MENYIAPKAN GENERASI ANTI NARKOBA

Published by achmad dharmawan on

Assalamualaikum wrwb.
      Saudaraku, semoga hari ini Anda sehat wal afiat, rizqi lancar, ibadah dengan baik. Karena itu, mari kita bersyukur kepada Allah SWT. Semoga Allah akan menambah anugrah-Nya pada kita semua. Shalawat dan salam mari terus kita senandungkan pada Rasulullah saw, keluarga, dan sahabat beliau, mengiringi shalawat Allah dan malaikat. Semoga hati kita tergolong qalbun salim, yang siap menampung curahan petunjuk dan kasih sayang Allah dan Rasul-Nya.
      Saudaraku, sebagai negara yang mayoritas beragama Islam, jumlah itu terus mengalami penurunan, dari 95%, 92%, 90%, menjadi 87%, dan kini anjlok menjadi 85% (Kiblat Garut, 26/6/2012). Ironisnya lagi, negara Republik Indonesia yang dikenal agamis, ternyata menyimpan masalah besar dna berat, yakni “darurat narkoba”. Jawa Tengah sendiri, prevalensi pengguna dan penyalahguna narkoba ini, telah nyaris darurat, yakni 1,96%.
      Allah SWT menegaskan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya (meminjm) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al-Maidah: 90).
      Ayat tersebut tegas menjelaskan bahwa khamr dan segala minuman yang memabukkan, membuat kecanduan (adiktif) lainnya, adalah perbuatan syaitan. Karena itu, harus dijauhi dan dilakukan usaha agar anak-anak dan generasi muda kita, benar-benar bersih dan anti narkoba.
Sudah banyak iklan layanan masyarakat, ada juga organisasi gerakan anti narkoba, seperti Ganas Annar (Gerakan Nasionak Anti Narkoba) yang dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Granat (Gerakan Anti Narkoba). Bahkan Ganas Annar MUI Jawa Tengah dikukuhkan oleh Kapala Badan Narkoba Nasional, Komjen Pol Budi Waseso (Buwas).
Akan tetapi, peredaran narkoba terus merangsek ke masyarakat. Bahkan anak-anak sekolah dijadikan sasaran dan pangsa garapan “pasar” mereka. Mengerikan dan sangat memprihatinkan!!!
     Saudaraku, data BNN, anak-anak muda kita tidak kurang dari 57 nyawa melayang tiap hari secara sia-sia akibat penyalahgunaan narkoba. Perputaran uang terkait transaksi narkoba mencapai trilyunan rupiah. PPATK mencurigai dana sebesar Rp 3,6 terkait narkoba skala besar. Padahal ini hanya satu dua bandar. Dan anehnya lagi, peredaran narkoba ini, justru dikendalikan dari beberapa lembaga kemasyarakatan.
Kekhawatiran akan hilangnya satu generasi (lost generation) sepertinya bukan hanya kekhawatiran, tetapi menjadi fakta. Bayangkan, jika 57 nyawa/perhari mati sia-sia, dikalikan 365 hari, jadinya 20.805 orang/pertahun. Astaghfirullah.
     Undang-undang No. 35/2009 tentang Narkoba mengatur secara komprehensif tentang narkotika dan sejenisnya, hingga kepada sanksi hukuman pidananya, dari pasal 111-148. Aturan ini tampaknya tidak cukup efektif untuk menghentikan laju perkembangan penyalahgunaan narkoba. Lebih-lebih di negeri kita ini, pada takut.
      Saudaraku, mari kita bekali anak-anak kita sejak dari kecil, agar tidak mencoba apapun dari narkoba. Karena begitu mencoba sekali, peluang terjadinya ketergantungan akibat hadap narkoba sangat besar. Jika sampai anak-anak kita terperangkap “barang haram dan jahat” ini, maka sejak itu pula akan digerogoti oleh upaya-upaya untuk mendapatkan barang haram tersebut, meskipun harus melakukan perbuatan pidana.
