Ramsar

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 2 Pebruari 2018
Ramsar
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 2 Pebruari 1971, Ramsar (sebuah kota di Pantai Laut Kaspia Iran) menjadi saksi penandatanganan Konvensi Lahan Basah. Indonesia bergabung di dalamnya sejak tahun 1991 melalui Keppres 48 tahun 1991 (https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Lahan_Basah_Sedunia)
Lahan basah yang dimaksud adalah daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut, dan perairan: alami atau buatan; tetap atau sementara; dengan air yang tergenang atau mengalir, tawar, payau atau asin; termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari enam meter pada waktu air surut”.
Persoalan lahan basah ini memiliki pengaruh terhadap masalah bencana nasional, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membaca adanya peningkatan tren bencana dari 2002 hingga 2015 (tercatat 143 bencana di Indonesia, dan tahun 2015 mencapai 1.681 bencana (Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2016/02/10/15560681/15. Tahun.Terakhir.Tren.Bencana.di.Indonesia.Meningkat).
Berbagai bencana tersebut, 95% diantaranya merupakan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, puting beliung, cuaca ekstrim, dan kekeringan. Salah satu penyebab adalah tingginya kerusakan lingkungan, meningkatnya dampak perubahan iklim dan tidak terintegrasinya program pengurangan risiko bencana kedalam ranah kerja sektoral (dan sebaliknya). (https://indonesia.wetlands.org/id/acara/mangroves-ecosystems-in-indonesia-a-strategic-resource-for-a-local-sustainable-economy-and-adaptation-to-climate-change/)
Belajar dari komitmen Ramsar, mari kita sebagai umat Islam yang mayoritas melakukan sesuatu untuk peduli masalah lahan basah ini, lebih-lebih Al-Quran telah menyebutkan vitalnya air sebagai awal kehidupan, sebagaimana QS al-Anbiya’ ayat 30
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقاً فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ ﴿٣٠﴾
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Salah satu cara untuk membangun lahan basah adalah melakukan hidup bersih (pembuangan sampah pada tempatnya), membuat serapan-serapan air, memanfaatkan air seefisien mungkin (saat mandi, wudlu, istinja’ bahkan untuk tidak menyisakan pembuangan sisa air minum secara sia-sia), menanam pohon sebagai serapan air, dan sejumlah aktifitas yang tidak hanya berguna bagi kehidupan saat ini, melainkan berguna bagi umat manusia di masa mendatang..ayo jariyah air untuk anak cucu jangan egois sehingga kita akan dicap berdosa karena meninggalkan mereka kelak dalam kondisi lemah (kekurangan air)…naudzu billah.
.

2 pebruari

Categories: GAGASAN

Silahkan Hubungi Kami