Arsitektur

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 18 Maret 2018
Arsitektur
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i
Tanggal 18 Maret diperingati sebagai Hari Arsitektur Indonesia. Arsitektur lebih dikenal sebagai ilmu rancang bangun, sekalipun definisinya sangat beragam sebagaimana era Vitruvius, arsitektur ini lebih identik dengan gedung (termasuk di dalamnya kota/benteng, aquaduct/semacam instalasi air), namun seiring perkembangan ilmu, ilmu ini juga diterapkan dalam bidang ilmu lain seperti arsitektur untuk komputer, arsitektur internet, arsitektur strategi perang, arsitektur kapal, bahkan ada istilah untuk arsitektur parsel. Kesimpulan dari ilmu ini secara praktis adalah sebuah gagasan atau ide suatu rancangan yang hendak diwujudkan menjadi suatu kenyataan. (https://economy.okezone.com/read/2017/03/18/470/1646224/selamat-hari-arsitektur-indonesia)
Dalam Islam rancang bangun itu telah diajarkan Allah melalui makhluknya baik binatang, lebih-lebih manusia yang memiliki nalar atas apa yang telah dihamparkan di alam semesta ini, sebagaimana Qs an-Nahl ayat 68-69
وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ () ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Arsitektur diharapkan belajar dari lebah (an-Nahl) dengan sejumlah kelebihan yang menggambarkan jenisnya beragam seperti manusia, mau bergotong royong, membangun rumahnya dari makanan yang baik, outputnyapun jadi baik untuk siapa saja di luar dirinya, kerja keras, suara yang menunjukkan komando, cermat arsiteknya dan tidak mengganggu lawan kecuali diganggu. Hal ini berbeda dengan gambaran semut (an-Naml) dalam al-Qur’an yang juga membangun rumahnya yang digambarkan konsumtivisme serta rakus, tak jarang berebut dengan sesamanya, demikian pula dengan laba-laba (al-Ankabut) yang dikenal gemar memangsa sesame, sesekali menjebak makhluk lain bahkan dari jenisnya sehingga dikenal sebagai gambaran egoism dan individualism, selain itu bangunannyapun hanya untuk dirinya dan sangat rapuh untuk didiami yang lain.
Belajar dari arsitek percontohan Allah dalam alam semesta ini, mestinya para arsitek setidaknya belajar dari lebah yang membangun sesuatu dengan bahan yang baik, dilakukan dengan kerja bersama bahkan dalam komando yang rapih sehingga menghasilkan produk rancang bangun yang baik dan bermanfaat bagi banyak pihak, tidak hanya dirinya. Sebaliknya tidak menjadi arsitek yang rakus seperti semut yang tidak memiliki dampak bagi pihak lain, apalagi arsitek yang individualis yang semangatnya hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Naudzu billah min dzalik.

18 maret

Categories: GAGASAN

Silahkan Hubungi Kami