Film Nasional

Published by achmad dharmawan on

http://pismobeachtaffy.com/Tanggal 30 Maret 2018
Film Nasional
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 30 Maret diperingati sebagai hari Film Nasional, peringatan ini didasarkan kepada perjuangan Usmar Ismail, sutradara yang berhasil memproduksi film Darah dan Doa atau The Long March of Siliwangi pada tanggal 30 Maret 1950. Film Darah dan Doa ini dinilai sebagai film khas Indonesia untuk pertama kalinya. (https://www.jawapos.com/read/2018/03/30/200099/secuplik-kisah-perjalanan-hari-film-nasional)
Film Indonesia mengalami kelesuan seiring gencarnya sinetron dan hiburan lain yang mudah diakses masyarakat, mungkin dengan mengingat kembali sejarah perjuangan para sineas yang lalu, perlu tumbuh kembangkan kembali perfilman Nasional kita, sebab industry ini juga cukup menjanjikan sebagai wahana kreatifitas anak negeri yang cinta seni. Mungkin Indonesia perlu belajar dari Hollywood Amerika, atau Bollywood India atau perfilman China dan lainnya atau bahkan bisa belajar dari Nolllywood Negeria yang mampu memprodusi 200 film dalam sebulan, sementara Indonesia dari 1977 hingga 1990 hanya memproduksi 120an film pertahun. (https://www.kompasiana.com/gede.marteda/nollywood-industri-film-terbesar-kedua-di-dunia_54f378ac745513962b6c76f6)
GodBless pernah menyanyikan lagu yang sangat populer di kemudian hari, yang syairnya berbunyi “dunia ini panggung sandiwara”, maka seluruh kehidupan manusia dapat diambil ceritanya untuk menjadi sebuah film yang tidak lain untuk memberikan pesan tertentu di dalamnya. Bukankah sebagai muslim khususnya punya tanggungjawab untuk saling nasehat menasehati tentang kebenaran (Qs al-Ashr), dan salah satunya adalah pesan kehidupan dari sebuah kisah nyata seseorang.
Salah satu cara menasehati seseorang adalah dengan cerita, selain instruksi ataupun ancaman dan pahala. Bukankah Al-Qur’an sendiri memuat bimbingan yang tidak haya instruksional, namun ada banyak yang dituangkan dalam bentuk cerita, al-Qur’an menegaskan dalam Qs Yusuf ayat 111.
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُوْلِي الأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثاً يُفْتَرَى وَلَـكِن تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿١١١﴾
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Dengan kemasan film, kisah-kisah yang memuat banyak pelajaran di dalamnya dapat diserap dengan baik oleh penontonnya, sekaligus melalui film itu pula pesan-pesan yang baik dapat disisipkan di dalamnya, sudah barang tentu para sineas semestinya diisi oleh orang-orang baik sehingga pruduknya pun baik dan member dampak yang baik, jika perlu ulama harus ada di balik para sineas ini. Selamat Hari Film Nasional, semoga ke depan semakin baik dan berkembang pesat.

Categories: GAGASAN

Silahkan Hubungi Kami