Islmail Marzuki

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 25 Mei 2018
Ismail Marzuki
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 25 Mei 1958 merupakan hari meninggalnya komponis besar Ismail Marzuki di Kampung Bali, Tanah Abang dan kebesaran namanya digunakan sebagai pusat seni di daerah Salemba yaitu Taman Ismail Marzuki. Pada tahun 2004 ia dinobatkan sebagai pahlawan nasional Indonesia.
Mail sebagai manggilan akrab Ismail Marzuki telah memulai debutnya dalam bidang seni saat umur17 tahun, dan hingga 1947, ia banyak siaran di RRI hingga RRI dikuasi Belanda, dan kembali ke RRI serta muncul dengan lagu pemilihan umum tahun 1955.
Beberapa karya Ismail Marzuki lain dan populer adalah: Oh Sarinah (1931), Keroncong Seranata (1935), Roselani (1936), HIkayat 1001 Malam (1937), ilustrasi music film Terang BUlan (1938), selain itu beberapa lagu perjuangan seperti Rayuan Pulau Kelapa. (https://id.wikipedia.org/wiki/Ismail_Marzuki)
Berjuang untuk negeri itu dapat dilakukan oleh seua anak bangsa, sesuai bidang dan keahlian yang dimiliki yang sekaligus mendorong masyarakat mencintai negerinya dengan keahlian yang ia punyai. Sebagaimana Ismail Marzuki berjuang melalui sentuan music dan lagunya untuk menumbuhkan cinta tanah air, mungkin yang ahli di bidang tari menciptakan tarian yang mengikat cinta tanah air, demikian pula para ahli masak menumbuhkan kecintaan akan kuluner nusantara, yang guru berjuang menumbuhkan cinta tanah air melalui dunia pendidikan, yang pedagang, petani, dan lainnya berjuang menumbuhkan kecintaan akan negeri ini melalui keahlian masing-masing.
Ada ungkapan hubbul wathan minal iman (cinta negeri bagian dari iman), semangat ini ada pada surat Hud ayat 61
وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحاً قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُواْ اللّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ الأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُّجِيبٌ ﴿٦١﴾
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do`a hamba-Nya).”
Ayat tersebut seolah berpesan di mana kamu dilahirkan, di tempat itu pula kamu memiliki tugas untuk memakmurkannya, dan dengan dasar cinta tanah air itu pulalah seseorang akan berupaya membangun tanah tumpah darahnya dan melwan semua bentuk upaya pihak-pihak tertentu yang ingin merusak atau menodainya.
Dan semangat inipun telah tertuang dalam lagu kebangsaan Indonesia..di sanalah aku berdiri jadi pandu ibuku…(ibu pertiwi, tanah air Indonesia). Semoga Ismail Marzuki menjadi inspirasi siapapun untuk menunjukkan cintanya kepada negeri ini sesuai keahliannya.

Silahkan Hubungi Kami