Hasri Ainun Habibie

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 22 Mei 2018
Hasri Ainun Habibie
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 22 Mei 2010 merupakan hari dr. Hj. Hasri Ainun Besari atau lebih dikenal Hasri Ainun Habibie, perempuan kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 11 Agustus 1937 tersebut merupakan istri Presiden RI ketiga yaitu BJ. Habibie sekaligus sebagai Ibu Negara Indonesia ketiga (1998-1999).
Ainun menikah dengan teman SMA-nya Rudy Habibie tanggal 12 Mei 1962 serta dikaruniai dua putra (Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie) serta 6 cucu. (https://id.wikipedia.org/wiki/Hasri_Ainun_Besari)
Sebagai rakyat Indonesia yang kagum kepada sosok Habibie sebelum hingga menjadi presiden RI ketiga, sepatutnya turut mendoakan almarhumah sebagai kekuatan di balik suksesnya Habibie sekaligus tetap memberikan kekuatan dan ketabahan untuk beliau tetap berjuang di negeri ini dalam bentuk yang ia mampui.
Jika pernah menyaksikan film Habibie dan Ainun, tampak kekuatan cinta memberikan inspirasi bagi perempuan yang lain dalam membangun keluarga yang sakinah (di dalamnya ada unsur mawaddah/ cinta dan rahmah/ cinta yang diekspresikan). Dengan cinta pula akan lahir kekuatan yang dahsyat sehingga menopang kesuksesan seseorang, sebaliknya ketiadaan cinta, lebih-lebih justru kebencian yang ada di dalamnya, aka yang akan terjadi adalah malapetaka dan kehancuran.
Dalam kehidupan Nabi Saw terdapat kekuatan cinta Khadijah yang mampu membangkitkan semangat dakwah Nabi Saw ke lingkungan sekitarnya (Mekah) sekalipun terpaan kebencian secara bertubi tubi menghantamnya. Saat Khadijah hilang dari sisinyapun sesaat menghilangkan kekuatan beliau yang dikenal dengan masa sedih (am al-huzn), hingga akhirnya lahir cinta Aisyah yang memberinya kekuatan untuk melanjutkan dakwah di Madinah.
Mari belajar dari tokoh-tokoh inspiratif tersebut untuk membangun keluarga yang unggul yang dikenal dengan keluarga sakinah yang ditopang cinta di dalamnya, semakin kuat cinta yang melingkupi keluarga, maka semakin kuat pula sinyal kesuksesan keluarga tersebut dalam menjalani hidupnya, setidaknya dengan cinta istri suami akan bekerja lebih focus dan berkualitas, demikian pula sebaliknya, dengan cinta suami seorang istri mengelola keluarganya dengan suka cita, kalaupun berkarir tetap dalam koridor meenghantar keluarganya menuju harmoni dan bahagia, demikian pula dengan cinta orang tua terhadap anak-anaknya akan menghantarkan kesuksesan anak-anak menuju kader bangsa yang berkualitas dan berkepribadian yang baik (salih salihah)
Saatnya kasus belakangan yang melibatkan keluarga dalam meraih kebahagaian yang semu dan egoistis bukannya memberikan dampak positif bagi lingkungannya, bahkan menghancurkan sendi sendi kehidupan serta mencoreng citra keluarga yang melindungi (bukan hanya melindungi keluarganya, itupun tidak bisa ia lakukan), demikian pula mencoreng citra agama yang mengajarkan kedamaian dan kepedulian kepada yang lain (bukankah sebaik baik manusia yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain), juga mencoreng citra negeri yang dikenal ramah dan bersahabat. Ayo kembali benahi keluarga dengan cinta sebagaimana sosok Ainun. Allahummaghfirlaha warhamha wa afiha wa’fu ‘anha.

Categories: GAGASAN

Silahkan Hubungi Kami