan tenteram (thuma’ninah). Sekiranya kita tidak bisa berbicara yang baik, maka lebih baik diam, karena “diam itu adalah emas”.
      Semoga bermanfaat dan Allah a’lam bi sh-shawab.
Wassalamualaikum wrwb.

MUSLIM ROHINGNYA DAN KEBIADABAN REJIM, MILITER, DAN PIMPINAN AGAMA DI MYANMAR

Assalamualaikum wrwb.
      Saudaraku, mari kita syukuri anugrah dan pertolongan Allah. Hari ini karena kasih sayang-Nya, kita sehat afiat, hidup tenang dan tenteram dengan kemajemukan dan keberagaman yang menjadi kekayaan bangsa dan NKRI yang kita cintai. Mari kita terus rawat dan jaga kesejukan, toleransi,  dan kerukunan yang sudah kita bangun beratus-tahun dari sebelum NKRI lahir hingga kita merayakan kemerdekaan ke-72 bulan lalu.
       Shalawat dan salam mari kita senandungkan pada Baginda Rasulullah saw, keluarga, dan para sahabat. Beliau adalah sosok dan tokoh teladan manusia yang sangat mengedepankan kasih sayang sesama manusia. Perbedaan agama adalah hak paling asasi yang tidak boleh diganggu gugat. Beliau telah meletakkan dasar dan pilar toleransi dalam soal pilihan agama. Bahkan dalam sepanjang sejarah Islam, tidak pernah ada pembununan apalagi genocida atas nama agama.
       Saudaraku, minggu ini di kala kita sedang merayakan Idul Adlha, dan bahkan banyak yang sedang melaksanakan penyembelihan hewan qurban, guna menunjukkan keimanan, ketaqwaan, dan kepedulian sosial kita kepada saudara-saudara kita yang tidak mampu, dengan berbagi daging kambing, sapi, dan unta bagi saudara kita yang sedang di tanah suci, hati kita tersentak, teriris-iris, dan tercabik-cabik oleh berita pembantaian, pembakaran, pembununan secara sangat-sangat biadab saudara-saudara kita warga Muslim Rohingnya di wilayah Arakan, Rakhine, Myanmar.
      Ironisnya, penguasa Aung San Sukyi — yang pernah menerima hadiah Nobel Perdamaian — pun tidak melakukan langkah-langkah apapun untuk menghentikannya. Kebiadaban militer Myanmar dan didukung oleh para Bikhu dengan busana “kebesaran agama”-nya secara terang-terangan ikut serta melakukan praktik-praktik pembangaian, pembakaran, dan pembununan dengan cara-cara yang sangat brutal, biadab, dan sangat jauh dari kepantasan sebagai manusia.
      Hari ini kita dapat kiriman, warga Muslim Rohingnya yang berjamaah subuh di Masjid, dibakar hidup-hidup secara keji dan biadab. Mengapa seakan dunia membiarkan? Apa yang dilakukan oleh PBB? Apa pula yang dilakukan oleh aktifis Hak Azasi Manusia (HAM) Indonesia dan juga Internasional?
      Dewan Rohingnya Eropa (European Rohingnya Council) — seperti postingan (Djoko Edhi Abdurrahman, mantan anggota Komisi Hukum DPR) meminta dunia internasional melindungi rakyat sipil dari militer di bawah kekuasaan Suu Kyi. Ini karena serangan mematikan terhadap pos-pos perbagasan di Rakhine Myanmar Barat, Jumat (25/8/2017) menewaskan 100 muslim Rohingnya. Ribuan penduduk diusir, rumah mereka dibakar dengan mortir dan senapan mesin. Di Maungdaw, di mana warga Rohingnya merupakan mayoritas, militer melakukan kejahatan kemanusiaan terstruktur, pemerkosaan massal, pembantaian, termasuk bayi dan anak-anak, disiksa, diculik, dan dibantai habis-habisan.
       Inilah tontonan sangat “telanjang” kejahatan kemanusiaan genocida di abad modern yang serba canggih. Karena itu, kita semua warga NKRI yang cinta damai dan menghargai kemanusiaan, mengutuk, dan menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengutuk dengan sangat keras atas kebiadaban, kekejaman, dan kebrutalan Militer, Rejim Penguasa yang cenderung membiarkan pembantaian tersebut.
2. Lembaga yang mengeluarkan hadiah Nobel Perdamaian untuk mencabut atau menarik kembali hadiah Nobel yang pernah diberikan kepada Aung San Suu Kyi.
3. Pemerintah Republik Indonesia melalui Presiden dan Pimpanan Umat Beragama diminta melakukan langkah-langkah deplomatik untuk sesegera mungkin menghentikan kebiadaban, kekejian, dan kebrutalan gerakan genosida yang dilakukan oleh Rejim Penguasa, Militer, dan Pimpinan Agama mayoritas Myanmar.
