EGO DAN SOMBONG

Published by achmad dharmawan on

Assalamu’alaikum wrwb. 
Saudaraku yang dimuliakan Allah. Mari bersyukur, sebagaimana hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur dan berdzikir. Shalawat dan keselamatan,  terus kita sanjungkan untuk Rasulullah saw. supaya hati kita jadi lembut, dan pada saatnya akan berjumpa dengan Allah.  Tetapi harus bermodal amal shaleh dan tidak menyekutukan Allah.
Manusia,  pada dasarnya memiliki watak egois.
Apalagi jika seseorang itu mendapat titipan ilmu,  harta,  atau pangkat yang lebih,  potensi ego dan sombongnya gampang sekali berkembang.
Ego adalah kesadaran diri, bagian dari identitas diri Anda. Jika seseorang mengatakan bahwa seseorang itu egonya besar,  berarti keakuannya lebih menonjol. Sesungguhnya seseorang itu ego adalah wajar,  sepanjang tidak berlebihan.
Sombong adalah menghargai diri secara berlebihan,  congkak. Kesombongan adalah sifat sombong, keangkuhan  kecongkakan, dan takabur (KKBI). Lebih dari itu, angkuh adalah sifat suka memandang rendah kepada orang – atau lembaga lain.
Nabi Muhammad saw,  sebagai teladan kita,  metupakan sosok yang tawadlu’, rendah hati,  bahkan setiap ketemu seseorang,  beliau tidak sungkan untuk mengulurkan tangan terlebih dahulu mengajak jabat tangan atau bersalaman. Ini karena beliau adalah sosok yang Al-Qur’an menyebutnya berakhlak sangat baik (Al-Thalaq, 68:4).
Allah SWT saja dalam beberapa Firman-Nya sering mebyebut Kami. Misalnya, “sesungguhnya Kami menurunkan Al-Dzikr (Al-Qur’an) dan sesungguhnya Kami menjaganya” (QS. Al-Hijr, 15:9). Menurut tata bahasa Arab,  kata Kami ditunjukkan dalam bentuk kata ganti (ضمير) mutakallim ma’al ghair. Ini agar hamba-hamba-Nya mau rendah hati dan belajar.
Saudaraku yang dicintai Allah,  mari kita sadari, bahwa setinggi apapun ilmu kita, tetap ada yang lebih pinter dari kita. Di atas langit ada langit,  وفوق كل ذي علم عليم (QS. Yusuf, 12: 76). Ilmu manusia,  hanyalah ibarat ujung jari yang dicelupkan di samudra.
Ingat,  egois yang menyebabkan sombong dan angkuh, adalah sifat iblis,  dan prilaku kafir (QS. Al-Baqarah,  2:34).
Jika Anda dikaruniai harta berlimpah,  syukuri dan infakkan sebagian untuk yang membutuhkan. Karena hakikat orang kaya adalah orang yang mampu merasa cukup. Banyak orang hartanya  berlimpah, tetapi keserakahan yang menghinggapi dirinya. Jika Anda orang alim (ulama), maka takutlah kepada Allah, karena hanya Ulama yang takut kepada Allah (QS. Fathir, 35:28). Ulama adalah ahli waris para Nabi,  yang memberikan keteladanan, kesejukan,  dan membimbing umat. Jika Ulamanya baik, maka umatnya akan baik (Riwayat Ahmad). Jika Anda seorang pejabat,  jalankan itu sebagai amanat. Karena mahkamah akan menuntut pertanggung jawaban. Belajarlah kepada khalifah ‘Umar bin Abdul Aziz cucu khalifah ‘Umar bin al-Khaththab ra. Subhanallah.
Riwayat Muslim dari Ibnu Mas’ud,  Rasulullah saw bersabda: لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر قال رجل ان الرجل يحب أن يكون ثوبه حسنا ونعله حسنة قال ان الله جميل يحب الجمال الكبر بطر الحق وغمط الناس رواه مسلم
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi”. Ada yang bertanya,  “bagaimana dengan seorang yang suka mengenakan baju dan sandal bagus”? Beliau menjawab: “sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.  Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain”. (Muslim). “Cukuplah seseorang dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim”(Muslim).
Saudaraku yang mulia, melalui tulisan ini, mari kita camkan secara saksama pesan Raaulullah saw : “sadakah itu tidak mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf orang lain,  melainkan Allah akan menambah  kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang tawadlu’ atau rendah hati,  melainkan Allah akan mengangkat derajatnya” (Muslim).
Semoga Allah menjaga kita dan menjauhkan dari sifat, sikap,  dan prilaku egois dan sombong. Allah a’lam bi al-shawab.
Wassalamu’alaikum wrwb. 
Ngaliyan,  Semarang,  18/1/2017.

Silahkan Hubungi Kami