Gizi

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 25 Januari 2018
GIZI
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 25 Januari merupakan hari gizi nasional. Berbicara masalah gizi berarti bicara asupan makanan manusia, lebih-lebih Negara kita ini sedang mencanangkan penguatan sumber daya manusia sebagai amanat kemerdekaan ini untuk membangun jiwa dan raga.
Asupan jiwa berupa agama dan nasehat lingkungan, dan untuk asupan raga berupa kekayaan nabati dan hewani yang ada di bumi ini, bahkan Ajaran Islam mendorong manusia untuk menjelajahi hamparan alam ini untuk dapat dinikmati sebagain yang dihasilkannya (Qs al-Mulk ayat 15)
Makna sebagian dapat dipahami sebagai kewajaran bukan semuanya yang menunjukkan kerakusan, tapi bisa juga dimaknai sebagian tersebut karena tidak semua thayyib (menyehatkan) bagi konsumen dan sebagaian lainnya ada yang khabits (merusak), sebagaimana semangat yang tertuang dalam Qs al-Baqarah ayat 172.
Istilah Thayyib dalam Al-Qur’an salah satu unsurnya adalah bergizi, maka gerakan mengkonsumsi makanan yang bergizi merupakan gerakan untuk mengamalkan sebagain dari ayat Al-Qur’an ini. Semua itu diajarkan Al-Qur’an agar manusia yang telah Allah ciptakan secara seimbang dapat dipelihara dengan asupan yang seimbang lagi menyehatkan sehingga dapat menghantarkan manusia bekerja optimal dalam mengabdi kepada-Nya.
Keseimbangan asupan fisik dengan asupan ruhanipun harus tetap seimbang, dalam ajaran Al-Qur’an bukan semata-mata Thayyib, namun harus juga halal (diantaranya cara memperoleh makanan tersebutpun harus baik) bukan dengan cara-cara yang tidak halal, seperti curang, mencuri dan sejenisnya.
Nabi Saw memberikan isyarat bahwa seorang mukmin akan mengkonsumsi sesuatu dalam batas yang wajar, sementara salah satu tanda kekufuran jika seseorang mengkonsumsi secara berlebihan, lebih-lebih dengan sifat rakus dan sejenisnya, sebagaimana sabda beliau dalam HR Muslim
عن ابن عمر عن النبي صلى الله عليه وسلم قال الكافر يأكل في سبعة أمعاء والمؤمن يأكل في معى واحد
Dari Ibn Umar dari Nabi Saw, beliau bersabda: orang kafir itu makan pada tujuh wadah sementara orang mukmin makan pada satu wadah.
Secara fisik tubuh manusia yang beriman maupun kafir itu sama saja, namun secara mental, seorang mukmin memenuhi hajat dalam batas wajar, sementara kafir akan memenuhi hajatnya secara rakus.
Maka terkait hari gizi nasional ini, ayo kita asup makanan untuk fisik kita yang bergizi sebagai pemenuhan anjuran Allah yaitu makanan yang thayyib sekaligus kita imbangi dengan asupan ruhani kita dengan materi dan cara-cara yang halal insyaallah akan menghantar tubuh kita menjadi sehat jasmani dan rohani..amin
Tanggal 25 Januari 2018

Silahkan Hubungi Kami