Reformasi

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 21 Mei 2018
Reformasi
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 21 Mei 1998 diperingati sebagai hari Reformasi yaitu ditandai mundurnya Soeharto dari kursi kepresidenan dan digantikan wakilnya yaitu BJ Habibie. Reformasi ini lahir dari perjalanan panjang negeri ini yang mengalami krisis ekonomi sebagai akibat krisis yang sama di Asia yang membawa kekecewaan masyarakat atas kinerja pemerintahan hingga munculnya demonstrasi besar-besaran di berbagai wilayah di negeri ini yang dimotori genarasi muda (mahasiswa), dan semakin terpuruk dengan adanya tragedy Trisakti 12 mei 1998 yang memicu kerusuhan Mei 1998 hingga puncaknya pelimpahan pemerintahan kepada wakilnyapun dilakukan untuk melakukan perubahan-perubahan cepat.
Tampaknya orde baru yang berkuasa lebih dari 30 tahun menyisakan problem penyesuaian dengan orde reformasi ini, yang mana masyarakatnya harus melakukan perubahan-perubahan cepat seiring dengan perubahan cepat yang dilaukan pemerintah, sudah barang tentu melahirkan berbagai gesekan yang hingga sekarang masih menyisakan riak-riak yang buruk di negeri ini.
Nabi Saw merupakan reformis yang dapat dijadikan model, betapa masyarakat Madinah yang sebelumnya bernama Yatsrib tersebut hidup dalam perang antar suku secara terus menerus, hingga muncul inisiatif masyarakat untuk mencari penengah dari luar mereka yang memiliki kualifikasi yang unggul seperti kejujurannya, kecerdasannya, keamanahannya serta sifat mendidik yang keseluruhannya ada pada pribadi Nabi Muhammad Saw.
Nabi Saw mengawali reformasi Yatsrib menuju wilayah yang berperadaban (tamaddun) hingga sukses membawa wilayah tersebut kepada wilayah ideal yang dikenal kemudian sebagai Madinah bahkan dijuluki al-munawwarah (yang dihiasi cahaya), artinya gaung peradaban yang ada di kota itupun kemudian memberikan pencerahan bagi wilayah-wilayah lainnya.
Strategi beliau dengan membangun wahana bersama berupa masjid di Quba maupun di Madinah yang dikenal dengan Masjid Nabawi sebagai pusat musyawarah selain untuk membangun kekuatan jamaah dan mendekatkan diri kepada Allah. Langkah berikutnya adalah membangun komitmen bersama yang dikenal dengan piagaman Madinah untuk menjamin wilayah Madinah tertib dan ada pijakan yang disepakati bersama dan ditegakkan bersama. Langkah lainnya adalah mempersaudarakan pendatang (muhajirin) dengan mukimin (Anshar), dan tidak kalah penting, semua itu beliau kawal dengan kelemah lembutan dan orientasi rahmah bagi semuanya.
Belajar dari reformasi Nabi Saw tersebut, patut bagi masyarakat Indonesia yang berada dalam orde reformasi ini melakukan pengawalan terhadap misi pembaruan Indonesia yang lebih maju dan berperadaban dengan mengikuti jejak dan langkah kepemimpinan Nabi Saw berikut mengatur strategi yang tepat untuk mewujudkannya.
Yang tidak kalah penting, pemerintahannya harus memiliki integritas yang tinggi dengan akhlak yang mulia serta semangat mensejahterakan masyarakat, insyaallah reformasi yang sedang digadang Indonesia akan mencapai tujuannya dengan suasana yang lebih baik menghantarkan negeri Indonesia menjadi negeri tang thayyib dan mendapatkan ampunan dari Allah Swt. Amin.

Silahkan Hubungi Kami