Mouse

Published by achmad dharmawan on

Tanggal 22 Januari 2018
MOUSE
Oleh: Ahmad Hasan Asy’ari Ulama’i

Tanggal 22 Januari 1984 Apple Macintosh memperkenalkan Mouse (https://id.wikipedia.org/ wiki/Tetikus). Mouse merupakan alat penunjuk dan perintah dalam komputer selain keyboard. Dalam sejarahnya, mouse ini dibuat tahun 1963 oleh Douglas Engelbart dan disempurnakan pada tahun 1970. Semula menggunakan , namun saat ini sudah menggunakan sinar optis, teknologi nirkabel (berbasis radio, inframerah, bluetooth)
Begitu familiernya kita dengan mouse hingga laptop yang diintegrasikan di dalamnya mouse datar tidak lebih cekatan (menurut sebagian pengguna) dibandingkan dengan mouse yang dapat dipegang jari jemari berikut telapak tangan di atasnya. Bahkan untuk menarik pengguna, beberapa variasi mouse yang meirip dengan kendaraan, dan anaeka mainan lainnya.
Yang menarik dalam uraian ini adalah satu perangkat yang cukup simple untuk diarahkan ke objek yang kita tuju dalam layar computer dan dengan “klik” perintah yang kita lakukan akan dijalankan.
Jika kita analogkan performa kita ini adalah tampilan computer, maka hati kita merupakan mousenya, seluruh data telah tersimpan di hardisk yang disebut sebagai otak. Maka ketika mouse terarah dan klik maka tubuh akan mengerjakan apa yang dikomando hati tersebut. Jika hati ini mengarah kepada kebaikan dan klik, maka yang dilakukan tubuh adalah kebaikan, sebaliknya jika hati ini diarahkan kepada keburukan lalu klik, maka yang tampil dalam laku kita adalah keburukan.
Hal ini sesuai dengan semangat hadis Nabi Saw:
عن النعمان بن بشير رضي الله عنهما قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ (متفق عليه)
Dari an-Nu’man bin BAsyir ra. Ia berkata: aku menyimak Rasulallah Saw bersabda: Ketahuilah sungguh dalam jasad itu ada segumpal darah, jika baik maka seluruh tubuh menjadi baik dan jika rusak maka seluruh tubuh rusak, ia adalah hati (Muttafaq alaih)

Pesan dari hadis ini, mari kita tata hati kita, semakin tertata dengan baik maka laku yang terekspresi dari hati yang baik adalah kebaikan pula, sebaliknya jangan kotori hati, karena semakin kotor hati kita maka ekspresi yang ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari juga kotor. Ortu saat membekali putranya saat memulai aktifitas, baik pergi ke sekolah, pergi bekerja dan lain sebagainya yang disampaikan adalah “hati hati”, seolah mengandung makna tolong jaga hatimu wahai putraku, di manapun kamu berada. Demikian pula seorang musuh ketika mengancam lawannya dengan “hati hati” sebagai ekspresi dari “tolong hatimu ditata dengan baik” jika tidak lakumu tidak akan terkontrol dengan baik dan bersiaplah menerima sanksi atas laku yang tidak baik tersebut.

Tanggal 22 Januari 2018

Silahkan Hubungi Kami