MEMAKNAI KASIH SAYANG

Published by achmad dharmawan on

Assalamualaikum wrwb.
     Mari kita syukuri karunia dan nikmat Allah, karena terlalu banyak, sungguh kita tidak mampu menghitungnya. Semoga Allah akan menambah nikmat-Nya pada kita. Shalawat dan salam, semoga tercurah pada Baginda Rasulullah saw, figur teladan, yang selalu mengajarkan kasih sayang dan saling menyayangi dengan sesama. Semoga hati senantiasa diliputi kasih sayang untuk dapat menyayangi sesama.
    Besok pagi, 14 Pebruari ada yang memperingati hari kasih sayang. Mereka menyebut hari valentine. Wikipedia.org mendefinisikan sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya. Ini di dunia Barat. Simbolnya, ada yang mengirim kartu berbentuk hati dan gambar cupido bersayap. Budaya yang dianggap modern ini, dimulai abad ke-19, tradisi penulisan pernyataan cinta. Hari ini, merupakan hari raya kedua, setelah natal, di mana kartu ucapan dikirimkan.
     Di AS mulai paruh kedua abad 20, tukar kartu diganti dengan hadiah bunga mawar dan coklat. Bahan mulai tahun 1980-an, sudah bergeser pada pemberian berlian kepada calon pasangannya. Versi lain menyebutkan, bahwa hari valentine adalah penghormata pada tokoh Nashrani yang dianggap pejuang dan pembela cinta.
     Perkembangan peringatan hari valentine ini, ternyata telah menimbulkan dampak negatif bagi anak-anak dan generasi muda. Karena itu, mewaspadai dampak negatif yang ditimbulkan dari hari valentine ini, beberapa Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia, telah membuat surat edaran agar para kepala sekolah melarang peserta didiknya untuk tidak mengikuti perayaan valentine ini. Ini karena pada tahun-tahun yang lalu, acara valentine banyak diisi kegiatan-kegiatan yang tidak mendidik dan berpotensi membahayakan akhlak dan etika anak-anak muda. Karena banyak adegan-adegan yang hanya pantas dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah secara sah.
     Saudaraku, Islam meletakkan ajaran kasih sayang pada setiap saat. Rasulullah saw menegaskan: “Tidak termasuk golonganku, jika yang muda tidak menghormati yang tua, dan yang tua tidak menyayangi yang muda” (Riwayat Abu Dawud dan al-Tirmidzi). Juga Rasulullah saw menegaskan “sayangilah orang-orang yang ada di muka bumi, maka yang ada di langit juga akan menyayangi kalian” atau الراحمون يرحمهم الرحمن ارحموا من في الارض يرحمكم من في السماء رواه أحمد وصححه الحاكم.
     Pendek kata,  “sayangilah orang lain, maka orang lain akan menyayangi kalian”. Ini menjadi sunnatullah. Sama halnya,  “mudahkanlah orang lain, maka orang lain, akan memudahkan kalian”.
     Dalam Islam, mengucapkan salam, yang artinya “mendoakan keselamatan” kepada orang yang kita jumpai, hukumnya sunnah, tetapi yang menjawab hukumnya wajib. Lebih dari itu, sesama orang Islam jika bertemu, dianjurkan untuk bersalaman, berjabatan tangan, atau mushafahah. Dan apabila keduanya bermushafahah, maka sebelum keduanya berpisah, maka dosa mereka berdua diampuni oleh Allah, sebelum mereka berpisah (Riwayat Abu Dawud). Ini dimaksudkan, agar sesama manusia, senantiasa saling menyayangi dan saling menghormati.
    Allah memerintahkan kepada kita sebagai hamba-Nya, apabila mendapat penghormatan atau pemberian, maka balaslah penghormatan tersebut dengan penghormatan atau pemberian yang lebih baik, atau setidaknya sepadan. Allah Maha Menghitung atas segala sesuatu”
واذا حييتم بتحية فحيوا بأحسن منها أو ردوها ان الله كان على كل شيء حسيبا
 (QS. Al-Nisa’: 86).
    Karena itu, edaran para kepala dinas pendidikan agar para kepala sekolah melarang peserta didiknya tidak mengikuti acara hari valentine, perlu diapresiasi dan direspon dengan baik. Di tengah maraknya peredaran narkoba, dan pesatnya perkembangan teknologi informasi komunikasi, di mana anak-anak bisa akses internet melalui smartphone ayau gadgetnya selama dua puluh empat jam, para orang tua diharapkan lebih memberi perhatian dan waktu untuk bisa intensif menemani anak-anaknya.
    Perhatian orang tua secara intensif akan sangat efektif untuk memberi bekal pendidikan akhlak yang mulia, yang sangat berguna bagi masa depan mereka. Karena pendidikan budi pekerti yang baik, adalah hak anak yang harus diberikan oleh orang tuanya. Selain hak mendapat nama yang baik, dan mendapatkan rizqi yang halal.
     Di tengah berkembangnya budaya individualistik, materialistik, dan hedonistik,  maka penanaman nilai-nilai kasih sayang, saling menghormati kepada sesama tanpa memandang status ekonomi, asal-usul keluarga, karena pada hakikatnya kedudukan manusia di hadapan Allah sama. Karena kemuliaan di sisi Allah tidak ditentukan oleh kekayaan materi, tetapi ditentukan oleh kualitas ketaqwaan kita kepada Allah.
     Saudaraku, mari kita bangun kasih sayang di antara kita melalui prinsip persaudaraan seagama (أخوة اسلامية), persaudaraan sesama anak bangsa (أخوة وطنية), dan persaudaraan sesama manusia (أخوة انسانية). Karena kita sebagai manusia dikaruniai oleh Allah akal, hati, dan nafsu. Semoga kita bisa berfikir dengan akal sehat dan hati yang bersih, agar kita tidak terpedaya oleh nafsu kita sendiri. Musuh terberat kita adalahm memerangi nafsu diri kita sendiri, karena itu Rasulullah saw mengatakannya sebagai jihad yang besar (jihad akbar).
     Saudaraku, semoga hati kita dibukakan oleh Allah agar senantiasa tumbuh benih-benih kasih sayang untuk mampu menyayangi sesama, menghormati yang tua, dan terlebih menyayangi orang tua dan anak-anak kita. Mereka, anak-anak kita adalah aset dan kekayaan kita di masa depan. Doa mereka yang shalih di kala kita sebagai orang tua sudah berada di tempat peristirahatan atau alam barzakh, merupakan doa yang kita nantikan. Karena itu anak-anak kita harus kita selamatkan masa depannya, untuk menjadi generasi khaira ummah. Mereka harus kita selamatkan dari virus-virus budaya negatif dari manapun datangnya, supaya mereka terselamatkan dunia dan akhirat. Mereka juga yang nanti kita rindukan menjadi generasi yang enak di pandangan mata kita, terlebih baik di mata hati kita. Semoga.
     Allah a’lam bi al-shawab.
Wassalamualaikum wrwb.
Ngaliyan, Semarang, 13/2/2017.

Silahkan Hubungi Kami