IKATAN AHLI EKONOMI ISLAM INDONESIA (IAEI) DAN PENGGERAKAN USAHAWAN MUDA MUSLIM

Published by achmad dharmawan on

Assalamualaikum wrwb.
AlhamduliLlah segala puji hanya milik Allah. Mari kita syukuri, anugrah dan karunia-Nya, hari ini kita sehat afiat dan dapat memulai belajar bagi teman-teman pelajar dan mahasiswa, memulai bekerja bagi teman-teman yang sudah bekerja baik di swasta maupun yang menjadi ASN (aparat sipil negara). Jangan lula mari kita niatkan mengabdi kepada Allah dan melayani hamba-hamba-Nya.
Shalawat dan salam mari kita wiridkan sebagai bukti cinta kita kepada Rasulullah Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau. Semoga kebaikan dan kemudahan akan senantiasa menyertai kita, dan syafaat beliau kelak akan memayungi kita.
Saudaraku, segala puji bagi Allah, atas ijin Rektor UIN Walisongo dan support Dewan Direksi Bank Jateng (Syariah) saya yang diamanati sebagai Anggota Dewan Penasehat IAEI Pusat, berkesempatan mengikuti acara Grand Launching KNKS (Komite Nasional Keuangan Syariah) di Istana tanggal 27/7/2017 dan Silaknas (Silaturrahim Kerja Nasional) IAEI di Hotel Fairmont Jakarta 27-29/7/2017. Thema yang diusung dalam even nasional ini adalah Ekonomi Islam untuk Rakyat. Acara ini dihadiri oleh semua Dewan Pembina, Dewan Penasehat, Pengurus Pusat, Komisariat IAEI Provinsi dan Kampus-kampus seluruh Indonesia.
Isu penting Ekonomi Islam untuk Rakyat ini menjadi isu strategis dalam menggerakkan ekonomi rakyat, yang berbasis pada entrepreneurship atau kewirausahaan. Untuk itu dihadirkan Pengusaha Muslim Sukses Choirul Tanjung yang akrab disapa Pak CT. Juga wakil gubernur DKI terpilih, Sandiaga Uno, Bos Saratoga, dan Ahmad Zaky bos muda kreatif Bukalapak.com. Mereka ini yang ternyata pertumbuhan usahanya cukup atau sangat menggembirakan. Untuk itu diharapkan mereka memiliki komitmen untuk berbagi pengalaman dengan masyarakat yang mau merubah nasibnya.
Saudaraku, ada pelajaran penting bagi kita. Jkka kita melakukan flashback, tentu kita pasti mengingat sosok Rasulullah saw yang sejak dari kecilnya belajar prihatin. Diawali dari sebagai penggembala kambing dan pedagang. Yang pertama, ini sesungguhnya simbol dan mengandung pesan penting bahwa selain mengonsumsi daging secara sehat akan menyehatkan, terlebih penting lagi, sesungguhnya pekerjaan beternak binatang dari kambing, sapi, kerbau, unga, dan lain sebagainya yang halal, adalah profesi yang sangat menjanjikan. Apalagi bagi kita sebagai bangsa Indonesia yang tanahnya laksana zamrud yang dilintasi katulistiwa, tanahnya subur, sumber daya alam yang luar biasa. Bahwa soal pengelolaan kemudian para pemimpin negeri ini, terlalu “bermurah hati” atau “menjuragankan diri” sehingga semua tambang minhak, gas, bagubara, mas, perak, bauksit, dan lain-lain diserahkan kepada orang-orang asing, yang hanya cukup mendapat imbalan yang tidak sebanding, anggap saja ini soal “nasib”.
“Nasab” kita ini sebenarnya adalah “nasab” negara kaya, tetapi “nasib”nya, belum baik. Bahkan utang negara kita ini, tampaknya per Juni 2017 sudah mencapai lebih dari Rp 3.706,52 trilyun. Supaya teman-teman tidak pusing, ya tidak usah dipikirkan, biar diurus oleh mereka yang berutang. Bagian kita adalah menerima akibat atau bahasa santrinya atsarnya saja. Karena nyatanya untuk mendapatkan pekerjaan sekarang juga tidak terkalu mudah. Karena itu perlu dipikirkan bagaimana IAEI ini serius mampu menggerakkan usahawan muda Muslim, agar dapat menciptakan lapangan kerja, bukan mencari pekerjaan yang spirit dan paradigmanya menjadi salary-man.
Kedua, Nabi Muhammad saw kala masih muda juga, menjadi pedagang. Bahkan waktu itu, tampaknya beliau berdagang membawa dagangan dari Saudagar cantik dan kaya, Sayyidati atau Siti Khadijah, yang sukses, yang kelak menjadi istri Baginda Rasulullah saw. Bagi beliau, dan pada umumnya orang Arab, karena iklim dan tanahnya yang tandus, penuh bebatuan dan padang pasir, maka profesi dagang ini sangat menjanjikan.
Rasulullah saw ketika ditanya oleh seorang sahabat menegaskan:
