Penerbangan

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 9 April 2018
Penerbangan
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i
Tanggal 9 April hari Penerbangan Nasional juga hari TNI AU, semula Angkatan Udara merupakan bagian dari Angkatan Darat, sejak 9 April 1946 berdiri sendiri sebagai TRI –AU. Ada dua komando operasi (Koops AU I atau Komando Operasi Angkatan Udara I) bermarkas di Halim Perdanakusuma, dan Koops AU II bermarkas di Makassar.
Dalam sejarahnya, TNI AU berawal dari BKR atau Badan Keamanan Rakyat pada Tanggal 23 Agustus 1945 untuk penguat Armada Udara, tanggal 5 Oktober 1945 berubah menjadi TKR atau Tentara Keamanan Rakyat, kemudian pada tanggal 23 Januari 1946 menjadi TRI atau Tentara Republik Indonesia, kemudian secara khusus tanggal 9 April 1946 jawatan penerbangan dihapuskan dan menjadi AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) dan saat ini menjadi TNI-AU.
TNI-AU sesuai UU Nomor 34 Tahun 2004 memiliki tugas antara lain:
1. Menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah udara Nasional sesuai ketentuan hukum nasional maupun internasional yang telah diratifikasi
2. Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara
3. Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara (https://id.wikipedia.org/wiki/Tentara_Nasional_Indonesia_Angkatan_Udara)
Angkatan udara bagi kekuatan militer merupakan sebuah keniscayaan mengingat batas-batas wilayah negera juga meliputi Udara selain daratan dan lautan. Persoalan udara yang cukup luas dan lebih rumit batasannya harus dijaga kedaulatan tersebut dengan kekuatan angkatan udara supaya tidak diremehkan oleh negara lain.
Al-Quran telah memberikan contoh kekuatan udara dibandingkan dengan kekuatan darat sekalipun secara fisik lebih besar dari kekuatan udara tersebut yaitu surat al-Fil yang menceritakan pasukan gajah yang hendak menghancurkan ka’bah dapat dilumpuhkan oleh pasukan burung yang membawa mortar kecil dari Sijjil (konon batu dari neraka, namun ada pula yang memaknai virus dan lainnya), namun intinya sekuat apapun pasukan darat dengan gajah sebagai tunggangannya (konteks sekarang tank-tank baja yang perkasa, namun dengan serangan mortir dari udara yang tepat sasaran menjadikan pasukan gajah tersebut luluh lantah tak berdaya.
Pengalaman yang diceritakan dalam Al-Qur’an tersebut dapat dijadikan pelajaran akan pentingnya angkatan udara dengan alustista yang memadai syukur canggih, sehingga dapat menjaga kedaulatan udara negara yang kita cintai ini. Dalam bahasa sederhana, pengadaan alustista tersebut sebagai fardu Kifayah, artinya sebelum terpenuhi standar pemeliharaan dan penjagaan kedaulatan negeri ini yang ideal, maka belum gugur negara ini untuk memenuhinya, demikian pula rakyat yang ada dalam negeri ini turut bertanggungjawab atas ketersediaan sarana dimaksud dengan harapan tidak terjadi kebocoran sehingga TNI kita khususnya AU menjadi lebih kuat dan ideal sehingga disegani lawan maupun kawan. Dirgahayu TNU AU

Categories: GAGASAN

Silahkan Hubungi Kami