Ibn Khaldun

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 27 Mei 2018
Ibn Khaldun
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 27 Mei 1332 (1 Ramadan 732 H) merupakan kelahiran sejarawan Muslim asal Tunisia bahkan dikenal sebagai pendiri historiografi, sosiologi dan ekonomi, ia meninggal tanggal 19 MAret 1406. Nama lengkapnya adalah Abu Zayd ‘Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami.
Secara silsilah Ibn Khaldun yang memiliki garis keturunan dari sahabat Nabi (Waíl ibn Hujr) telah menghasilkan karya yang banyak dan monumental, di antaranya: at-Ta’riif bi Ibn Khaldun (sebuah kitab autobiografi, catatan dari kitab sejarahnya); Muqaddimah (pendahuluan atas kitabu al-’ibar yang bercorak sosiologis-historis, dan filosofis); Lubab al-Muhassal fi Ushul ad-Diin (sebuah kitab tentang permasalahan dan pendapat-pendapat teologi, yang merupakan ringkasan dari kitab Muhassal Afkaar al-Mutaqaddimiin wa al-Muta’akh-khiriin karya Imam Fakhruddin ar-Razi).
Ibnu Khaldun dalam buku “Muqaddimahnya” melakukan analisis adanya ‘gejala-gejala sosial’, di dalamnya ia kemukakan adanya gejala-gejala yang membedakan antara masyarakat primitif dengan masyarakat modern serta bagaimana sistem pemerintahan dan urusan politik di masyarakat. Dia juga menjelaskan gejala-gejala tentang berkumpulnya manusia serta faktor-faktor dan lingkungan geografis yang mempengaruhinya. Dan beberapa penjelasan lainnya. (https://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Khaldun)
Demikian sekilas ketokohan Ibn Khaldun sebagai bapak sosiologi Islam, yang seharusnya memberikan kebanggaan bagi muslimdan mendorong lahirnya sosiolog-sosiolog handal di era modern ini, sayangnya banyak muslim yang mulai mengkotak-kotakkan ilmu sehingga peminat ilmu ini dari kalangan muslim belum menggembirakan, karena dianggap bukan ilmu Islam, sementara yang disebut ilmu Islam dibatasi pada ilmu berbasis teks al-Qur’an, hadis semata.
Kita mengenal beberapa ilmuan muslim penemu angka nol (al-Khawarizmi), ahli kimia, filsafat dan lainnya seperti al-Biruni, Ibn Rusyd, al-Ghazali, Ibn Sina dan lainnya yang telah menunjukkan kedalamannya mempelajari al-Qur’an dan sunnah Nabi hingga menghantarkannya kepada riset-riset yang menghasilkan temuan ilmu untuk peradaban.
Hal ini senada dengan ayat al-Qur’an yang memberikan isyarat akan ciptaan Allah di alam semesta ini tiada Allah ciptakan sia-sia melainkan sesuatu yang haq, terutama bagi mereka yang mau menggunakan nalarnya, sebagaimana tertuang dalam Qs Ali Imran 190-191
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ ﴿١٩٠﴾ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ﴿١٩١﴾
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Ayo dorong umat untuk mempelajari alam sebagai bagian tak terpisahkan dari mengikuti petunjuk dan mengamalkan al-Qur’an.

Silahkan Hubungi Kami