Abdullah Yusuf Ali

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 14 April 2018
Abdullah Yusuf Ali
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 14 April 1872 merupakan hari lahir cendekiawan muslim India bernama Abdullah Yusuf Ali, karya monumentalnya adalah terjemah Al Qur’an dalam bahasa Inggris yang berjudul Holy Qur’an: Text, Translation and Commentary. Tokoh kelahiran Bombay, India ini merupakan putra saudagar kaya, hafidz al-Qur’an saat masih kecil serta menguasai bahasa Arab dan Inggris dengan baik. (https://id.wikipedia.org/wiki/Abdullah_Yusuf_Ali)
Bagi akademisi, nama Yusuf Ali tidak asing, mengingat karyanya menerjemah dan memberikan comment dalam bahasa Inggris banyak dikutip mereka baik akademisi dalam negeri maupun luar negeri.
Tokoh Bombay ini sekaligus membuka mata kita bahwa Indonesia boleh jadi negara dengan penduduk muslim terbesar, namun dari sisi produktifitas terutama dakwah secara luas justru ketinggalan dari negara lain termasuk dengan India yang telah melahirkan banyak ulama kaliber internasional.
Fenomena ini hendaknya menjadi pendorong bagi muslim Indonesia untuk melahirkan karya-karya monumental sebagaimana ulama terdahulu yang sebenarnya dari negeri ini cukup banyak pula, seperti al-Fadani, at-Tirmasi, al-Bantani, al-Minangkabaui dan lainnya.
Memang tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab kifayah, artinya tidak harus semua belajar hal yang sama, missal belajar agama semua, melainkan cukup perwakilan yang nantinya menjadi pencerah lingkungannya. Namun demikian tetap harus difikirkan suatu saat harus hadir ulama yang berkarya nyata dan karyanya dikutip oleh siapapun baik yang hendak mendalami Islam dari kalangan muslim sendiri maupun dari selainnya. Hal ini sebagaimana isyarat Qs at-Taubah ayat 122
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُواْ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ ﴿١٢٢﴾
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Tuntutan adanya orang yang ahli dalam ilmu agama dalam suatu komunitas merupakan keniscayaan agar kehidupan masyarakatnya terarah ke jalan yang benar melalui sumber pengetahuan yang benar pula, sebagaimana keniscayaan dalam suatu komunitas ada yang ahli di bidang kesehatan, ahli di bidang pembangunan , ahli di bidang perdagangan, ahli di bidang pendidikan dan ahli-ahli lainnya, yang tidak mungkin dikuasai semuanya oleh seorang saja melainkan keterwakilan dari suatu masyarakat harus ada di dalamnya, sekiranya tidak, maka dosa dan akibatnya akan menjadi tanggung jawab semuanya.
Semoga Abdullah Yusuf Ali memberikan inspirasi bagi muslim Indonesia untuk bangkit menjadi model bagi muslim di belahan dunia manapun, semoga Allah ridlai, amin.

Categories: GAGASAN

Silahkan Hubungi Kami