Picasso

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 8 April 2018
Picasso
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i
Tanggal 8 April 1973 merupakan hari meninggalnya seniman ternama Pablo Ruiz Picasso. Ia dikenal sebagai seniman beraliran kubisme. Ia lahir di Malaga Spanyol menempuh pendidikan di Barcelona lalu Madrid dan hijrah ke Paris saat berumur 23 tahun. Karyanya mencapai 20.000, dan gaya kubisme lah yang paling mengejutkan dunia seni pada masanya, baginya lukisan bukanlah keindahan seni semata, melainkan hasil sebuah penelitian ataupun eksperimen. Sebagai pelukis yang berkepribadian kuat, egois serta bebas tercermin dalam karya-karyanya tersebut selain nuansa melankolis karena ia banyak terinspirasi dari wanita, lebih-lebih sosoknya yang dikenal sebagai playboy ini beberapa kali berganti kekasih dan umumnya menjadi inspirasi karyanya. (https://id.wikipedia.org/wiki/Pablo_Picasso)
Pelukis ternama ini nyaris identik dengan lukisan, sebab setiap kali ingat lukisan bermutu banyak yang ingat nama Picasso. Tokoh ini pula yang mengarahkan seni bukan semata menuangkan keindahan melainkan perlunya ada penggalian dalam bentuk riset dan eksperimen sebelum seni lukis dituangkan dalam kanvas.
Setiap manusia dibekali Allah kemampuan membaca apa yang telah Allah ciptakan. Ingat bahwa membaca karya Allah tidak cukup dengan curahan mata melihat objek huruf atau symbol tulisan, melainkan semua alam merupakan objek baca, ada yang dapat dibaca dengan curahan telinga, ada yang hanya dapat dibaca oleh curahan penciuman, lidah, rabaan dan lain sebagainya. Artinya semua indera yang Allah berikan dalam tubuh merupakan sensor baca, semakin getol mendayagunakan sensor baca tersebut, maka semakin banyak dan luas cakrawala imunya.
Hal ini ada dalam semangat firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw untuk pertama kalinya yaitu surat al-‘Alaq 1-5
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ﴿١﴾ خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ ﴿٢﴾ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ ﴿٣﴾ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ﴿٤﴾ عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥﴾
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (apa saja),Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Picasso memiliki kekuatan baca dari curahan mata yang digabungkan dengan mata batin dan jiwa seni sehingga melahirkan karya gabungan dari sebuah objek lukisan yang berbeda dengan aliran naturalis, abstrak dan lainnya.
Belajar dari seorang Picasso, seorang ilmuan ketika melakukan curahan baca dengan menggabungkan sensor mata batin, jiwa religious, pastilah akan melahirkan ekspresi yang lebih baik lagi dibandingkan hanya menggunakan car abaca hitam putih dengan mengabaikan karya Allah yang lein serta sensor baca yang lainnya.
Wahyu Allah yang turun kepada Nabi Saw 14 abad yang lalu tersebut saat ini seharusnya dimaknai turun kembali kepada umat Islam dengan ekspresi yang berbeda dengan ekspresi di era kehidupan Nabi Saw. Bacalah apa yang telah Allah ciptakan dengan segenap kemampuan alat bacamu, maka Allah akan tamabahkan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui..ayo budayakan baca, lebih-lebih terhadap fenomena yang ada disekitarmu (termasuk kehidupan sosial yang sedang berjalan).

Categories: GAGASAN

Silahkan Hubungi Kami