MANUSIA DAN DOSA

Published by achmad dharmawan on

Oleh Ahmad Rofiq
Assalamu’alaikum wrwb.
Saudaraku yang disayang Allah. Alhamdulillah wa al-syukru liLlah. Anda mau bersyukur,  berarti siap menerima tambahan nikmat Allah. Shalawat dan salam,  terus kita senandungkan pada Nabi Muhammad saw. Semoga Allah memudahkan setiap kesulitan kita.
Dalam ungkapan bahasa Arab dikatakan, سمي الانسان لكثرة نسيانه artinya “disebut manusia karena banyak lupanya”. Atau الانسان محل الخطاء والنسيان artinya “manusia itu tempatnya keliru dan lupa. Ungkapan tersebut,  sering dijadikan alasan “pembenar” jika manusia melakukan kesalahan. Padahal yang dimaksud adalah kekeliruan dan lupa. Makanya secara hukum,  orang yang keliru dan lupa itu dibebaskan dari pertanggungjawaban hukum (Riwayat Ibnu Majah dan Ibnu Hibban,  shahih).
Bagaimana jika manusia melakukan kesalahan? Sebagai makhluk Allah yang secara fisik terbaik, di dalam dirinya ada unsur syaitan, unsur hewani,  dan unsur malaikat. Lebih dari itu manusia dikaruniai nafsu,  akal,  dan hati. Jika unsur syaitan dan nafsunya yang menang, jadinya maksiyat  (membangkang terhadap aturan Allah) maka hasilnya adalah dosa dan keburukan. Namun jika unsur malaikat dan qalbunya yang menang,  maka hasilnya taat ibadah hasilnya kebaikan.
Dosa adalah sesuatu yang mengganjal dalam hati dan enggan diketahui orang lain. Atau perbuatan yang melanggar hukum Allah.
Al-Qur’an menyebut setidaknya 10 macam dosa besar, 1. Dosa tidak diampuni, meskipun bertaubat,  yakni syirik atau menyekutukan Allah (QS. Al-Nisa’: 48) dan diharamkan masuk surga (QS. Al-Maidah: 72). Na’udzu biLlah.
Yang lain akan diampuni oleh Allah,  asal mau taubat (berhenti,  menyesal,  dan bertekad tidak mengulangi,  dan tidak terlambat ketika nyawa sudah di tenggorokan). 2. Putus asa untuk mendapat rahmat Allah. Karena putus asa adalah kekufuran (QS. Yusuf: 87). 3. Merasa aman terhadap ancaman siksa  Allah (QS. Al-A’raf: 99), apalagi sudah tidak percaya hari akhirat karena dianggap ramalan masa depan saja. 4. Durhaka pada orang tua (QS. Maryam:32). 5. Membunuh, balasannya neraka Jahannam (QS.  Al-Nisa’: 93). 6. Qadzaf atau menuduh zina pada wanita baik-baik (QS. Al-Nur: 23). 7. Memakan riba (QS. Al-Baqarah: 275). 8. Lari dari pertempuran (desersi,  berkhianat) (QS.  Al-Anfal: 16). 9. Menakan harta anak yatim secara dhalim (QS. Al-Nisa’: 10). 10. Berbuat zina (QS. Al-Furqan: 68-69).
Saudaraku,  dosa dan pahala adalah pilihan kita. Karena Allah memberi kita modal,  akal,  hati,  dan nafsu.  Karena itu,  yang terpenting,  ingatlah bahwa: Dosa membutakan mata hati nurani kita,  tergantikan nafau syaitani dan hewani (QS.  Al-A’raf: 179). Dosa mematikan rasa takut kepada Allah,  tergadai oleh cinta mateti duniawi. Dosa menggiring manusia ke jurang kehinaan dan kenistaan. Dosa menyekat kepekaan sosial,  terdepak oleh egoisme dan kesombongan. Dosa merampas keberkahan hidup kita, karena terjajah oleh keserakahan dan angkara murka.
Saudaraku yang disayang Allah, sahabat Anas bin Malik mengatakan, bahwa bumi tempat kita berpijak mengemukakan sindirannya secara twlak,  “Wahai anak cucu Adam,  kalian sibuk mondar-mandir di atas punggungku,  kelak kembali ke dalam perutku. Kalian bangga bermaksiyat di punggungku, ingat, kelak akan menangis sedu sedan kala siksa mendera dalam perutku. Kalian bersorak girang si punggungku,  ingat kalian akan meratap sedih di dalam perutku. Kalian rakus dan pongah di punggungku, akan segera menyesal penuh kerisauan di perutku. Kalian pesta pora di bawah cahaya mayahari, bulan,  dan kilatan lampu, ingat kegelapan akan segera menjemput dalam perutku. Kalian riang gembira bersama,  ingat tak lama lagi,  kalian akan meratap-ratap sendirian dalam perutku”. Na’udzu biLlah.
Saudaraku, mumpung masih dikasih umur panjang oleh Allah. Mari kita gunakan sisa hidup ini kita hiasi dengan taubat yang sungguh-sungguh (توبة نصوحا), akhiri dosa, sesali,  dan bertekad tidak mengulanginya lagi.
Alangkah indah dan nikmatnya, jika sisa umur kita bertabur bunga dan keberkahan amal shalih. Alangkah mempesonanya, jika di sisa hidup ini, kita bermanja dalam bermunajat kepada-Nya. Alangkah romantisnya, jika di sisa hembusan nafas kita,  selalu bersenandung tasbih, tahmid,  dan takbir memuji-Nya. Alangkah syahdunya,  kala kita berasyik ma’syuk dalam tahajjud dan qiyamullail di pangkuan-Nya. Alangkah mesranya, ketika malaikat menjemput kita, kita terjaga dalam kesucian air wudlu dan bersujud di hamparan sajadah-Nya. Alangkah membuncahnya kebahagiaan kita kala Allah menjemput kita dengan “senyum” kedamaian serta aroma surga-Nya.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan karunia dan pertolongan-Nya kepada kita. Kita terus dalam dekapan kasih sayang dan selimut keberkahan-Nya. Amin.
استغفر الله العظيم الذي لا اله الا هو الحي القيوم واتوب اليه
Wassalamu’alaikum wrwb. 
Ngaliyan, 20/1/2017.

Silahkan Hubungi Kami