Sir Isaac Newton

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 31 Maret 2018
Sir Isaac Newton
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 31 Maret 1727 merupakan hari wafatnya Sir Isaac Newton seorang fisikawan dari Inggris juga dikenal sebagai matematikawan, ahli bidang astronomi, filosof alam, alkimiawan, hingga dikenal sebagai teolog juga. Dialah yang menunjukkan bahwa gerak benda yang ada di Bumi serta benda-benda luar angkasa diatur oleh sekumpulan hukum-hukum alam.
Sejumlah temuannya cukup monumental, di antaranya teleskop pemantul, teori warna bahwa kaca prisma akan membagi cahaya putih menjadi warna-warni. Namun yang paling populer dari temuannya adalah tentang hukum gerakan dan hukum gravitasi universalnya, dia memandang bahwa gravitasi menerangkan gerak planet-planet, namun ia tidak dapat menerangkan siapa yang menggerakkan hal itu untuk pertama kalinya, tapi ia mengingatkan bahwa gravitasi ini untuk memandang alam sebagai mesin, ada yang menggerakkan.
Newton memandang ada rancangan dalam system alam yang mendorong manusia untuk percaya kepada Tuhan, sekaligus mengukuhkan adanya agama alamiah yang disematkan para deis Inggris atas temuan Newton tersebut (Deisme adalah kepercayaan bahwa dengan pengetahuan, akal dan pikiran, seseorang bisa menentukan bahwa Tuhan adalah nyata), bahkan William Blake menilai Newton sebagai “juru ukur ilahi”. Newton melihat Tuhan sebagai pencipta utama yang keberadaannya tidak dapat disangkal di depan keagungan segala ciptaan. (https://id.wikipedia.org/wiki/Isaac_Newton)
Fenomena menarik Newton menemukan tuhannya dengan mempelajari alam hingga kesimpulan bahwa bukan alam ini yang kuasa dengan sendirinya melainkan Dzat yang disebut Tuhanlah yang menciptakan dan mengaturnya, hal ini senada dengan peristiwa Ibrahim mencari Tuhannya sebagaimana tergambar dalam Qs al-An’am ayat 75-79
وَكَذَلِكَ نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ ﴿٧٥﴾ فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَباً قَالَ هَـذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لا أُحِبُّ الآفِلِينَ ﴿٧٦﴾ فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغاً قَالَ هَـذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِن لَّمْ يَهْدِنِي رَبِّي لأكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ ﴿٧٧﴾ فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَـذَا رَبِّي هَـذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ ﴿٧٨﴾ إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفاً وَمَا أَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ ﴿٧٩﴾
Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: Inilah Tuhanku Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: Saya tidak suka kepada yang tenggelam. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: Inilah Tuhanku. Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat. Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar, maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
Bersyukurlah kita menemukan Tuhan tanpa harus berfikir keras, atau karena hal itu menjadikan kita sering melupakan-Nya?

31 maret

Silahkan Hubungi Kami