أَخْبَرَنَاهُ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ ، قَالَ : ثنا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ ، ثنا الْعَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ الدُّورِيُّ ، ثنا الأَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ ، ثنا شَرِيكٌ ، عَنْ وَائِلِ بْنِ دَاوُدَ ، عَنْ جَمِيعِ بْنِ عُمَيْرٍ ، عَنْ خَالِهِ أَبِي بُرْدَةَ ، قَالَ : ” سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ ، أَوْ أَفْضَلُ ؟ ، قَالَ : عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ ، وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ ” .
Abu Abdullah al-Hafidh mengabarkan, Abu al-Abbas Muhammad bin Ya’qub menceritakan kepada kami, al-Abbas Muhammad al-Duri menceritakan kepada kami, al-Aswad bin Amir menceritakan kepada kami, dari Wail bin Dawud, dari Jami’ bin Umair, dari Bibinya Abi Burdah berkata, Rasulullah saw ditanya tentang apa pekerjaan yang paling baik? Beliau saw bersabda: “Pekerjaan seseorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap perdagangan yang baik”.
Saudaraku, Rasulullah saw menggunakan redaksi بيع مبرور artinya perdagangan yang dilakukan menurut cara yang baik. Ini seperti halnya haji yang mabrur, yang tidak asa balasannya kecuali surga. Karena itu pula, Rasulullah saw menempatkan para pedagang yang jujur laksana ulama, mujahid, yang berkedudukan tinggi. Meskipun menjadi pedagang yang jujur juga sulit, tidak mudah, banyak cobaan.
Rasulullah saw menegaskan:
عن عبد الرحمن بن شبل رضي الله عنه ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
( إِنَّ التُجَّارَ هُمُ الفُجَّارَ ، قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ أَوَ لَيسَ قَد أَحَلَّ اللَّهُ البَيعَ ؟ قَالَ : بَلَى ، وَلِكِنَّهُم يُحَدِّثُونَ فَيَكذِبُونَ ، وَيَحلِفُونَ فَيَأثَمُونَ )
رواه أحمد (3/428) والحاكم (2/8).
Dari Abdurrahman bin Syibl ra, Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya para pedagang adalah orang-orang yang melampaui batas –baca brengsek –. Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah saw bukankah Allah sungguh sudah menghalalkan jual beli? Beliau bersabda: “Baiklah, akan tetapi mereka bercerita, berbohong, bersumpah, dan melanggarnya” (Riwayat Ahmad 3/428 dan al-Hakim 2/8).
Jujur dalam dagang atau bisnis, apalagi dalam situasi yang konon seperti di negeri kita ini terjadi saling “silang sengkarut”, bisnis banyak “tergantung” atau “dimanfaatkan” sebagai kompensasi politik oknum yang sedang berkuasa, maka di sinilah betapa berat dan sulitnya menjadi pedagang san pengusaha yang jujur. Namun jika pedagang atau pengusaha bisa jujur, mereka diposisikan sederajat dengan nabi.
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
( التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ )
رواه الترمذي (1209)
Dari Abu Said al-Khudzri ra, Rasulullah saw bersabda: “Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya bersama para Nani, orang-orang yang benar, dan orang-orang yang mati syahid” (Riwayat at-Tirmidzi).
Saudaraku, pendidikan kewirausahaan atau entreprenurship memang harus dikenalkan dan diberikan kepada peserta didik di negeri ini, agar mereka memiliki orientasi hidup dan masa depan untuk tidak menjadi pekerja yang bergantung pada upah, tetapi tanamkan kepada mereka menjadi usahawan muda. Menjadi pengusaha akan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Yang jelas, seorang pengusaha akan mampu m enggerakkan ekonomi riil yang akan menguatkan fondasi ekonomi umat. Semoga Acara Silaknas IAEI ini mampu menghasilkan rumusan kesepakatan yang busa segera dieksekusi di tingkat mahasiswa dan yang setaraf, agar mereka bisa segera move on dari orientasi menjadi buruh, salary-man, tetapi menjadi penggerak, pengusaha, dan dapat mendiptakan lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Selamat KNKS dan Bravo Silaknas IAEI, semoga mampu mewujudkan ekonomi Islam untuk Rakyat. Yang lebih penting adalah follow-up di tingkat mahasiswa dan pelajar yang ingin mengasah keterampilannnya berusaha membutuhkan pendampingan dan arahan dari para senior, seperti Pak CT, Pak Sandiaga Uni, Brother Ahmad Zaky, dll. IAEI Pusat bisa memasang tarjet, dengan menugasi pengurus IAEI Provinsi untuk menyiapkan calon usahawan untuk dilatih dan dibekali agar berani memulai usahanya. Semoga sukses.
Allah a’lam bi sh-shawab.
Wassalamualaikum wrwb.

 

Categories:

Silahkan Hubungi Kami