JIWA KEPEDULIAN SOSIAL ALA NABI IBRAHIM

Published by achmad dharmawan on

http://lensontwelve.com/Tahun 2018 ini terjadi perbedaan pelaksanaan hari Idul Adlha antara Negara Indonesia dan
Arab Saudi dan beberapa negara Muslim di dunia. Jamaah calon haji hari Senin, 20/8/2018
sudah siap melaksanakan wuquf yang menjadi rukun dan puncak ibadah haji. Berarti Idul Adlha
di Arab Saudi jatuh pada hari Selasa, 21/8/2018. Sementara di Indonesia, Idul Adlha hari Rabu,
22/8/2018. Kenapa berbeda, bukankah Indonesia lebih dulu empat jam dari Arab Saudi. Itulah
kekuasaan Allah. Bagi ahli falak, ini soal mathla’ lokal dan internasional, yang memang hingga
kini belum ada kesepakatan.
Sejumlah negara yang Idul Adlha hari Selasa, 21/8 adalah Arab Saudi, Aljazair, Bahrain, Irak,
Kuwait, Lebanon, Lybia, Mesir, Oman, Palestina, Qatar, Sudan, Suriah, Tunisia, Turki, Uni Emirat
Arab, Yaman, dan Jordania. Sementara negara yang ber-Idul Adlha hari Rabu, 22/8 selain
Indonesia, adalah Australia, Afrika Selatan, Bangladesh, Brunei Darussalam, Inggris, Iran,
Jepangm Maladewa, Malaysia, Maroko, Nepal, dan Pakistan.
Alhamdulillah atas ijin dan kehendak Allah, saya termasuk salah satu jamaah yang berada di
Arafah, saat hari Ahad, 19/8/2018 jam 18.30-an sedang diamanati mengimami shalat maghrib.
Di tengah-tengah shalat Maghrib itulah, turun gerimis air yang membasahi padang Arafah
yang semula suhu udara mendapai 44 derajat celcius, dan badai pasir datang disertai angin
kencang membuat perkemahan baru dan “permanen” pun bergoncang-goncang. Sebagian
jamaah panik, keluar dari kemah dan memilih berdiri di samping tenda besar. Bahkan ada tenda
di maktab lain, angin dengan kecepatan lebih kencang lagi dan membawa kabur semua barang
di dalamnya.
Dalam kepanikan itu, yang tadinya saya dan jamaah membaca shalawat “Ya Rabbi bi l-
Musthafa balligh maqashidana wa ighfir lana ma madla ya wasi’a l-karami”, kemudian beralih
ke shalawat Nariyah, dan membaca talbiyah”. Listrik pun ikut padam, namun angin masih tetap
kencang menerpa perkemahan baru.
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Besar. Baru saja diuji dengan angin kencang dan badai pasir
sebentar, sudah panik dan mendayu-dayu. Padahal itu yang kasat mata. Bagaimana
“dahsyatnya” perasaan dan goncangan hati dan fikiran Nabi Ibrahim as, kala melalui mimpinya,
mendapatkan perintah untuk menhembelih putranya Nabi Ismail as, putra yang sangat
disayangi dan ditunggu kehadirannya berpuluh-puluh tahun. Wajar saja jika kemudian dari
mimpi tersebut, mengguncangkan pemikiran yang kemudian disebut dengan tarwiyah.
Nabi Ibrahim as yakin bahwa mimpi, agar “menyembelih” putranya Nabi Ismail as pun tidak
lepas dari godaan syaithan, berulang lagi. Akhirnya, Nabi Ibrahim as sampai pada suatu
keyakinan, bahwa itu adalah wahyu dari Allah, sebagai bentuk ujian keimanan dan
ketaqwaannha kepada-Nha. Perintah wahyu itu, kemudian dikomunikasikan secara jujur
kepada putranya Nabi Ismail as. “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkankah apa pendapatmu?” Ia menjawab : “Hai bapakku,

1 Prof. Dr. Ahmad Rofiq, MA, Guru Besar dan Direktur Pascasarjana UIN Walisongo, Wakil Ketua Umum Majelis
Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah.

kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaa Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar” (QS. Ash-Shaffat: 102).
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis-
(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia : “Hai Ibrahim, sesungguhnya
kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberikan balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar” (QS. Ash-Shaffat: 103-107).
Perintah kurban, adalah ibadah yang benar-benar menguji keimanan dan ketaqwaan.
Ibadah haji yang merupakan gabungan antara ibadah ruhiyah, maliyah, dan badaniyah ini,
secara lahiriyah memang lebih banyak ritual simbolik, yang hanya bisa ditangkap dan dirasakan
dengan keimanan. Tidak semata-mata murni rasional belaka. Tetapi dengan hati, kejujuran,
keimanan, dan ketaqwaan yang sejati.
Karena itu, Allah ‘Azza wa Jalla mengingatkan bahwa dalam ibadah kurban, yang sampai
kepada Allah itu bukan daging dan darah hewan yang disembelih, akan tetapi keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah.
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
“Daging-daging (sembelihan) darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah,
tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah
menundukkan untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada
kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al-Hajj: 3).
Taqwa yang merupakan manifestasi iman didefinisikan oleh para Ulama sebagai imfitsalu
awamir Allah wa ijtinabu nawahihi atau menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi
larangan-larangan-Nya. Jika iman itu bisa bertambah dan berkurang (al-iman yazidu wa
yanqushu) maka demikian juga taqwa. Ketaqwaan itu perlu terus menerus dipupuk melalui
amal shalih. Karena itulah disebutkan dengan tegas, bahwa taqwa adalah sebaik-baik bekal
menghadap kepada Allah.
Keimanan dan ketaqwaan Nabi Ibrahim as dan juga Nabi Ismail as yang ditunjukkan dengan
mengurbankan yang paling dicintainya, akhirnya berbuah pahala dan penggantian yang secara
kasat mata ditunjukkan dengan hewan sembelihan yang besar (dzibhin ‘adhim) adalah
merupakan cara Allah “mematerikan” pahala agar supaya manusia dengan mudah memahami
dan merealisasikannya. Semoga keimanan, ketaqwaan, dan keteladanan Nabi Ibrahim as dan
Nabi Ismail as dapat kita teladani dalam wujud berkurban, atau menyisihkan sebagian rizqi yang
kita terima dari Allah, guna membantu saudara kita yang sangat membutuhkan.
Allah a’lam bi sh-shawab.
Wassalamualaikum wrwb.
Arafah-Muzdalifah-Mina, 22/8/2018.

You first have to determine what topics to include in post source your essay.

Silahkan Hubungi Kami