Kemal Ataturk

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 12 Maret 2018
Kemal Ataturk
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 12 Maret 1881 merupakan hari kelahiran presiden pertama Republik Turki. Tokoh Turki yang memiliki populer Mustafa Kemal Atatürk ini lahir di Selânik, Yunani merupakan perwira sekaligus negarawan Turki aslinya bernama Ghazi Mustafa Kemal Pasha dan mendapatkan nama Atatürk di belakang namanya atas pemberian gelar Majelis Agung Turki pada tanggal 24 November 1934 yang berarti Bapak Bangsa Turki.
Mustafa Kemal Ataturk ini dikenal dengan visi sekulernya (condong westernisasi) juga nasionalistik. Ataturk menentang sangat keras terkait ekspresi kebudayaan Islam yang telah melekat di kalangan rakyat saat itu, termasuk pelarangan penggunaan huruf Arab, demikian pula pakaian tradisional ala Islam, yang telah mentradisi di dalam masyarakat Turki selama ini dan berganti dengan pakaian ala Barat. (https://id.wikipedia.org/wiki/Mustafa_Kemal_Atat%C3%BCrk)
Gerakan dan pemikiran Mustafa Kemal Ataturk inilah yang menuai pro kontra, demikian pula berdampak posistif maupun negatif bagi perkembangan dunia Islam khususnya. Bagaimanapun Turki dikenal sebagai salah satu negara muslim yang pernah mengalami kejayaan sebagai kekhilafahan Bani Usman atau dikenal dengan Turki Usmani.
Budaya Islam begitu lekat dalam masyarakat Turki ini, namun sejak Kemal Ataturk melahirkan kebijakan-kebijakannya, maka yang tampak adalah sekulerisasi atau proses pemisahan dunia dengan agama. Karena kebijakan ini pulalah, Ataturk dinilai sebagai pembenci Islam, di antara bukti-bukti kebijakannya yang dinilai dari ekspresi kebenciannya antara lain: perintah shalat dengan bersepatu, serta menggunakan bahasa Turki di dalamnya, demikian pula adzan dalam bahasa Turki, jika masih menggunakan bahasa Arab, maka masjid tersebut akan dirobohkan. Ataturk juga mewajibkan orang Turki menggunakan topi ala Barat (padahal saat itu dinilai masyarakat sebagai simbol kafir) jika tidak dilaksanakan akan dihukum. (https://politikislam123.wordpress.com/2010/11/18/mustafa-kemal-at-taturk/)
Dan beberapa kebijakan yang sekuler bahkan benar-benar western, dari sisi tertentu Turki menjadi negara yang berkembang pesat bersama negara-negara Eropa (tetangganya), dibandingkan dengan negara-negara Islam lainnya.
Berdasarkan fenomena hal ini muncul pertanyaan, saat budaya Jahiliyah digantikan oleh budaya Islam dengan Nabi Saw sebagai penggagasnya, menjadikan masyarakat muslim berkembang pesat bahkan menguasai daratan Asia dan Eropa, namun dalam perjalanannya tidak berkembang karena nilai-nilai budaya yang menjerat masyarakat muslim menjadikannya tidak dapat keluar dari kungkungan budaya tersebut, demikian kesan yang diperoleh dari munculnya ide Ataturk membangun Turki secara ekstreem yaitu melepaskan seluruh budaya yang menjeratnya menuju pembebasan dengan meniru Barat.
Haruskan Indonesia yang juga mayoritas muslim mengikuti jejaknya, atau justru menjeratkan diri kepada budaya Arab secara kaku, menurut saya kedua-duanya kurang tepat..Ayo spririt pembaruan Nabi Saw kita lakukan tetapi dalam balutan budaya nusantara serta mendayagunakan nalar untuk membangun peradaban manusia yang siap hidup di era milenial ini.

Silahkan Hubungi Kami