Taj Mahal

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 9 Mei 2018
Taj Mahal
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 9 Mei 1653 merupakan tanggal selesainya pembangunan monument bersejarah sebagai situs warisan dunia Unesco (1983) merupakan monument yang didirikan Shah Jahan salah seorang Kaisar Mughal untuk mengenang mendiang istri ketiganya (yang paling dicintai yaitu Arjumand Banu Begum yang populer dengan sebutan Mumtaz Mahal) yang meninggal saat melahirkan putrinya GAuhara Begum (anak ke-14 mereka). (https://id.wikipedia.org/wiki/Taj_Mahal)
Ekspresi cinta seringkali menimbulkan kekaguman sekalipun tak jarang juga keanehan, itulah cinta, dengan cinta orang sanggup melakukan apa saja dan berkorban dengan apa saja, seandainya cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya sedemikian rupa, pastilah Allah dan Rasuln-Nya akan bahagia pula.
Cinta identik dengan mengingat, menyebut dan menyanjung sebagaimana ungkapan Arab “man ahabba syai’an katsura dzikruh (siapa yang mencintai sesuatu maka ia banyak menyebut, mengingat atau menyanjungnya), namun cinta tidak berhenti pada 3 hal tersebut, melainkan kesanggupan melakukan apa saja yang dituntut sang kekasihnya bahkan sanggup berkorban untuk sang kekasihnya.
Sekalipun demikian Nabi Saw dalam riwayat Abu Dawud dalam Sunan-nya mengingatkan bahwa kecintaan terhadap sesuatu tak jarang membutakan dan menulikan, sebagaimana sabda beliau berikut ini
عن أبي الدرداء، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: حبُّك الشيء يُعمي ويُصم
Dari Abu ad-Darda’ dari NAbi Saw, beliau bersabda: kecintaanmu akan sesuatu membutakan dan menulikan
Dan fenomena yang diwarningkan Nabi Saw ini bukan tanpa bukti, banyak sekali saat ini orang yang cinta harta dibutakan dengan relasi persaudaraan, buta akan aturan apakah halal atau haram dan lainnya, demikian pula tuli dari nasehat bijak, jangankan orang lain, nasehat orang dekatpun tidak dipedulikan lebih-lebih nasehat Allah dan Rasul-Nyapun nyaris tidak didengar lagi. Demikian pula saat orang cinta kedudukan dan kekuasaan dan cinta-cinta yang membutakan dan menulikan lainnya.
Belajar dari Taj mahal mari kita ambil positifnya, yaitu mengekspresikan cinta dengan segenap kekuatan yang ada, syukur hal itu memiliki nilai manfaat yang besar bagi umat manusia serta ungkapan atau ekspresi cinta tersebut karena didasarkan kepada cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya serta dalam koridor yang masih diridai Allah dan Rasul-Nya.
Ingat, ekspresi cinta berlebihan kepada makhluk hingga melampaui cintanya kepada Sang Khaliq justru akan membawa kepada syirik, demikian pula saat berlebihan dalam mengekspresikan justru bernuansa tabdzir, israf dan cara-cara syetan lainnya yang justru melahirkan cinta yang dibenci Allah Swt.

Silahkan Hubungi Kami