Liem Swie King

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 28 Pebruari 2018
Liem Swie King
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 28 Pebruari 1956 merupakan hari lahir Liem Swie King yang dikenal sebagai raja bulutangkis Indonesia bahkan telah diabadikan dalam film tentang bulu tangkis dengan kisah King di dalamnya
Pebulu tangkis kelahiran Kudus ini yang dikenal akan jumping smashnya (King Smash) telah banyak mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Namun masa depan olahragawan di negeri ini memang belum seberuntung di negara lain, mengingat jasanya yang besar membawa nama bangsa tidak sebesar perhatian paska tuanya. Liem sendiri kemudian justru berbisnis hotel dan spa yang jauh dari karier olah raganya, sekalipun bisnis ini bagian dari bisnis keluarganya.
Belajar dari sosok Liem Swie King yang mampu menggetarkan seluruh bangsa Indonesia bangga di dunia berhadapan dengan bangsa lain, tanpa memperhatikan suku, ras dan agama bersatu padu mensupport Liem untuk menang. Pengikat kebangsaan semacam inilah yang saat ini dibutuhkan negeri ini untuk mengokohkan persatuan dan kesatuan.
Teringat sabda Nabi Saw saat khutbah hari Tasyrik (HR Ahmad):
يا ايها الناس ألا إن ربكم واحد وإن أباكم واحد ألا لا فضل لعربي على عجمي ولا لعجمي على عربي ولا أحمر على أسود ولا أسود على أحمر الا بالتقوى ..
Wahai manusia ketahuilah bahwa tuhan kalian satu, bapak kalian satu, dan ketahuilah pula bahwa tidak ada kutamaan bagi orang Arab atas orang bukan Arab, demikian pula tidak ada keutamaan orang luar Arab atas orang Arab, tidak ada pula keutamaan orang yang berkulit merah atas orang yang berkulit hitam, demikian pula tidak ada keutamaan orang yang berkulit hitam atas orang yang berkulit merah kecuali taqwanya.
Hadis ini mengingatkan umat manusia untuk menyadari bahwa semua umat manusia berasal dari Allah, diciptakan Allah dari anak turun Adam, artinya perbedaan yang terjadi hendaknya tidak menjadikan mereka lupa akan asal usulnya tersebut. Masing-masing Allah berikan kelebihan dan kekurangan di sisi lainnya, sehingga tidak ada satu manusiapun yang sempurna hingga tidak membutuhkan yang lain.
Kekurangan seseorang merupakan ruang bagi orang yang memiliki kelebihan untuk menutupinya demikian sebaliknya mereka yang diberi kelebihan oleh Allah diberi kesempatan untuk membantu mereka yang kekurangan dari sisi tersebut. Inilah yang disebut ta’awun (saling menolong), prinsipnya bangunan ta’awun tersebut harus dibangun dalam kerangka kebajikan dan ketaqwaan dan bukan dalam kerangka dosa serta permusuhan, sebagaimana tertuang dalam al-Qur’an surat al-Maidah ayat 2.
Ayo dukung prestasi saudara kita seperti King-king baru sekalipun berbeda warna kulit, agama, bahasa khususnya yang ada dalam bingkai bangsa Indonesia agar bangkit manusia-manusia unggul di negeri ini di kancah Internasional, tidak hanya bidang olah raga, tapi juga seni termasuk seni baca al-Qur’an dan lainnya.

Silahkan Hubungi Kami