Puisi

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 28 April 2018
Puisi
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 28 April diperingati sebagai hari Puisi Nasional sebagai momentum mengenang meninggalnya Chairil Anwar tahun 1949. Penyair kelahiran Medan, 26 Juli 1922 ini adalah putra Toeloes dan Saleha. Ia meninggalkan karya yang cukup banyak dan salah satu puisinya yang populer adalah “Aku” (https://news.okezone.com/read/2016/04/28/65/1374959/hari-puisi-nasional-mengenang-wafatnya-sang-penyair-chairil-anwar)
Berikut ini puisi “aku” karya Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Karena bukan sastrawan, perlu kiranya memahami puisi di atas berdasar pemaknaan yang menggeluti puisi ini, antara lain di dalam puisi ini terkandung makna:
1. Kesetiaan dan keteguhan terhadap apa yang diyakininya. Sebagaimana tersirat pada “Kalau sampai waktuku ‘Ku mau tak seorang kan merayu”
2. Keberanian dalam berjuang sekalipun beresiko hilangnya
3. Semangat tak pernah padam. Sebagaimana tersirat pada “aku mau hidup seribu tahun lagi”. (http://composhare.blogspot.com/2015/06/analisis-puisi-aku-karya-cahiril-anwar.html)
Melalui peringatan hari puisi nasional ini, semoga lahir Chairil Anwar Chairil Anwar yang baru, ingat Nabi Saw pun memiliki sahabat dekat yang penyair juga yaitu al-Hasan, semoga menjadi inspirasi pengembang sastra Indonesia. Amin.

Categories: BERANDA

Silahkan Hubungi Kami