Istiqlal

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 22 Pebruari 2018
Istiqlal
Oleh: Ahmad Hasan Asyari Ulamai

Tanggal 22 Pebruari 1978 merupakan peresmian Masjid kebanggaan negeri kita Indoensia yaitu Masjid Istiqlal. Saat itu masjid ini menjadi bangunan “mercusuar” yang didirikan Presiden RI pertama Soekarno dengan peletakan batu pertamanya pada 24 Agustus 1961, dan diresmikan oleh Presiden berikutnya Soeharto pada 22 Februari 1978.
Masjid Istiqlal yang didirikan di jantung ibukota Jakarta pada lahan seluas 9,32 hektar ini mampu menampung hingga 200.000 jemaah. Selain megah, masjid ini merupakan symbol kesyukuran bangsa Indonesia akan kemerdekaannya karena namanya “Istiqlal” yang berasal dari kata dalam bahasa Arab dengan arti “merdeka”.
Letak Masjid ini di tengah kota juga menjadi simbol bahwa negeri ini mayoritas umatnya adalah muslim, seolah ungkapan syukur atas kemerdekaan ini tidak hanya diisi pembangunan material tapi harus juga diisi di dalamnya pembangunan spiritual.
Masjid ini berdampingan dengan Istana Kepresidenan yang mengadopsi tata letak gaya tradisional sekaligus memperlihatkan sinergitas kebijaksanaan budaya tradisional dengan budaya modern dimana bangunan ini hasil gaya arsitektur Friedrich Silaban. Selain posisinya yang berdekatan dengan gereja Katedral sebagai symbol toleransi yang sedang digadang bangsa ini yang dikenal sebagai bangsa yang ramah kepada siapapun tetapi tak gentar dengan serangan musuh apapun. (http://nasional.kompas.com/read/2016/02/22/05310061/22.Februari.1978.Istiqlal.Diresmikan.Jadi.Salah.Satu.Masjid.Terbesar)
Di era Nabi Saw, masjid merupakan bangunan awal yang dibangun beliau untuk memfasilitasi umat melakukan ibadah ritual maupun sosial, untuk melaksanakan shalat juga untuk membangun kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. Semangat ini tersirat dalam Qs at-TAubah ayat 107, yaitu jangan sampai masjid justru untuk membangun perpecahan dan kerusakan lainnya di muka bumi ini
وَالَّذِينَ اتَّخَذُواْ مَسْجِداً ضِرَاراً وَكُفْراً وَتَفْرِيقاً بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَاداً لِّمَنْ حَارَبَ اللّهَ وَرَسُولَهُ مِن قَبْلُ وَلَيَحْلِفَنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلاَّ الْحُسْنَى وَاللّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ ﴿١٠٧﴾
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan mesjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mu’min), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mu’min serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta.

Silahkan Hubungi Kami