Mongol

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 10 Pebruari 2018
Mongol
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 10 Pebruari 1258, Kerajaan Mongol menguasai Baghdad dan membumi hanguskan khilafah Bani Abbasiyah ini rata dengan tanah termasuk membunuh 10 ribu penduduk di dalamnya.
Kekhalifahan Abbasiyah merupakan kekhilafahan yang menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dunia. Penamaan Abbasiyah merujuk kepada keturunan dari paman Nabi Muhammad yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul-Muththalib(566-652). Khilafah ini pula yang memindahkan ibukota Damaskus ke Baghdad. Khilafah ini berkembang selama tiga abad, tetapi pelan-pelan meredup dengan menguatnya amir-amir dan sulthan di daerah (terpecah-pecah kekuasaannya) dan puncaknya serangan bangsa Mongol yang dipimpin Hulagu Khan yang menghancurkan Baghdad hingga tidak menyisakan sedikitpun dari pengetahuan yang dihimpun di perpustakaan Baghdad. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kekhalifahan_Abbasiyah)
Pelajaran sejarah di atas menunjukkan betapa umat Islam pernah jaya dan berkembang dunia pengetahuan sedemikian pesat, namun akhirnya hancur oleh perpecahan, persoalan politik hingga peperangan, sehingga pusat peradaban Islam saat itu (Baghdad), kini tinggal kenangan.
Dakwah Islam memperoleh simpati umat karena kelembutan pembawanya (Nabi Muhammad Saw) sebagaimana isyarat QS Ali Imran 159. Namun dibalik kelembutan tersebut tersimpan kekuatan saat gangguan dating kepada umat (bukan ke pribadi Nabi sendiri) sehingga terjadi peperangan. Dengan kekuatan yang ditunjukkan tersebut daerah-daerah yang belum merasakan kemerdekaan merasa nyaman menginduk kepada kepemimpinan Nabi Saw. Dari hal hal ini pulalah Islam memiliki kekuasaan yang luas.
Terlebih didukung oleh perkembangan ilmu yang sangat pesat, riset dan pengkajian menjadi trend saat itu sehingga dunia Islam semakin memantabkan diri sebagai pusat peradaban, namun dunia ilmu seringkali tenggelam oleh dunia politik bahkan tak jarang, hancur diakibatkan tidak stabilnya suatu negara.
Terbukti, seiring perjalanan waktu kekuasaan semakin menggoda dan memicu perebutan kekuasaan yang melahirkan perpecahan hingga peperangan untuk mempertahankan atau merebutnya. Hal inilah yang menjadi akar kehancuran dunia Islam masa itu, disebabkan peperangan dan puncaknya saat khilafah Abbasiyah ini kalah maka dunia ilmupun dibuat hancur karenanya.
Belajar dari sejarah di atas, perlunya penguatan peradaban dengan ilmu pengetahuan, namun stabilitas politik perlu juga dijaga agar suasana kondusif untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan, yang pada akhirnya produk pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk menopang peradaban manusia. Waspadalah dari upaya-upaya mencerai beraikan umat termasuk incaran asing untuk menghancurkan kita saat kita sendiri lemah.

10 pebruari

Silahkan Hubungi Kami