banjir

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 1 Pebruari 2018
Banjir
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 1 Pebruari 2007 mengingatkan kita akan peristiwa banjir di Jakarta mencapai 60% wilayah dengan ketinggian hingga 5m untuk wilayah tertentu. Dalam peristiwa ini menelan korban 80 nyawa melayang dan diperkirakan kerugian mencapai 4,3 trillliyun rupiah. (https://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_Jakarta_2007)
Berbagai komentar peristiwa ini akibat curah hujan yang tinggi, system drainase yang tidak baik, dan sejumlah alasan lainnya. Intinya ada dua kutub yang menjadi penyebab langsung yaitu hujan dan tadah hujan. Hujan sendiri merupakan anugerah Allah demikian pula wadahnya berupa bumi inipun diciptakan-Nya sehingga memberikan secercah kehidupan bagi hayati di dalamnya.
Curah hujan yang tinggi di daerah tertentu dipengaruhi system alam berubah (hasil ulah manusia), demikian pula wadah penampungnya tidak memadahi karena space untuk serapannya atau aliran yang menghantarkannya langsung menuju laut terhambat dan sebagainya, pun akibat ulah manusia.
Mari kita renungkan sebuah ayat yang menyindir kita umat manusia yang semestinya menjalankan fungsi Tuhan sebagai Rabbul Alamin (Pemelihara alam semesta) justru merusak keseimbanga di dalamnya, sebagaimana firman-Nya Qs ar-Rum 41:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ﴿٤١﴾
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Pelajaran dari ayat ini, selain mengingatkan manusia agar tetap memperhatikan keseimbangan alam saat mereka mendayagunakan apa saja yang ada di dalamnya juga peringatan untuk segera menyadari efek kerusakan yang mereka timbulkan agar bencana tidak menimpa umat manusia kembali atau kerusakan yang lebih parah lagi.
Sudah saatnya manusia menjaga keseimbangan alam dengan melakukan pembangunan didalamnya dengan tetap ramah pada lingkungan, resapan air, system drainase, penataan pemukiman penduduk, penanganan sampah, menjaga sungai-sungai tetap berfungsi, polusi udara dikendalikan dan sejumlah komponen yang turut menjaga keseimbangan alam lainnya, dengan harapan bumi tetap ramah kepada siapapun yang tinggal di dalamnya. Sebagaimana isyarat hadis berikut (HR at-Turmudzi)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ….
Dari Abdullah bin Amr, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: penyayang (orang-orang yang ramah) akan disayang Allah, maka sayangilah siapapun di bumi ini maka yang di langit akan menyayangi kalian..
Sayangilah bumi yang Allah ciptakan ini, maka Allah akan menyayangi kalian, insyaallah banjirpun dapat diminimalisir hingga tidak terjadi lagi khususnya di ibukota kita

Silahkan Hubungi Kami