OLIMPIADE HALAL 2017 DAN GAYA HIDUP HALAL

Published by achmad dharmawan on

Assalamualaikum wrwb.
Saudaraku, mari kita perbaharui ungkapan syukur kita kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Karena anugrah dan karunia-Nya pada kita demikian besar, kita sehat afiat, dapat menikmati liburan bagi yang libur, dan memulai aktifitas belajar, bekerja, dan bersama keluarga. Yakinlah, Allah akan menambah kenikmatan-Nya pada kita yang dengan rendah hati pandai bersyukur. Shalawat dan salam mari terus kita senandungkan untuk Baginda Rasulullah saw, keluarga, para sahabat, dan pengikut yang setia meneladani beliau.
Hari ini, Sabtu, 5/9/2017 saya sebagai Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) Jawa Tengah, diminta oleh panitia untuk memberi sambutan pada acara Pembukaan Olimpiade Halal tingkat Jawa Tengah, di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Jawa Tengah Jl. Brotojoyo No. 1 Semarang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Olimpiade/Olimpiade/ artinya adalah pertandingan olahraga amatir antarbangsa yang diadakan setiap empat tahun sekali di negeri yang berlainan. Istilah Olimpiade ini, kemudian digunakan atau dipinjam dalam penyelenggaraan suatu even yang bernama Olimpiade Halal. Even ini bertujuan, untuk mempersiapkan generasi muda yang juga sebagai generasi penerus atau pemimpin bangsa ini, agar terbiasa dan memiliki gaya hidup atau budaya halal. Budaya halal ini perlu dibiasakan sejak dari kecil. Agar mereka memiliki kesadaran sejak dini, karena makanan, minuman, dan obat-obatan serta produk halal lainnya yang dikonsumsi atau digunakan oleh manusia, akan berdampak secara langsung atau tidak langsung pada kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional atau akhlak seseorang.
Pada saat bayi berusia satu minggu, agama memerintahkan agar bayi dicukur rambutnya, diberi nama yang baik, dan di-aqiqah-i dengan menyembelih dua ekor kambing untuk bayi laki-laki, dan seekor kambing untuk bayi perempuan. Rasulullah saw bersabda:
عن رسول الله صلّى الله عليه وآله وسلّم: حقّ الولد على والده أن يعلّمه الكتابة, والسباحة, والرّماية, وأن لا يرزقه إلّا طيّباً.
Rasulullah saw bersabda : “Hak anak (yang menjadi kewajiban) orang tuanya adalah mengajarkannya menulis, berenang, memanah, dan tidak memberi rizqi kecuali yang (halal dan) thayyiban”.
Mengonsumsi makanan dan minuman yang halal, perlu dibiasakan dari kecil. Rasulullah saw mengingatkan, “barangsiapa mengonsumsi barang yang haram, maka baginya neraka adalah tempat yang lebih baik”. Kita memahami bahwa neraka dalam pengertian yang umjm, digambarkan sebagai tempat pembalasan yang wujudnya api neraka yang abadi di akhirat nanti. Namun kita bisa memahami, dalam pengertian dan pengalaman hidup kita, bahwa watak api adalah membakar, panas, dan jauh dari kesejukan dan ketenteraman.
Jika ada ungkapan leluhur Jawa “duit syetan pangan belis” artinya “uang yang haram — atau hasil pekerjaan syaitan — akan dimakan oleh iblis — yang juga merupakan sejawat atau seniornya syaitan. Dalam perspektif agama, mengonsumsi makanan, minuman, atau produk yang haram, akan menghasilkan luaran atau outcome yang haram juga.
Urusan makanan halal adalah rambu semua agama. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ إِنَّمَا يَأْمُرُكُم بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَن تَقُولُوا عَلَى اللهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan, karena sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata. Sesungguhnya syaithan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui” (QS. Al-Baqarah: 168-169).
Saudaraku, total persentase produk bersertifikat halal sejak tahun 2011 s.d. 2014 adalah 26,11% sehingga produk pangan, kosmetika, dan obat-obatan yang beredar dan belum bersertifikat halal tahun 2011 s.d. 2014 sebesar 73,89% (LPPOM MUI Pusat, Kemenag RI). Meskipun terhitung sangat lambat pertumbuhan sertifikasi halal ini, namun harus disyukuri karena perkembangan kesadaran masyarakat akan produk dan mengonsumsi yang halal ini makin tinggi.
LPPOM MUI yang sudah berkiprah sebagai volunter untuk mensosialisasikan betapa penting dan strategisnya sertifikasi halal kepada masyarakat, dari industri rumah tangga hingga pengusaha kelas menengah dan atas. Karena sertifikasi halal ini pada awal berdirinya, lebih bersifat voluntery belum mandatory. LPPOM MUI Jawa Tengah sudah memfasilitasi hampir 1.000 IRT yang memenuhi syarat, untuk mendapatkan sertifikat halal, dan mereka tidak dipungut biaya apapun. Beaya sertifikasi, dari audit, pelatihan, dan lain-lain dibiayai oleh kerjasama LPPOM MUI bekerjasama dengan Dinas terkait di Jawa Tengah, seperti Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian, dll. Juga dengan Kementerian Koperasi dan UKM.
Saat saya memberi sambutan dan membuka secara resmi Olimpiade Halal 2017 di SMKN Jateng, saya merasa “agak kaget” dan haru, karena ternyata sebanyak 250 siswa peserta didik SMKN, adalah berasal dari anak-anak yang secara ekonomi tidak mampu. Mereka direkruit dari seluruh wilayah Jawa Tengah, dan diasramakan seperti layaknya pondok pesantren. Di antara mereka ada yang sudah hafal 15 juz Alqur’an. Mereka yang muslim juga diwajibkan shalat berjamaah lima waktu di Masjid Baitul Ilmi.
Siswa SMKN Jawa Tengah, pada Olimpiade Halal 2016 menempati Juara 1 Harapan, tahun 2017 ini bertekad menjadi juara 1 dan juara umum. Olimpiade Halal 2017 yang mengusung tema “Mencetak Generasi Muda Loyal Produk Halal” ini di tingkat Jawa Tengah diikuti oleh sebanyak 450 peserta dari berbagai sekolah di Jawa Tengah. Membiasakan budaya mengonsumsi barang yang halal, diperoleh secara halal, dan diolah secara halal, memang harus ditanamkan sejak dari kecil. Karena pembiasaan di waktu kecil ini, laksana melukis di atas batu. Sementara membiasakan atau belajar di waktu dewasa, laksana melukis di atas debu. Dalam sebuah syair dilukiskan:
التعلم في الصغار كالنقش على الحجر والتعلم في الكبار كالنقش على الغبر
Semoga Olimpiade Halal 2017 ini bisa memantik dan mengungkit dan memantik generasi muda kita, para pelajar, untuk menjadi konsumen yang loyak dan berkomitmen tinggi untuk mengonsumsi dan peduli halal. Masyarakat tampaknya mulai perlu diapresiasi kesadaran mereka akan produk halal.
Insyaa Allah akan lahir generasi muda yang berakhlaqul karimah dan diberkahi Allah.
Allah a’lam bi sh-shawab.
Wassalamualaikum wrwb.
SMKN Jawa Tengah – Masjid Agung Jawa Tengah, 5/8/2017.
Categories:

Silahkan Hubungi Kami