Buku

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 23 April 2018
Buku
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 23 April diperingati sebagai hari Buku, buku merupakan pintu gerbang ilmu, dengannyalah ilmu diabadikan, dengannya pula ilmu dapat dipelajari dengan mudah oleh generasi berikutnya.
Saat ini buku secara fisik telah berangsur tergeser dengan hadirnya ebook, bahkan pemanfaatan kertas untuk mencatat pengetahuan akan semakin pudar dengan hadirnya penyimpanan ilmu dalam media disk, ipod, hingga wadah maya (online service). Namun intinya tetap saja disebut buku sekalipun ada tambahan ebook atau sejenisnya.
Buku identik dengan tradisi baca, dan dalam Islam merupakan tradisi paling awal yang ditanamkan kepada Nabi Muhammad Saw sebelum mengemban amanah untuk menyampaikan sedikit pengetahuan Allah kepada umat. Artinya bagi muslim yang taat, semestinya menjadikan baca sebagai tradisi hidupnya, hingga bimbingan Allah melalui kalam-Nya pun dinamai al-Qur’an yang berarti bacaan, seolah ada pesan di dalamnya, inilah bacaan yang seharusnya manusia baca jika mengharap bimbingan dari Allah Swt.
Dalam realitanya, masyarakat muslim masih belum mengoptimalkan tradisi baca ini, sehingga kemunduran demi kemunduran semakin nyata, padahal masa awal Islam tradisi membaca dan membukukan pengetahuan sedemikian gencar hingga dunia Islam pernah mencapai puncak peradabannya, dan akhir-akhir ini tradisi pengembangan ilmu yang dituangkan dalam buku belum terlalu menggembirakan sekalipun pencetakan buku terus berjalan hanya cenderung mengulang dan mengulang (jumud).
Belum lagi antara apa yang dibaca dengan yang diamalkan banyak kesenjangan, terbukti nilai-nilai Islam yang terkandung dalam al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi Saw begitu ideal namun belum idealitas itu masih jauh dari kenyataan di kehidupan. Umat Islam yang dianggap sebagai representasi al-Qur’an cenderung mendegradasi al-Qur’an dengan aktualitas yang berbeda, seperti kebanyakan umat Islam yang terbelakang, kotor, keras, dan sejenisnya.
Sinyalemen ini pula yang pernah disindir al-Qur’an saat menceritakan umat Nabi Sebelumnya yang telah membaca TAurat namun amalannya tidak sesuai dengannya, sebagaimana tertuang dalam Qs al-Jumu’ah ayat 5
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَاراً بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ ﴿٥﴾
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
Mudah-mudahan di hari buku ini, kita tidak termasuk yang disindir ayat di atas, sudah barang tentu dengan menunjukkan laku yang nyata sesuai dengan apa yang kit abaca khususnya Al-Qur’an sebagai panduan hidup kita serta buku-buku lain sebagi gerbang pengetahuan duniawi kita agar terus berkembang menggapai peradaban yang lebih baik.

Silahkan Hubungi Kami