4. Melalui Presiden RI, menyerukan kepada Masyarakat ASEAN untuk sesegera mungkin meninjau dan mempertimbangkan kembali keberadaan keanggotaan Negara Myanmar, karena sungguh sangat tidak pantas duduk sama rendah dan bersiri sama tinggi dalam komunitas Masyarakat ASEAN.
5. Melalui para Pemimpin Agama di Masyarakat ASEAN, terutama Pimpinan Agama Buddha, untuk melakukan langkah-langkah kongkret untuk segera menghentikan kebiadaban tersebut atas nama agama.
6. Kepada para pegiat dan pejuang Hak Azasi Manusia (HAM) baik yang berada di Indonesia, dan HAM internasional, untuk mengajukan siapapun yang mendalangi, melakukan, dan membiarkan pembantaian warga Muslim Rohingnya secara brutal dan sangat biadab tersebut, ke Mahkamah Internasional.
7. Menyerukan kepada seluruh umat Islam di Indonesia untuk membaca qunut nazilah dan melakukan shalat ghaib pada saudara-saudara kita di Rohingnya, dan mendoakan semoga mereka dicatat oleh Allah sebagai para syuhada’ dan ditempatkan di surga-Nya. Amin.
      Saudaraku, kalau dunia dan PBB tidak mampu menghentikan kebiadaban dan kebrutalan tersebut, sama halnya PBB membiarkan pembunuhan dan genocida massal tersebut, dan ini bukan tidak mungkin akan memicu dan memacu timbulnya sentimen “balas dendam” baru yang muncul di kemudian hari.
     Semua kita memahami, bahwa dalam Islam, membunuh satu nyawa laksana membunuh semua manusia. Dan menghidupkan satu nyawa, sama halnya menghidupkan seluruh ummat manusia. Allah ‘Azza wa Jalla menegaskan:
مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَن قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِّنْهُم بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ. المائدة ٣٢
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh orang lain), atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehiduoan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi” (QS. Al-Maidah: 32).
      Saudaraku, rasanya setelah menyaksikan kepedihan saudara kita di Rohingnya, makan pun tidak enak, tidak terasa lagi nikmat. Boleh jadi kita memang termasuk waega yang paling lemah imannya, karena kita hanya mengutuk, berteriak dalam hati dan fikiran, tetapi tidak memiliki kekuatan tangan dan kekuasaan, untuk mampu sesegera mungkin menghentikan kebrutalan tersebut.
        Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, hentikanlah sesegera mungkin kebrutalan, kekejaman, dan kebiadaban para penguasa, militer, dan pimpinan agama Myanmar yang sudah sangat kejam, tega, dan tidak lagi memiliki jiwa dan rasa kemanusiaan. Ya Allah, Tuhan Yang Maha Bijaksana, berilah balasan kepada mereka secepatnya, agar mereka sadar dan tidak lagi melanjutkan kebiadabannya tersebut.
    حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير لا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم
      Allah a’lam bi sh-shawab.
Wassalamualaikum wrwb.

PERSEMBAHKAN KEPADA ALLAH YANG TERBAIK

Assalamualaikum wrwb.
      Segala puji hanya milik Allah. Mari kita syukuri secara sungguh-sungguh, hanya karena anugrah dan karunia-Nya, kita sehat afiat, menghirup oksigen gratis, dan dapat memulai aktifitas belajar dan kerja hari ini. Jangan lupa niatkan ibadah, dan berprestasi, supaya hari ini lebih baik dari hari kemarin. Niscaya kita adalah orang-orang yang beruntung. Shalawat dan salam mari kita terus senandungkan, sebagai bukti kita cinta kepada Baginda Rasulullah saw, keluarga, dan sahabat beliau. Semoga syafaat beliau kelak di akhirat memayungi kita, dan semua urusan kita di dunia dimudahkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla.
      Saudaraku, manusia sebagai hamba diciptakan oleh Allah untuk hidup di muka bumi ini, karena tujuan yang sangat mulia, yakni untuk mengabdikan diri, menghamba, dan menyembah kepada-Nya (QS. Adz-Dzariyat: 56). Bentuk pengabdian kita kepada Allah, yang bersifat vertikal ritual, berupa ibadah mahdlah (ibadah murni kepada Allah) sudah diatur dan dipandu tata cara (kaifiyat)-nya oleh Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw. Untuk ibadah sosial horizontalnya, secara umum diberi contoh dan teladan yang baik oleh Rasulullah saw. Diawali dari menata hati dan fikiran untuk senantiasa pandai bersyukur kepada Allah dan kepada orang tua kita. Hamba yang bersyukur akan selalu berusaha rendah hati (tawadlu’), menyadari dan mengetahui keberadaan dirinya, yang berasal dari air hina, saripati tanah. Karena itu ia akan selalu menempatkan Allah sebagai tempat bergantung, memohon dalam doa, agar persembahan dan ibadahnya diterima oleh Allah.
