Bom 3 Gereja

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 13 Mei 2018
BOM 3 Gereja
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 13 Mei 2018 pukul 6.30 hingga 7.45 telah terjadi rentetan bom di tiga gereja di Surabaya, peristiwa ini tidak hanya menjadi duka bagi korban, melainkan duka bagi negeri ini yang sedang menggalang ukhuwah (persaudaraan) sesame anak bangsa, peristiwa ini juga merupakan pukulan bagi pemerintah atas lolosnya pengawalan intelejen dalam mengawasi gerak gerik kelompok radikal yang semakin lama semakin gencar melakukan aksi terror di negri ini.
Beberapa aksi yang dilakukan kelompok atas nama ajaran yang menghalalkan cara ini untuk meraih tujuan serta kebahagiaan di akhir nanti merupakan tindakan yang bertolak belakang dengan ajaran agama manapun, termasuk Islam. Beberapa symbol dan ajaran Islam digunakan secara instan untuk melakukan tindakan kejam kepada sesama manusia, padahal perang yang di dalamnya terdapat manusia yang saling membunuhpun diatur dalam Islam hanya saat diserang, di medan perang, kemudian ikrar perang itupun harus dari komando kepala pemerintahan serta berbagai kaedah perang yang harus dipatuhi, seperti tidak menyerang sipil (yang tidak ikut berperang, seperti perempuan dan anak-anak). Sekali-lagi, hal-hal tersebut-pun dalam konteks perang, sementara melakukan penyerangan terhadap masyarakat yang tidak memerangi mereka merupakan kejahatan kemanusiaan.
Tugas manusia adalah berdakwah bukan menghakimi, sebagaimana Rasulullah Saw pun untuk membangun masyarakat Jahiliyyah menuju masyarakat tamaddun (berperadaban) bukan dengan pemaksaan, beliau dengan sabar bahkan terhadap cercaan, hinaan hingga penganiayaanpun dibalas dengan pemaafan. Demikian pula saat berkuasa di Madinah, perang yang diserukan Nabi Saw semata-mata untuk menjaga keutuhan negara yang dipimpinnya dari serangan pihak-pihak luar Madinah.
Di era IT ini, pemanfaatan media social untuk mempengaruhi massa cukup efektif, terlebih kalangan muda bahkan anak-anak yang tidak pernah meninggalkan smartphone nya, mampu menangkap berbagai informasi tanpa filter yang cukup, sehingga sangat mungkin untuk mempengaruhi cara paham dan bertindak yang lepas dari control orang tuanya, guru-gurunya hingga masyarakat.
Dampak negative IT ini harus kita imbangi penyebaran informasi yang baik-baik, sehingga akan mendominasi peredaran informasi di alam maya oleh berita-berita yang lebih mendamaikan, menyejukkan serta mempererat ukhuwah di antara sesama umat manusia khususnya warga Indonesia yang sejak awal dibangun atas dasar kebhinnekaan.
Mari kita mulai dengan gerakan teliti berita, stop share berita hoax ataupun berita yang berdampak memecah belah umat, seperti hate speech, terror dan lainnya, laporkan penyebaran berita yang membahayakan dan segera delete postingan yang tidak bermanfaat maupun yang Hoax. Semoga dengan gerakan ini kita ikut menyumbang proses penyebaran kedamaian di berbagai tempat setidaknya mengimbangi berita anti damai, syukur bisa mendominasi atau mengalahkan penyebaran berita anti damai tersebut. Stop bom bunuh diri maupun teror lainnya, Salam damai untuk semua, damai untuk negeri ini.

Silahkan Hubungi Kami