MENGENANG KEMATIAN

Published by achmad dharmawan on

Assalamualaikum wrwb.
     Saudaraku yang dicintai Allah, mari kita syukuri nikmat dan anugrah Allah yang pasti kita tidak mampu menghitungnya. Semoga Allah akan menambah nikmat-Nya pada kita. Shalawat dan salam mari kita terus lantunkan, mengiringi shalawat Allah dan para malaikat-Nya untuk Kanjeng Nabi Muhammad saw, keluarga, dan para sahabat. Semoga Allah memudahkan semua urusan kita, dan diberi keberuntungan dan keberkahan.
     Kematian adalah bagian dari perjalanan hidup manusia. Karena itu, selagi masih hidup manusia perlu terus mengingat mati, agar hidupnya tidak terjebak pada anarkhisme pikiran dan tindakan, karena pasti akan merusak dirinya sendiri dan membakar orang lain. Allah mengingatkan:
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ وَإِن تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِندِ اللهِ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِندِكَ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِندِ اللهِ فَمَالِ هَٰؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا النساء ٧٨
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa suatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah : “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang (munafik) itu hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?” (QS. Al-Nisa’: 78).
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ الانبياء ٣٥
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benar ya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan” (QS. Al-Nisa’: 78).
     Agar kita manusia lemah, mudah tergoda, dan mudah putus asa, kalau dapat nikmat sering lupa kepada Allah, tetapi kalau dapat ujian atau cobaan sedikit saja, sudah berkeluh kesah (Qas. Al-Ma’arij:19-21), maka kata kuncinya adalah mengenang atau mengingat kematian. Apabila Allah mengecualikan orang-orang yang shalatnya langgeng (daimun) yang tidak mudah lupa jika dapat nikmat dan keluh kesah jika dapat cobaan, karena dengan shalat khusyu’ dan dipelihara dengan baik, ia akan terus ingat mati.
     Mengenang kematian seseorang, apakah itu suami atau istri, orang tua, atau orang-orang yang dirasakan pernah berjasa, seperti guru, adalah bagian dari perintah agama. Terlebih doa memohonkan ampunan (مغفرة) tidak saja diperintahkan kepada orang-orang terdekat kita, tetapi untuk semua orang yang beriman dan Islam baik yang masih hidup  aupun yang sudah mati.
      Perkara sebagian masyarakat kita ada upacara tahlilan tujuh hari, empat puluh hari, seratus hari, setahun (haul), adalah sebagai momentum saja. Bahwa ada yang menganggap itu sebagai bid’ah, ini soal bagaimana akal dan persepsinya itu dapat memahami pesan agama secara umum. Setiap khathib Jumat, pada khutbah kedua diwajibkan berdoa memohonkan ampunan kepada seluruh orang-orang yang beriman dan muslimin-muslimat, baik yang masih hidup atau yang sudah mati. Setiap habis shalat kita juga dianjurkan memohonkan ampunan (membaca istighfar), adalah instrumen penyadaran kepada kita mengingat mati. Dengan mengingat kematian itu, manusia dan kita ini sadar untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak sejalan dengan tuntunan agama kita.
      Jika hari gini masih ada yang mempersoalkan apakah permohonan ampunan yang kita mohonkan kepada Allah untuk orang-orang yang sudah mati itu, sampai atau tidak, ini kembali kepada keimanan dan keyakinan kita. Bagi Allah ‘Azza wa Jalla, tidak ada yang sulit bagi Allah. Allah akan mengampuni dosa orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, berjihad di jalan Allah dengan harta san jiwanya.
يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ   الصف ١٢
Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar”( QS. Al-Shaf: 12).
     Saudaraku, mari kita bersama-sama berusaha menjadi hamba Allah yang rendah hati (tawadlu’). Tidak lagi saatnya untuk menyoal tentang teman, tetangga, atau saudara kita yang mengundang acara tahlil dan yasinan serta doa bersama, peringatan mengenang saudara atau leluhurnya yang mendahului kita, karena sesungguhnya mendoakan kepada sesama muslim muslimat, adalah perintah agama. Resonansi yang kita harapkan, apabila kita rajin berdoa dan memohonkan ampunan Allah dengan memperbanyak istighfar, adalah agar supaya hati dan pikiran kita tidak lagi memiliki egoisme, kesombongan dan keangkuhan yang merupakan penyakit hati, dan sadar akan mati dan kematian yang setiap saat akan datang menjemput kita, tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu.
     Saudaraku yang dirahmati Allah. Hidup kita ini adalah kesenangan yang menipu (QS. Ali ‘Imran:185). Apabila kita tidak waspada, maka pasti kita akan terjebak dengan kesenangan duniawi yang hedonis dan materialis, yang bisa menyesatkan dan membelokkan dari perjalanan yang lurus. Kalaulah kita mendapatkan rizqi yang melimpah, karena Islam juga menganjurkan pemeluknya kaya dengan jalan yang halal, maka zakat, infaq, dan sadaqah, adalah lahan pahala dan keshalihan sosial yang menjadi bagian penting penyempurnaan hidup kita di dunia. Aklah ‘Azza wa Jalla mengingatkan kita:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ. حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ.  كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ.  ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ.  كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ.   لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ.  ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ.  ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ. التكاثر ١-٨.
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masjk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu). Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS. Al-Takatsur:1-8).
     Semoga Allah senantiasa menyadarkan kita, selalu ingat akan mati, mengenang kematian, meringankan langkah kita, untuk bergegas mempersiapkan bekal yang terbaik guna menempuh perjalanan panjang menuju keabadian, dan Allah mengijinkan kita hidup dalam surga-Nya. Amin. Allah a’lam bi al-shawab,
Wassalamualaikum wrwb.
Ngaliyan Semarang, 2/4/2017.

Silahkan Hubungi Kami