MENSYUKURI ULTAH KE-48 UIN “WALISONGO” MERASAKAN NIKMATNYA ZIARAH WALISONGO

Published by achmad dharmawan on

Assalamualaikum wrwb.
      Segala puji dan syukur hanya milik Allah. Mari kita lahirkan syukur kita kepada Allah. Hanya karena anugrah dan karunia-Nya kita sehat afiat dan dapat melaksanakan aktifitas kita,  semoga bernilai ibadah. Shalawat dan salam mari kita senandungkan untuk Baginda Rasulullah Muhammad saw, keluarga, sahabat,  dan pengikut yang komitmen meneladani beliau. Semoga kemudahan dan keberkahan senantiasa menyelimuti aktifitas kita, dan kelak di akhirat kita dipayungi syafaat beliau.
      Saudaraku, sebagai wujud syukur seluruh sivitas akademika dalam ultah yang ke-48 UIN Walisongo Semarang seluruh pejabat dipimpin langsung Rektor, hingga pimpinan mahasiswa, melakukan ziarah ke Walisongo. Jamaah dibagi dalam gelombang pertama, ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, diawali dari Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria,  Sunan Ampel,  Sunan Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri,  Sunan Drajat, dan Sunan Bonang. Gelombang kedua,  ke Jawa Barat Sunan Gunung Jati. Perjalanan diawali Jumat, 23/3 dan hari ini 24/3 di Jawa Timur.
      Ziarah merupakan kegiatan spiritual untuk memantapkan spirit dan melembutkan hati dan mengasah kecerdasan spiritual, emosional,  dan intelektual seluruh  sivitas akademika untuk merealisasikan visi UIN Walisongo  menjadi Universitas Islam Riset Terdepan berbasis Kesatuan Ilmu untuk Membangun Kemanusiaan dan Peradaban.
      Sebagai UIN yang oleh pendirinya memilih dan menggunakan nama “Walisongo” tentu sudah melalui proses dan perenungan spiritual dan pilihan cerdas. Di antara pertimbangannya adalah ingin mewarisi model, metode, dan strategi dakwah yang dikembangkan dan diwariskan oleh para Walisongo, mengolaborasikan substansi Islam dengan kearifan lokal (local wisdom). Sejalan dengan kata bijak Ulama bahwa “الاسلام صالح لكل زمان و مكان”. Artinya “Islam itu cocok pada setiap masa dan tempat”.
      Saudaraku, tidak mudah dibayangkan seandainya dulu penyebaran Islam dilakukan dengan tidak mengolaborasikannya dengan kearifan lokal, tentu corak dan wajah Islam Indonesia akan bernuansa lain. Indonesia merupakan negara yang paling majemuk di dunia, baik agama, suku, budaya, dan etnis. Islam yang rahmatan lil ‘alamin musti dijabarkan agar mampu memandu manusia Indonesia yang mau mengikutinya, menempuh jalan yang lurus (صراط المستقيم) guna meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
       Saudaraku,  ziarah kata Rasulullah saw untuk menggugah hati dan fikiran untuk senantiasa mengingat mati atau mengingat akhirat. Dengan mengingat mati dan kehidupan akhirat, dimaksudkan agar memiliki niat dan tekad untuk fokus menyiapkan bekal kehidupan akhirat, dengan meningkatkan kualitas iman dan taqwa. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
وتزودوا فان خير الزاد التقوى واتقون ياأولى الالباب
“dan (persiapkan) bekallah olehmu maka sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa,  dan bertaqwalah kamu kepada-Ku wahai (hamba) yang punya akal” (QS. Al-Baqarah: 197).
      Setelah hati, fikiran, dan spirit sivitas akademika UIN Walisongo telah mampu “menikmati” ziarah Walisongo, diharapkan akan bekerja lebih tulus,  ikhlas, dan fokus bekerja secara lebih maksimal. Terlebih di tahun politik,  yang atmosfirnya terasa panas, maka dibutuhkan basis-basis keilmuan dan pengamalan agama yang mampu menghadirkan kesejukan, keharmonisan, dan kesantunan demi persatuan dan kerukunan nasional.
       Saudaraku, semoga dengan peringatan UIN Walisongo yang ke-48 dan nikmatnya ziarah Walisongo akan makin menghadirkan keberkahan semua keluarga besar UIN Walisongo,  makin dicintai masyarakat dan menunjukkan prestasi yang bermanfaat bagi umat, bangsa, dan negara. Kita semua merindukan terwujudnya Indonesia sebagai
بلدة طيبة ورب غفور
Negeri yang gemah ripah tata tentrem kerta raharja di bawah mghfirah atau ampunan Tuhan Yang Maha Pengampun.
      Allah a’lam bi sh-shawab.
Wassalamu alaikum wrwb.
Perjalanan Lamongan-Surabaya, 24/3/2018.
Silahkan Hubungi Kami