Facebook

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 4 Pebruari 2018
Facebook
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 4 Pebruari 2004 merupakan peluncuran layanan jejaring social Facebook, melalui layanan ini pula masyarakat Indonesia “semacam kejangkitan” virus Facebook, awalnya menjadi konsumsi mereka yang memiliki computer berjejaring hingga kemudian masuk dalam telephone genggam.
Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg dengan teman sesama mahasiswa Universitas Harvard (Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes). Berawal untuk jejaring mereka akhirnya meluas ke sebagian besar warga USA hingga dunia. (https://id.wikipedia.org/wiki/Facebook)
Bagaimanapun, facebook merupakan sebuah aplikasi layanan social, yang saat ini cukup banyak aplikasi lainnya yang menyusul aplikasi ini, baik itu twitter, WA, dan sejumlah aplikasi lainnya. Secara umum semua aplikasi ini memiliki dampak positif dan negative sekaligus.
Dampak posistif layanan jejaring social ini mempermudah komunikasi antar teman, antar keluarga, dan lain sebagainya, bahkan tak jarang dimanfaatkan untuk bisnis (menawarkan barang maupun jasa) hingga untuk urusan reunion atau bernostalgia selain bias ngobrol tanpa batas ruang dan waktu.
Dampak negative dari media ini, mulai menurunnya komunikasi langsung face to face, sehingga menurunkan tingkat kesadaran social. Tak jarang media ini juga dimanfaatkan mereka yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan penipuan dan sejenisnya. Dampak negative lainnya terkadang karena terlalu asyik menjadikan lupa waktu dan pekerjaan yang pokok dan lain sebagainya.
Terlepas dampak positif dan negative tersebut, perlu kearifan pengguna dalam memanfaatkan sarana ini, sekali lagi harus ditempatkan sebagai sarana atau media bukan sebagai fokus hidup kita, jangan sampai larut dalam berfacebook lalai dengan tugasnya yang pokok sehingga menghancurkan masa depannya. Mestinya sarana ini dapat dioptimalkan dalam mendukung tercapainya masa depan yang dicitakan, dan itulah kearifan memanfaatkan sebesar-besarnya sisi positif sarana dan menekan seminim mungkin sisi negatifnya.
Semangat ini sejalan dengan semangat ulama dahulu saat menerima sesuatu yang baru, yaitu al-muhafadhah lil qadimish shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah (memelihara sesuatu yang telah ada yang baik-baik juga menerima hal-hal baru yang lebih mashlahah/ lebih baik lagi). Hal ini untuk mengcounter penolakan facebook secara mutlak dengan memperhatikan korban facebook yang bersifat kasuistik (karena tidak arif dalam menggunakannya), untuk menghalangi siapapun yang arif menggunakan facebook ini yang justru membawa kepada kemajuan dan lainnya.
Ayo bersikaplah terbuka dan pandanglah alat sebagai sarana sebagaimana sarana bepergian jauh dulu memanfaatkan kuda, berganti sepeda, mobil, kereta, pesawat dan seterusnya, Demikian pula kendaran dulu yang penting fungsi transportasi, saat ini juga ada fungsi hiburan, dan lainnya.

4 pebruari

Silahkan Hubungi Kami