POLITIK BERKEADABAN (1) (14)
Mengkritik itu butuh kecerdasan dan seni tersendiri
Agar yang dikiritik tidak merasa tersakiti dan legowo perbaiki diri
Politik itu perlu penuh keadaban dan kesantunan diri
Jangan hanya beda pilihan politik, makam pun harus digali
*
Jalan-jalan ke Malioboro, jangan lupa mengendara dokar
Singgah di pasar kliwon, beli baju batik dan souvenir khasnya
Kisah sedih dan prihatin dari Gorontalo, beberapa jenazah terpaksa dibongkar
Hanya beda calon pilihan dan aspirasi politik, tega pindah jenazah saudaranya
**
Aparat Polri melakukan operasi simpatik, untuk mengurangi angka kecelakaan
Banyak yang terkena tilang, karena alpa membawa surat perlengkapannya
Dengan hati kembangkan budaya politik, agar memahami politik itu kendaraan
Keadaban jangan sampai hilang, agama sebagai pelita, agar dapat meneranginya
***
Menyaksikan pertunjukan akrobatik jangan lupa bawa cemilan
Para atlet gagah dan cantik tunjukkan kepiawaian dan kehebatannnya
Kedewasaan dan kebebasan berpolitik, jangan korbankan persaudaraan
Tak ada kawan dan lawan abadi dalam politik, yang abadi adalah kepentingannya
****
Wisata ke Bandung, tak lupa nonton mainan dan beli sepatu kulit
Jangan lupa menyaksikan Tangkuban Perahu dan keindahan alamnya
Penguasa cenderung, lupa diri, ikuti godaan dan berbagai “penyakit”
Mahar kekuasaan memang mahal, menarik diburu kemewahan fasilitasnya
*****
Kerajaaan Majapahit terkenal dengan Patih Gajahmada
Mpu Prapanca mengisahkan, ia adalah patih yang digdaya
Kekuasaan dapat bawa rakyat pailit, karena tertatih tertimpa derita
Bangga mengira amanat adalah kedigdayaan, tanpa sedih, bahkan jumawa
Pascasarjana UIN Walisongo, 14/1/2019.