       Oleh karena itu, tindakan preventif lebih baik dilakukan. Hal-hal yang harus dilakukan, pertama, tanamkan pada anak-anak kita fondasi keimanan dan ketaqwaan sejak kecil. Kalaupun mereka belum memahami, mereka terbentuk budaya lingkungan yang agamis. Kedua, biasakan dan berikan mereka rizqi yang halal, jangan pernah mencoba-coba memberi rizqi mereka dengan rizqi yang haram. Anak yang mengonsumsi makanan dan minuman yang berasal dari yang haram, maka akan memproduksi sikap dan prilaku yang sejalan dengan watak api yang panas dan membakar.
     Ketiga, ajari dan berilah teladan pada anak-anak kita mengerjakan shalat ketika berusia tujuh tahun. Dan beri “pelajaran” apabila sampai usia sepuluh tahun masih belum mau mengerjakan shalat. Rasulullah saw memberi contoh, ketika cucu beliau masih sangat muda, diajak shalat jamaah. Ketika beliau sujud, cucu meminta gendong, sampai sujud pun beliau panjangkan. Para sahabat pun, setelah salam bertanya kepada beliau, “mengapa sujudnya lama sekali”? Setelah itu beliau menjelaskan, bahwa cucu beliau minta gendong, kalau cepat bangun,  beliau khawatir cucu menangis.
     Keempat, lakukan komunikasi yang intensif dengan penuh kasih sayang. Kualitas komunikasi dengan anak-anak akan menumbuhkan keterbukaan dirinya dengan berbagai problema yang dihadapinya untuk mencari solusi atau pemecahan dari orang tuanya.
     Kelima, perhatikan sikap, prilaku, dan kebiasaan anak-anak kita. Apabila anak kita sudah terindikasi mengisolasi diri, tidak mau terbuka, maka itu pertanda ada masalah yang perlu diurai atau dibicarakan, agar tidak terlambat mendiagnosis dan memberikan terapi seandainya ada masalah.
     Keenam, perhatikan teman bergaulnya. Karena untuk mengetahui karakter seseorang cukuplah dengan mengetahui teman bergaulnya.
     Meminjam syair lagu tombo ati yang digubah oleh Raden Maulana Makdum Ibrahim, Sunan Bonang bin Raden Rahmat Sunan Ampel, bahwa obat hati itu asa lima, (1). Membaca Al-Qur’an dan memahami maknanya; (2). Melaksanakan Shalat malam (tahajjud atau qiyamullail); (3). Berkumpul dengan orang-orang yang shalih (baik); (4). Perut yang lapar (puasa atau tirakat); (5). Dzikir atau wiridan mengingat dan menyebut Asma Allah, untuk menjadikan hati kita sensitif, bergetar ketika Asma Allah dikumandangkan, dan bertambah imannya ketika ayat Al-Qur’an dilantunkan, dan bertambah tawakkal dan rendah hatinya kepada Allah (QS. Al-Anfal: 2).
     Ketujuh, dekatkan anak-anak kita kepada masjid atau tempat ibadah, agar mereka terpatri hatinya untuk senantiasa dekat dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Ini agar cinta mereka kepada Allah dan Rasul-Nya, akan tumbuh dan berkembang kesadaran yang kuat bahwa tujuan manusia diciptakan di muka bumi ini, adalah untuk beribadah kepada Allah (QS. Al-Dzariyat: 56).
      Saudaraku, anak-anak kita adalah pemandangan indah kita sebagai orang tua. Tidak ada yang patut dan layak kita harapkan, kecuali doa dari anak-anak kita, ketika kita sudah terbujur dan ditemani kain kafan di liang lahat. Lantunan ayat Al-Qur’an, shalawat, dan doa-doa yang disenandungkan anak-anak kita yang menjadi pelita dan penerang kita di alam barzakh. Semoga kita dimudahkan dan diringankan oleh Allah untuk mengantarkan anak-anak kita, menjadi anak yang shalih dan shalihah, yang dengan penuh kesadaran anti narkoba, karena itu akan merusak hidup dan masa depan mereka. Semoga Allah menyelamatkan anak-anak kita, semoga.
     Allah a’lam bi al-shawab.
Wassalamualaikum wr wb.
Pascasarjana UIN Walisongo, 14/3/2017.

Silahkan Hubungi Kami