MENYIAPKAN GENERASI MILLENIAL INDONESIA PECINTA DAN PENGAMAL AL-QUR’AN

Published by achmad dharmawan on

Assalamualaikum wrwb.
Gema Musabaqah Tilawatil Qur’an
Pancaran Ilahi
Cinta pada Allah, Nabi, dan Negara,
Wajib bagi kita,
Limpah ruah bumi Indonesia
Adil, makmur, sentausa
Baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur
Pasti terlaksana
Musabaqah tilawatil Qur’an
Wahyu kalam Tuhan
Pancasila sakti dasar Indonesia
Pujaan bangsaku
Gemah ripah tanah air kita
Aman, damai, sentausa
Baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur
Nusantara jaya
Musabaqah tilawatil Qur’an Jaya
Firman suci Tuhan
Pancasila sakti bagi kita semua
Indonesia Jaya
Tumpah ruah alam kaya raya
Bahagia semua,
Baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur
Cita-cita kita.
Itulah Mars LPTQ, ciptaan Agus Sunaryo, yang berkumandang menyemangati upacara pembukaan, setelah lagu kebangsaan Indonesia. Lagu yang penuh dengan pesan religius dan nasionalisme ke-Indonesiaan dengan semangat dan panduan Al-Qur’an untuk menggapai terwujudnya negeri yang makmur gemah ripah loh jinawi, di bawah siraman ampunan dari Allah ‘Azza wa Jalla.
Segala puji milik Allah Yang Maha Kaya dan Terpuji. Mari kita syukuri semua anugrah dan karunia-Nya. Hanya dengan anugrah dan pertolongan Allah, kita sehat afiat dan dapat melaksanakan aktifitas kita. Semoga semua urusan kita dimudahkan oleh Allah. Shalawat dan salam mari kita senandungkan untuk Rasulullah Muhammad saw, keluarga, dan para sahabat. Semoga kebaikan beliau meluber kepada kita dan para pengikut setia yang berkomitmen untuk meneladani beliau. Beliau adalah uswatun hasanah (teladan yang baik) bagi kita umat beliau yang merindukan kehidupan yang bahagia dan diridhai Allah ‘Azza wa Jalla.
Saudaraku, Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi Jawa Tengah menggelar even Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Umum ke XXVII, 18-21 Desember 2017 di Asrama Haji Donohudan Boyolali Jawa Tengah. Tema yang diusung adalah melalui “MTQ kita tingkatkan kecintaan, pemahaman, dan pengamalan Al-Qur’an”, sekaligus sebagai even persiapan Kafilah Jawa Tengah dalam menghadapi MTQ Nasional XXVII yang akan digelar tahun 2018 di Medan Sumatra Utara.
Komitmen dan tekad LPTQ Jawa Tengah – setelah pada STQ tahun 2017 di Kalimantan Utara yang lalu melesat dari peringkat ke-8 ke peringkat ke-3, tentu moment MTQ Umum ini akan dijadikan sebagai ajang untuk menyeleksi para calon yang siap “berjuang” untuk bisa naik peringkat Ke-2 atau bahkan bisa menjadi Juara Umum pada MTQ Nasional tersebut. Semua keluarga besar LPTQ, Masyarakat, dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sangat menyadari bahwa bukan soal kejuaraan itu yang terpenting, akan tetapi keberkahan, manfaat, dan resonansi dari even MTQ untuk membangun kecintaan masyarakat terhadap Al-Qur’an adalah merupakan niatan dan tujuan yang terpenting. Dengan kecintaan terhadap Al-Qur’an, diyakini akan muncul generasi millenial Indonesia yang akan mampu memahami dengan baik kandungan dan tujuan Al-Qur’an diturunkan di muka bumi ini, agar mampu menjabarkan dan mengimplementasikan hidayah dan petunjuk Al-Qur’an dalam membangun pribadi, karakter, dan budaya masyarakat sesuai dengan peunjuk Al-Qur’an. Tentu, ini merupakan tugas yang teramat berat, namun mulia. Karena itu, kita semua dengan dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, pekerjaan berat ini harus ditunaikan. Bahwa masih ada sebagian ulama yang boleh jadi kurang setuju, Al-Qur’an dimusabaqahkan, kita sama-sama bisa memahami dengan baik. Akan tetapi mashlahat, manfaat, dan resonansi dari pelaksanaan MTQ dan kumandang ayat-ayat Al-Qur’an, diharapkan akan membuka hati dan fikiran generasi muda millenial.
