Hatta

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 14 Maret 2018
Hatta
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i
Tanggal 14 Maret 1980 merupakan hari wafat putra Indonesia Muhammad Hatta yang juga proklamator negeri ini bersama Soekarno dan juga wakil presiden pertama Indonesia. Nama lahirnya adalah Mohammad Athar di Bukittinggi 12 Agustus 1902.
Beliaulah wakil presiden di negeri ini yang mengundurkan diri dari jabatannya tersebut tahun 1956, karena ada selisih dengan Soekarno. Sekalipun di beberapa tempat nama Soekarno-Hatta senantiasa berpasangan khususnya sebagai nama jalan.
Hatta yang dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia, ini lahir dari keluarga santri, terutama dalam didikan kakeknya Abdurahman Batuhampar salah seorang ulama pendiri Surau Batuhampar. Hatta menikah dengan Rahmi pada tanggal 18 November 1945 dan dikarunai 3 anak (Meutia Farida Hatta, Gemala Rabi’ah Hatta, dan Halida Nuriah Hatta). (https://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Hatta)
Yang menarik dari biografi singkat Hatta di atas adalah keberaniannya untuk mengundurkan diri dari jabatan prestisius, ketika menyadari ada perbedaan dengan kebijakan presidennya. Ini merupakan sikap tegas yang tak takut akan kehilangan sesuatu demi mendapatkan sesuatu yang dipandangnya lebih baik. Sikap yang seperti ini mulai langka dalam pribadi para pejabat, krisis ini pulalah yang mengakibatkan roda pemerintahan agak melambat karena masing-masing berusaha exis sekalipun tidak seiring sejalan dengan kebijakan atasannya.
Dalam trades Islam, jabatan merupakan amanah yang cukup berat, karenanya pula Nabi mengingatkan umatnya untuk tidak meminta amanah tersebut, namun jika diberikan kepercayaan, pantang mengelak, terlebih jika sesuatu itu diberikan maka yang memberikan amanah tersebut akan membantu atau menopangnya.
Sebagaimana isyarat hadis berikut ini:
عن عبد الرحمن بن سمرة قال قال لي النبي صلى الله عليه وسلم يا عبد الرحمن بن سمرة لا تسأل الإمارة فإنك إن أعطيتها عن مسألة وكلت إليها وإن أعطيتها عن غير مسألة أعنت عليها وإذا حلفت على يمين فرأيت غيرها خيرا منها فكفر عن يمينك وأت الذي هو خير
Dari Abdurrahman bin Samurah, ia berkata: Rasulullah Saw berkata kepadaku, wahai Abdurrahman bin Samurah janganlah kamu meminta kekuasaan, sungguh jika permintaanmu diberikan kepadamu maka akan membebanimu dan jika diberikan bukan karena diminta maka kamu akan dibantu (untuk menanggung amanah tersebut), jika kamu bersumpah (untuk suatu jabatan) dan kamu melihat lainnya lebih baik (lebih pantas), maka ingkarilah sumpahmu itu dan berikan kepada orang yang lebih baik tadi.
Belajar dari sosok Hatta dengan merenungkan bimbingan Nabi Saw ini, mari kita siapkan mental kita untuk diberikan amanah oleh siapapun tapi tidak perlu berambisi untuk meminta kedudukan tersebut. Lain halnya jika ada situasi yang menuntut seseorang harus turun tangan dalam menjaga kemashlahatan negeri ini ke arah yang lebih baik, sementara tidak ada yang lainnya yang berani dan sanggup menangani hal tersebut, maka tidaklah berdosa (tidak menyalahi sunnah Nabi Saw tersebut, karena essensi sunnah beliau ada pada menciptakan kemashlahatan di manapun berada.

14 maret

Silahkan Hubungi Kami