Kebangkitan

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 20 Mei 2018
Kebangkitan
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 20 Mei diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional yang ditandai kesadaran nasional akan dirinya sebagai rakyat Indonesia dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang kemudian diikuti ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Para tokoh yang terlibat saat itu antara lain Soetomo, Soekarno, Tjipto Mangunkusumo, Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (sejak 1922 menjadi Ki Hajar Dewantara) dan Douwes Dekker serta beberapa tokoh lainnya.
Sebelum Boedi Oetomo telah muncul Sarekat Dagang Islam tahun 1905 untuk menandingi dominasi pedagang Cina saat itu, kemudian berkembang menjadi gerakan Sarekat Islam tahun 1906, kemudian 1908 semangat nasional tumbuh menjadi gerakan Boedi Oetomo. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kebangkitan_Nasional_Indonesia)
Bagi Muslim Indonesia, sepatutnya bangga karena tumbuhnya kesadaran nasionalisme di negeri ini justru dari rakyat Indonesia yang beragama Islam yang kemudian melahirkan kebangkitan rakyat negeri ini untuk mencintai tanah airnya. Semangat ini perlu ditumbuhkan kembali kepada anak negeri khususnya muslim di Indonesia untuk menjadi motor kebangkitan kedua, bukan acuh apalagi mengganggu keutuhan negeri ini.
Muslim yang nasionalis dan nasionalis yang muslim harus dilahirkan lagi dan ditumbuh kembangkan sehingga mendominasi negeri ini menuju kebangkitan kedua, jika kebangkitan pertama untuk merebut negeri dari penjajahan maka kebangkitan kedua adalah untuk merebut hati dunia dari melirik kemajuan di negeri lain, sudah barang tentu warga muslimnya harus menjadi model bagi kebaikan dan kemajuan di dunia ini.
Al-Qur’an telah memberi isyarat bahwa masyarakat muslim yang mampu menjadi model bagi masyarakat dunia adalah masyarakat muslim yang wasath (moderat), sebagaimana tertuang dalam Qs al-Baqarah ayat 143
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطاً لِّتَكُونُواْ شُهَدَاء عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيداً وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنتَ عَلَيْهَا إِلاَّ لِنَعْلَمَ مَن يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّن يَنقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ وَإِن كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلاَّ عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللّهُ وَمَا كَانَ اللّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللّهَ بِالنَّاسِ لَرَؤُوفٌ رَّحِيمٌ ﴿١٤٣﴾
Dan demikianlah Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang wasath (adil atau moderat) agar kamu menjadi saksi (kunci perhatian/ model) atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
Ayo bangkit saudaraku sesame muslim, ayo bangkit saudaraku sebangsa dan setanag air, ayo bangun negeri tempat kita lahir, berpijak dan kewajiban kita pula menjaga dan merawat ibu pertiwi ini bahkan menjunjung nama baiknya di mata dunia, selamat hari kebangkitan nasional.

Categories: GAGASAN

Silahkan Hubungi Kami