Generasi millenial sekarang ini, meski tidak seluruhnya, banhak yang disibukkan dengan smartphone, gadget, dan media sosial, yang bisa menyita waktu generasi muda kita. Apabila para pemimpin bangsa ini, para ulama dan ustadz, sampai terlena untuk mengawal dan memandu generasi muda, maka yang terjadi adalah tercerabutnya nilai-nilai religiusitas dan spirit Al-Qur’an dari kehidupan mereka. Ketika generasi millenial kita sudah terjauhkan dari nilai-nilai dan petunjuk Al-Qur’an, maka kita akan kehilangan suatu generasi yang boleh jadi prilakunya akan jauh juga dari petunjuk Al-Qur’an, mungkin yang berfikiran “liberal” dan serba permisif, LGBT boleh, kawin sesama jenis dianggap modern style, kumpul kebo dianggap lumrah, atau sebaliknya terjebak ke dalam jebakan ideologi “trans-nasional” yang melahirkan bibit-bibit radikalisme dan fundamentalisme, karena melupakan bimbingan tokoh teladan Rasulullah Muhammad saw. yang mengajarkan beragama secara tawasuth (moderat).
Saudaraku, kebetulan saya diamanati menjadi ketua dewan hakim cabang Musabaqah Makalah Al-Qur’an, untuk mengawal para peserta seberapa pemahaman ayat-ayat Al-Qur’an, hadits atau sunnah Rasulullah saw yang menjabarkan ayat-ayat yang relevan dengan isu yang ditulisnya, bagaimana sistematisasi pemikiran dan penguasaan merodologi mereka menyamikannya dalam nalar dan narasi berfikirnya. Mari kita renungkan bersama, rasanya hati ini menjadi “adem ayem” berada dalam suasana MTQ, namun begitu kita keluar dari suasana MTQ, kita menghadapi berbagai fenomena yang mengundang keprihatinan kita bersama. Di mana anak-anak muda kita, yang sebagian mungkin galau, prihatin, dan resah. Praktik-praktik korupsi yang dilakukan oleh para penjahat, koruptor, pencoleng, dan pengkhianat bangsa, yang dengan sistematis, bersekongkol dan berombongan telah merampas, menggelapkan, dan mengompas uang rakyat, dalam berbagai bentuk, modus, dan cara. Semoga fenomena negatif ini akan bisa sirna dan lenyap dari bumi Indonesia.
Saudaraku, khususnya generasi muda millennial yang sedang galau. Terlebih para orang tua yang sedang membimbing anak-anak yang sedang tumbuh dan mencari jati dirinya. Melalui pendidikan keluargalah kita tanamkan kepada anak-anak, pertama, perlunya pendidikan dan kedintaan kepada Al-Qur’an. Rasulullah saw berpesan: خيركم من تعلم القراءن وعلمه artinya “sebaik-baik kamu sekalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya (kepada orang lain)”.
Kedua, tanamkan pendidikan akhlak yang mulia (akhlaq al-karimah) yakni akhlak Al-Qur’an, dengan mempelajari, memahami, dan mengamalkan isinya. Al-Qur’an adalah petunjuk bagi umat manusia, agar bisa menapaki jalan yang lurus (الصراط المستقيم) demi meraih kebahagiaan sejati baik di alam fana di dunia ini maupun di alam baqa di akhirat nanti.
Ketiga, tanamkan sifat dan sikap cinta tanah air. NKRI asalah final, dengan Pancasila sebagai dasar negara. Kita isi NKRI kita ini dengan berjuang dan mengisinya dengan mengerjakan yang terbaik untuk bangsa ini.
Keempat, bangsa Indonesia ini harus tetap optimis, tidak ada kamus menyerah dan mengalah dengan berbagai kejahatan yang dilakukan oleh siapapun, baik individu apalagi yang mengatasnamakan lembaga. Kita dukung kesadaran, kegalauan anak-anak muda generasi millennial ini, untuk dapat menemukan jati diri mereka, bahwa pada saatnya Indonesia ini akan mendapatkan generasi emas, memiliki integritas pribadi dan moral yang kuat, tangguh, dan berakhlak terpuji, sehingga ketika mereka nanti menjadi pemimpin bangsa, benar-benar bersih dan mampu memberikan keteladanan.
Saudaraku, semoga kita sebagai orang tua, masih memiliki komitmen dan kesungguhan untuk menyiapkan generasi emas, yang memiliki dasar agama yang kuat, memahami Al-Qur’an, dan mengamalkannya, berakhlak mulia, berintegritas, tidak mudah tergoda oleh ujian materi duniawi yang kian merangsek ke dalam jantung kehidupan pribadi dan sosial kita. Kita musti peduli terhadap kegelisahan, kegalauan, dan keprihatiann generasi muda millennial kita, mereka merindukan masa depan Indonesia yang nyaman, adil, makmur, dan bebas koprupsi.
Allah a’lam bi sh-shawab.
Wassalamualaikum wrwb.
Asrama Haji Donohudan, Boyolali, 18/12/2017.

Silahkan Hubungi Kami