        Untuk itu, manusia sangat-sangat dimuliakan oleh Allah SWT, yang karena itu pula, kita sebagai manusia berkewajiban memuliakan manusia yang lain, dan juga kepada makhluk yang lain. Allah SWT menegaskan:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا. الاسراء ٧٠
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizqi dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan” (QS. Al-Isra’: 70).
      Untuk itu juga, Allah menugasi kita manusia menjalankan tugas kekhalifahan (wakil)-Nya di muka bumi ini (Al-Baqarah:30). Penugasan ini sempat diprotes oleh para malaikat, yang menyebut, bahwa manusia itu menyukai pertumpahan darah dan berbuat kerusakan. Tugas mulia sebagai khalifah Allah di muka bumi ini, adalah:
يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُم بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ اللهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ اللهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ.  ص ٢٦
“Hai Dawud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat adzab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan” (QS. Shad: 26).
       Saudaraku, sungguh tidak ringan menjalankan amanat dan tugas mulia sebagai khalifah Allah di muka bumi. Karena itu, modal dasar iman dan taqwa, dan kesungguhan untuk berprestasi di hadapan Allah sangat dibutuhkan. Dengan basis iman dan taqwa ini, dimaksudkan kita tidak mudah terhasut dan terjebak mengikuti rongrongan dan jebakan hawa nafsu kita, yang karena itu, memerangi hawa nafsu kita, menurut Rasulullah saw, adalah termasuk perang besar (jihad akbar).
       Kegagalan menjalankan tugas sebagai khalifah di muka bumi, selain akan merusak diri kita akibat rongrongan nafsu kita, juga berpotensi akan merusak lingkungan kita. Allah ‘Azza wa Jalla mengingatkan kita untuk selalu waspada. QS. Al-A’raf: 179 menyatakan:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ. الاعراف ١٧٩
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka) Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS. Al-A’raf:179).
       Saudaraku, masih berkaitan dengan soal persembahan kita kepada Allah, seperti yang diperintahkan oleh Allah kepada Nabi Ibrahim as agar “menyembelih” putra beliau yang sangat dicintai, Nabi Ismail as. Adalah merupakan ujian yang sangat besar. Akan tetapi meskipun melalui proses dan pengalaman mimpi tiga malam berturut-turut, tarwiyah, arafah, dan hari nahr, akhirnya dengan semangat ketulusan dan keikhlasan, sebagai wujud iman dan taqwa, Nabi Ibrahim as pun meminta pendapat pada putra beliau Nabi Ismail as. Nabi Ismail as pun siap dengan penuh kepasrahan dan ketaqwaan karena itu adalah perintah Allah, Dzat Yang Maha Pemberi, maka bersiaplah “penyembelihan” tersebut (QS. Ash-Shaffat:100-109). Allah SWT mendapatkan Nabi Ibrahim as sebagai kekasih-Nya telah menunjukkan persembahan yang terbaik dengan siap mengorbankan putra — atau keturunan yang sudah ditunggu-tunggu dan sangat dicintainya — untuk pengabdian beliau kepada Allah, maka Allah menghadirkan tebusan penggantinya dengan sembelihan yang besar.
       Saudaraku, pelajaran berharga tersebut, memberikan keteladanan pada kita sebagai anak cucu Nabi Ibrahim as, agar kita dalam mengabdi kepada Allah, melakukan amal sosial dan kebendaan, untuk menolong dan membantu orang lain, musti kita ambil dari harta yang terbaik. Karena di situlah sesunggunnya makna keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Rabbu l-‘Arsy. Dan Allah kemudian memberi rambu-rambu, agar jangan salah arah untuk kepentingan riya, pamer, dan supaya diperhatikan oleh orang lain, maka bukan darah dan daging unta atau hewan kurban yang sampai kepada Allah, akan tetapi ketaqwaan itulah yang sampai dan dihitung oleh Allah (QS. Al-Hajj:37).
      Allah akbar wa liLlahi l-hamd. Maha Besar Allah dengan segala puji dan kebesaran-Nya. Selamat berkurban, persiapkanlah kambing, sapi, atau kerbau yang terbaik. Sehat, tidak cacat, dan tidak terlalu tua atau terlalu muda, agar lezat dinikmati bersama orang-orang yang membutuhkannya.
      Allah a’lam bi sh-shawab.
Wassalamualaikum wrwb.